Temukan jutaan ebook, buku audio, dan banyak lagi dengan uji coba gratis

Hanya $11.99/bulan setelah uji coba. Batalkan kapan saja.

Maimo Kumolintang Harmoni Semesta
Maimo Kumolintang Harmoni Semesta
Maimo Kumolintang Harmoni Semesta
eBook206 halaman1 jam

Maimo Kumolintang Harmoni Semesta

Penilaian: 0 dari 5 bintang

()

Baca pratinjau

Tentang eBuku ini

Musik adalah cabang seni yang berhubungan dengan nada dan irama. Nada adalah bagian dari sains karena berhubungan dengan jumlah getaran perdetik. Jadi seni musik dan sains adalah satu kesatuan. Namun, banyak orang memahami sains, tetapi tidak bisa bermain musik. Itu karena pengajaran musik menekankan penggunaan pendengaran, yang sulit dipahami dengan perhitungan dan logika.

Minahasa adalah negeri yang di dalam namanya mengandung angka, yang menunjukan erat kaitannya dengan budaya angka dan arah.Reka ulang tangga nada diatonis kolintang mengikuti konsep hitungan keseimbangan gerak leluhur Minahasa, membuat seni musik menyatu dengan sains.

Buku Maimo Kumolintang,membuat pendekatan musik secara eksakta dengan hitungan yang sederhana.Simbol Akor dgn Huruf diganti dengan Simbol Arah yg bersifat universal dan deteksi keselarasan nada dengan pendengaran diganti dengan keseimbangan gerakan  yang dapat terlihat.Dengan pendekatan tersebut orang yang bukan musisi dapat bermain musik. 

Inovasi dari buku Maimo Kumolintang: 

1)Dengan cara kolintang,orang dapat belajar musik yang terukur hanya dengan jari tanpa alat musik.Jadi semua orang mendapat kesempatan yang sama(Equal opportunity)untuk memahami musik ,sehingga dapat memberantas buta musik ( Music illiteracy). 

2)Cara Kolintang dapat menggantikan pendeteksian nada secara audio dengan gerakan secara visual.Sehingga tuna rungupun dapat bermain musik.

3)Dengan pendekatan sains, akor dapat di operasikan secara matematika. Dapat disambung, di gabung (Union) dan, disusun sebagai deret. 

Permainan kubus Rubik yang menggunakan algoritma sulitpun dapat diselesaikan dengan Akor Arah.Sehingga permainan internasional Rubik Speed Cubing berkembang menjadi Rubik Rhythmic Cubing. 

Maimo Kumolintang  tidak sebatas keselarasan nada tetapi adalah bergerak seimbang dalam kehidupan baik secara jasmani maupun spiritual.

BahasaBahasa indonesia
Penerbitmarkus
Tanggal rilis6 Okt 2022
ISBN9798215232163
Maimo Kumolintang Harmoni Semesta
Penulis

Petrus Kaseke

Petrus Kaseke Pendidikan akhir, Teknik Mesin (tidak tamat), Universitas Gajah Mada Yogyakarta. Perintis dan pelestari Kolintang di Pulau Jawa. Perajin Kolintang untuk komersial sejak tahun 1965 sampai saat ini. Pelatih dan pemimpin paduan suara Kolintang Angklung dan membawa grupnya touring keliling dunia. Singapura 1970, Australia 1971, Amerika Serikat 1972, Eropa 1973. Pengajar musik di Sekolah Alkitab Gereja Pantekosta di Indonesia. Markus Soegiarto Pendidikan akhir, S1 Teknik Sipil, Universitas Trisakti Jakarta. Pemain Kolintang, Indonesia National Orchestra (INO) di bawah pimpinan Franki Raden. Pemain Kolintang, Sanggar Angklung Kolintang Zaini Gara. Pemain perkusi, anggota Percussive Arts Society (pas.org), USA. Pelatih Perkusi, anggota South East Asian Directors of Music (seadom.org), Thailand. Pelatih Kolintang, anggota Ikatan Pelatih Musik Kolintang Jakarta (IPMKJ). Pelatih Kolintang, anggota Ikatan Pelatih Kolintang Indonesia (IPKOLINDO). Pengurus Pusat Bidang Pendidikan dan Pelatihan, Persatuan Insan Kolintang Nasional (Pinkan) Indonesia di bawah Ketua Umum Ibu Penny Marsetio.

Penulis terkait

Terkait dengan Maimo Kumolintang Harmoni Semesta

E-book terkait

Ulasan untuk Maimo Kumolintang Harmoni Semesta

Penilaian: 0 dari 5 bintang
0 penilaian

0 rating0 ulasan

Apa pendapat Anda?

Ketuk untuk memberi peringkat

Ulasan minimal harus 10 kata

    Pratinjau buku

    Maimo Kumolintang Harmoni Semesta - Petrus Kaseke

    KATA PENGANTAR

    Inti dalam permainan kolintang diatonis adalah susunan nada dan urutan akor atau dengan kata lain ilmu harmoni. Namun, banyak orang takut belajar ilmu harmoni. Peraturan dan larangannya begitu memusingkan kepala.

    Maimo Kumolintang merupakan suatu pendekatan pada ilmu harmoni yang berbeda, bukan membuat pembaca/siswa pusing dulu tentang teori, tetapi berpangkal dari segi praktis, yaitu bagaimana kita dapat berorientasi pada deretan bilah yang tampaknya sama, bagaimana perpindahan dari akor yang satu ke akor yang lain dapat menjadi efisien, yakni dengan pergeseran jari, bukan pertama-tama pergeseran tangan. Untuk itu, Pak Petrus Kaseke bersama stafnya mengembangkan sejumlah kode dan singkatan yang mudah dihafal dan itu merupakan hasil dari praktik pelatihan ansambel kolintang selama puluhan tahun di lapangan.

    Namun, bagaimana dengan ilmu harmoni? Apakah menjadi tidak diperlukan? Sebenarnya kita semua memiliki feeling/bayangan untuk perubahan akor, karena telinga kita sudah tahu di mana akor harus berubah, akor mana yang cocok dan mana yang tidak. Hanya saja bakat alam ini perlu disempurnakan. Di dalam  lampiran buku ini disediakan sejumlah aransemen yang sudah dilengkapi dengan notasi akor-akor pilihan - tinggal dilatih.

    Ansambel kolintang di Indonesia praktis selalu dipakai untuk mengiringi lagu Barat dengan tangga nada mayor dan minor. Menarik bahwa pada halaman-halaman dan seterusnya juga dibicarakan iringan pentatonis. Menarik pula bahwa pada BAB VII, pengarang juga menyinggung filsafat, misalnya energi kolintang, simbol angka 3 dalam budaya Minahasa, hingga dibahas hubungan iringan kolintang dengan alat permainan kubus rubik, bahkan diterapkan pula pada tubuh manusia (pernapasan dan gerak lidah).

    Dengan demikian, buku Maimo Kumolintang tidak hanya merupakan buku untuk belajar bermain kolintang, tetapi menjadi buku pegangan tentang budaya Minahasa, termasuk sejarah dan filsafatnya. Buku ini ditulis oleh seorang yang punya hati untuk musik kolintang. Suatu buku yang pantas disebut buku standar musik kolintang.

    Karl-Edmund Prier SJ

    DAFTAR ISI

    KATA PENGANTAR

    PENDAHULUAN

    BAB I  TONG TING TANG

    A. Pengenalan Kolintang

    B. Getaran Mahabesar

    C. Menjadi Bijaksana

    D. Berhitung Berulang.

    BAB II  KAKIKAKAK

    A. Arah dan Gerakan

    B. Tempo

    C. Tongkat Pemukul

    D. Bermain Imajinasi

    BAB III  BERMAIN MELODI

    A. Penetapan Sasaran

    B. Susunan Nada Kolintang

    C. Penjarian kolintang

    D. Perjalanan Menapaki Nada

    BAB IV  AKOR TIGA NADA

    A. Selatiga antara Dua Nada

    B. Kombinasi Harmonis Tiga Nada

    C. Lingkaran Telapak Tangan

    D. Menyelaraskan Angin dan Matahari

    BAB V  AKOR EMPAT NADA

    A. Gabungan Dua Himpunan Akor

    B. Lintasan Akor Empat Nada

    C. Grip Babi Rusa

    D. Permainan Tiga Dimensi

    BAB VI  ANSAMBEL MUSIK KOLINTANG

    A. Berawal dari Satu Bilah

    B. Sitou Timou Tumou Tou

    C. Kode Te Manis

    D. Bermain Ansambel Musik Kolintang

    BAB VII  MAIMO KUMOLINTANG

    A. Instrumen Pusat dunia

    B. Energi Kolintang

    C. Harmoni Semesta

    D. Maimo Kumolintang

    PENUTUP

    LAMPIRAN

    DAFTAR PUSTAKA

    PARA PENULIS

    KOMENTAR

    PENDAHULUAN

    Kolintang merupakan warisan budaya Indonesia yang berasal dari Minahasa, Sulawesi Utara. Kolintang merupakan instrumen tradisional yang telah beradaptasi dengan budaya Barat, sehingga pengajarannya mengikuti kaidah musik Barat. Maimo Kumolintang adalah ajakan untuk ber tongtingtang , bergerak dalam keseimbangan mengikuti jejak nenek moyang untuk selaras dengan alam semesta.

    Minahasa dari kata Minaesa adalah sebuah negeri yang di dalam namanya mengandung angka. Angka mempunyai peran penting dalam budaya Minahasa termasuk juga untuk kolintang. Dengan mendesain ulang tangga nada diatonis mengikuti angka favorit Minahasa yang berpola segitiga Fraktal Sierpinski, musik dapat dijelaskan menggunakan sains yang jarak antar nadanya dapat kita dihitung dengan matematika sederhana. Kepekaan terhadap nada tidak lagi menjadi syarat utama, sehingga lebih mudah dipahami, bahkan oleh orang yang tidak berkecimpung di bidang musik. Misalnya, mempelajari musik kolintang dengan mode visual menggantikan pendeteksian nada melalui pendengaran dengan gerakan tangan yang posisi, dan jaraknya dapat diukur menggunakan jari di telapak tangan. Dengan pendekatan yang terukur secara visual, akan menjadi solusi untuk orang yang kesulitan membedakan nada atau akor.

    Maimo Kumolintang tidak terbatas pada harmoni musik tetapi juga menyangkut keseimbangan gerak, pengaturan waktu, ketepatan sasaran, dan membangkitkan imajinasi serta kreativitas. Dalam situasi dunia yang berubah secara drastis yang dikenal sebagai era disrupsi atau gangguan besar yang membuat akar-akarnya tercabut, mengikuti jejak para leluhur yang 'adalah akarnya' dapat mengendalikan kehidupan.

    Buku ini menggunakan pendekatan holistik dalam mengikuti 'akar' untuk memaksimalkan kemampuan manusia seutuhnya.

    BAB I  TONG TING TANG

    A. 

    Pengenalan Kolintang

    Secara fisik, bentuk instrumen kolintang seperti sebuah meja berbentuk kotak peti atau palung yang di bagian atasnya terhampar bilah-bilah kayu yang menghasilkan nada apabila dipukul.

    GAMBAR I.1 KOLINTANG dengan 25 bilah.

    GAMBAR I.2 BAGIAN-BAGIAN kolintang.

    Berdasarkan fungsinya alat musik, kolintang dapat dikelompokkan menjadi 3 jenis, yaitu:

    Kolintang Pengiring, yang menghasilkan nada harmonis atau akor. Kolintang pengiring seperti pada gambar I.2 adalah jenis yang paling banyak dijumpai, dengan variasi ukuran bilah dan dimensi peti resonatornya.

    Kolintang Bas, berfungsi menghasilkan nada rendah dan menentukan irama. Kolintang bas mempunyai ukuran bilah yang lebar, sehingga ukuran petinya lebih besar, dibagi menjadi dua peti resonator yang digabung bersebelahan.

    GAMBAR I. 3  KOLINTANG Bas

    Kolintang Melodi, digunakan untuk memainkan rangkaian nada-nada sebuah lagu. Kolintang Melodi mempunyai jumlah bilah yang lebih banyak dibanding dengan kolintang pengiring, menjadikan ukuran petinya terlalu panjang, maka bilah-bilah ditempatkan pada dua peti yang disusun dua baris muka belakang seperti gambar di bawah.

    GAMBAR I. 4 PERUBAHAN dari susunan standar menjadi susunan melodi

    Sebagai alat musik, kolintang terletak di antara budaya tradisional dan modern, karena berasal dari instrumen tradisi, tetapi sudah berkembang menjadi bertangga nada diatonis yang sering dipakai dalam musik modern.

    Semua jenis instrumen kolintang standar memiliki ciri-ciri yang sama, bilah-bilah nadanya disusun bergradasi kromatis atau susunan tangga nada kelipatan 12 nada. Berdasarkan kesamaan di atas, untuk pengajaran dalam buku ini menggunakan acuan instrumen kolintang dengan susunan nada sebanyak 25 bilah.

    B.   

    Getaran Mahabesar

    Kata kolintang adalah onomatope atau kata yang menirukan bunyi-bunyi dari sumber yang digambarkannya, yaitu bunyi tong ting tang .

    Tong ting tang tidak hanya menginformasikan perbedaan bunyi di mana tong bernada rendah, ting bernada tinggi, dan tang bernada sedang. Tetapi, juga gerakan dinamis bolak-balik dari nada rendah sampai nada tinggi, dengan kata lain bergetar melalui poros nada yang berada di tengah.

    Menikmati pratinjau?
    Halaman 1 dari 1