Alona
Oleh Irpan Rispandi
3/5
()
Tentang eBuku ini
Setelah berjuang melawan mental block, akhirnya buku ke-4 ini bisa saya terbitkan. Materinya berisi kelanjutan diary pengalaman sehari-hari yang ditulis dalam bentuk puitis. Mudah-mudahan bisa memberikan penghiburan bagi mereka yang senang dengan sajian racikan kata.
Segala bentuk kekurangan dan kekeliruan itu menjadi bukti bahwa saya hanyalah pembelajar tanpa pernah menjadi sempurna. Saya menerima segala bentuk kritik dan masukan untuk saya jadikan bahan memperbaiki diri.
Irpan Rispandi
I am an Internet citizen since 1995. Crunching a lot of information that available on the internet. Those informations make up my mind and the way I think.
Baca buku lainnya dari Irpan Rispandi
Baris Puitis & Haiku Penilaian: 5 dari 5 bintang5/5Twisi Diary: Puisi-puisi twitter Penilaian: 5 dari 5 bintang5/5Diary Puisi: #2 Padma Penilaian: 5 dari 5 bintang5/5Diary Puisi: #3 Magnolia Penilaian: 4 dari 5 bintang4/5
Terkait dengan Alona
E-book terkait
Cinta (Buku #2 dalam Buku Harian Vampir) Penilaian: 4 dari 5 bintang4/5Penghianatan (Buku #3 Dalam Buku Harian Vampir) Penilaian: 5 dari 5 bintang5/5Perempuan Bergaun Kafan Penilaian: 0 dari 5 bintang0 penilaianTrilogi Pelelangan: Sebuah “Jane Eyre” Zaman Modern (Bahasa Indonesia) Penilaian: 4 dari 5 bintang4/5R[a]indu Penilaian: 0 dari 5 bintang0 penilaianIni Tentang Hidupku Penilaian: 0 dari 5 bintang0 penilaianSurat Untuk Adinda Penilaian: 5 dari 5 bintang5/5Bintang Kejora Penilaian: 0 dari 5 bintang0 penilaianTumbal Janin Penilaian: 1 dari 5 bintang1/5Melodi Pelangi Rasa Penilaian: 0 dari 5 bintang0 penilaianKisah Hikayat Nabi Isa AS Putra Siti Maryam & Burung Merpati Yang Tercipta Dari Tanah Liat Penilaian: 0 dari 5 bintang0 penilaianMalam Ketika Dia Menembak Dirinya (Kumpulan Cerpen) Penilaian: 5 dari 5 bintang5/5Paris, Demain Matin... Penilaian: 5 dari 5 bintang5/5Perjuangan Para Pahlawan (Buku #1 Dari Cincin Bertuah) Penilaian: 4 dari 5 bintang4/5Tarian Kelopak Rindu Penilaian: 3 dari 5 bintang3/5Tapol Penilaian: 4 dari 5 bintang4/5Perjalanan ke masa lalu Penilaian: 0 dari 5 bintang0 penilaianAku Anak yang Menyimpan Tanya Penilaian: 0 dari 5 bintang0 penilaianRindu yang Memanggil Pulang Penilaian: 5 dari 5 bintang5/5Malin Kundang: Si Arcaraga Penilaian: 4 dari 5 bintang4/5Menolak Panggilan Pulang Penilaian: 4 dari 5 bintang4/5Minuet (Antologi Puisi) Penilaian: 0 dari 5 bintang0 penilaianL Factor Penilaian: 0 dari 5 bintang0 penilaianPupus (Kumpulan Puisi) Penilaian: 0 dari 5 bintang0 penilaianRindu Itu Penilaian: 0 dari 5 bintang0 penilaianRinai dalam Angan Penilaian: 0 dari 5 bintang0 penilaianHati Yang Purnama Penilaian: 5 dari 5 bintang5/5Harga Seorang Wanita Penilaian: 4 dari 5 bintang4/5Gajah Mada: Cinta Dua Dunia Penilaian: 4 dari 5 bintang4/5Sajak Sang Pencari Inspirasi Penilaian: 5 dari 5 bintang5/5
Puisi untuk Anda
Pahlawan Wanita Muslimah Dari Kerajaan Aceh Yang Melegenda Penilaian: 5 dari 5 bintang5/5Antologi Puisi Dan Haiku: Bulan, Bintang dan Cintaku Penilaian: 5 dari 5 bintang5/5Tuhan Yang Mengagumkan Penilaian: 0 dari 5 bintang0 penilaianRindu yang Memanggil Pulang Penilaian: 5 dari 5 bintang5/5Sajak Sang Pencari Inspirasi Penilaian: 5 dari 5 bintang5/5Minuet (Antologi Puisi) Penilaian: 0 dari 5 bintang0 penilaianIni Tentang Hidupku Penilaian: 0 dari 5 bintang0 penilaianRetak (Kumpulan Puisi) Penilaian: 0 dari 5 bintang0 penilaianRindu Itu Penilaian: 0 dari 5 bintang0 penilaianMimpi (Kumpulan Puisi) Penilaian: 0 dari 5 bintang0 penilaian
Kategori terkait
Ulasan untuk Alona
2 rating0 ulasan
Pratinjau buku
Alona - Irpan Rispandi
#4
ALONA
Diary Puisi
Irpan Rispandi
Pengantar
Perlahan lembar-lembar kertas mengeras
Setelah sebelumnya mengabut
Halaman demi halaman,
nampak namun hampa
Bak asap pipih yang disentuh tembus
Pena jari meraba ruang kosong
Bait diatas adalah penggalan dari puisi yang terdapat di buku ini. Ini bercerita tentang bagaima kekuatan untuk merangkai kata sempat melemah.
Tiada rasa yang teraduk bak adonan coklat, semua datar hampa. Karenanya tak ada kata-kata yang bisa menjelma menjadi puisi.
Namun ketika masa itu berlalu, dan pasti akan berlalu, perlahan jemari menari, bait-bait terakit mengait, rasa kembali menghangat atau mungkin dingin, namun tetap indah.
Keindahan dalam hangat mupun dingin ini haruslah diabadikan dalam rangkaian rima kata berirama.
Dalam tiap sapuan tinta
Tergaris panjang kisah-kisah
Yang dengan sendirinya bercerita
Riuh redup istana rasa
Sampaikan kepada dunia, betapa hidup ini indah saat hangat atau bahkan ketika