Temukan jutaan ebook, buku audio, dan banyak lagi dengan uji coba gratis

Hanya $11.99/bulan setelah uji coba. Batalkan kapan saja.

Diary Puisi: #2 Padma
Diary Puisi: #2 Padma
Diary Puisi: #2 Padma
eBook38 halaman18 menit

Diary Puisi: #2 Padma

Penilaian: 5 dari 5 bintang

5/5

()

Baca pratinjau

Tentang eBuku ini

Pembaca yang budiman, perkenankan saya mempersembahkan sebuah lukisan yang digambar dengan untaian kata, bait-bait puisi. Di dalamnya terdapat puisi-puisi yang dirunut berdasarkan tanggal saat inspirasi puisi tersebut hadir. Kumpulan puisi-puisi dalam buku ini membentuk satu episode dari kehidupan.
Semoga, setelah membaca, melihat dan menikmatinya dengan mata jiwa, lukisan kata ini dapat menjadi sesuatu yang menempati ruang hati para pembaca sekalian.

BahasaBahasa indonesia
Tanggal rilis3 Nov 2017
ISBN9781370793068
Diary Puisi: #2 Padma
Penulis

Irpan Rispandi

I am an Internet citizen since 1995. Crunching a lot of information that available on the internet. Those informations make up my mind and the way I think.

Baca buku lainnya dari Irpan Rispandi

Terkait dengan Diary Puisi

E-book terkait

Romansa untuk Anda

Lihat Selengkapnya

Kategori terkait

Ulasan untuk Diary Puisi

Penilaian: 5 dari 5 bintang
5/5

2 rating0 ulasan

Apa pendapat Anda?

Ketuk untuk memberi peringkat

Ulasan minimal harus 10 kata

    Pratinjau buku

    Diary Puisi - Irpan Rispandi

    #2

    PADMA

    Diary Puisi

    Irpan Rispandi

    Pengantar

    Kehidupan manusia mengalir hari demi hari. Namun demikian, layaknya sebuah kisah, perjalanan hidup kita itu mempunyai episode-episode. Satu episode terdiri dari peristiwa-peristiwa seputar suatu hal yang sama.

    Tiap peristiwa yang terjadi akan menempati satu ruang kenangan dalam benak kita. Namun ada kalanya ruang tersebut terlupakan dan hilang. Sehingga segala indah peristiwa di dalamnya tak bisa diresapi lagi. Dan episode hidup kita menjadi tidak utuh.

    Karenanya, selain di ruang kenangan, peristiwa-peristiwa itu baiknya dicatat juga. Jadikannya abadi. Itulah mengapa banyak orang menulis Diary, catatan pengalaman sehari-hari, tempat kita mencurahkan isi hati.

    Suatu peristiwa itu ibarat satu noktah warna dalam sebuah lukisan. Jika dia berdiri sendiri, dia hanya setitik warna tanpa makna. Lain halnya jika kita merangkai noktah-noktah warna peristiwa ini, maka mereka akan mewujud menjadi lukisan episode hidup.

    Pembaca yang budiman, perkenankan saya

    Menikmati pratinjau?
    Halaman 1 dari 1