Temukan jutaan ebook, buku audio, dan banyak lagi dengan uji coba gratis

Hanya $11.99/bulan setelah uji coba. Batalkan kapan saja.

Rahasia Perawan Ginaya
Rahasia Perawan Ginaya
Rahasia Perawan Ginaya
eBook129 halaman1 jam

Rahasia Perawan Ginaya

Penilaian: 4 dari 5 bintang

4/5

()

Baca pratinjau

Tentang eBuku ini

Andre diminta sahabatnya Anwar untuk menemani Ginaya, kekasih Anwar, yang akan menghadiri acara reuni SMA. Pada acara itu Andre dan Ginaya berpura-pura menjadi sepasang kekasih. Aksi pura-pura mereka berakhir dengan tak terduga, yang berawal dari sentuhan nakal Andre.
Apa yang terjadi selanjutnya? Ikuti kisahnya
 

BahasaBahasa indonesia
Tanggal rilis27 Feb 2022
ISBN9798201168261
Rahasia Perawan Ginaya

Baca buku lainnya dari Enny Arrow

Terkait dengan Rahasia Perawan Ginaya

E-book terkait

Romansa Kontemporer untuk Anda

Lihat Selengkapnya

Ulasan untuk Rahasia Perawan Ginaya

Penilaian: 3.8222222222222224 dari 5 bintang
4/5

45 rating2 ulasan

Apa pendapat Anda?

Ketuk untuk memberi peringkat

Ulasan minimal harus 10 kata

  • Penilaian: 5 dari 5 bintang
    5/5
    good story, just like the re good story, just like the real thing good story, just like the real thingal thing

    1 orang merasa ini bermanfaat.

  • Penilaian: 2 dari 5 bintang
    2/5
    Awalnya sih bagus banget, tp kenikmatan membaca jadi rusak ketika adegan cerita melibatkan kamera ponsel, absurd!!

Pratinjau buku

Rahasia Perawan Ginaya - Enny Arrow

Versi Baru

Diterbitkan oleh

EnnyArrow Digitals

Berdasarkan peristiwa yang benar-benar terjadi

1

JADI, ceritanya aku akan menjadi pacar kamu? Andre Purwosengkono bertanya sambil melirik perempuan di sebelahnya. Perempuan yang duduk di samping Andre mengenakan gaun berwarna hitam yang elegan, dengan kain penutup kepala yang juga berwarna hitam. Dia memiliki sepasang mata yang tajam dengan hidung mancung. Kulitnya putih dan nyaris tanpa hiasan.

Tepatnya kamu akan berpura-pura menjadi pacar aku, Andre. Jadi kita gak bener-bener pacaran, perempuan itu, Ginaya Maharani membetulkan kalimat Andre.

Terus terang, aku rada gak percaya ketika Anwar menelpon aku dan meminta aku untuk berpura-pura menjadi pacar kamu, Andre kembali berkata sambil melirik ke kaca spion. Mereka kini berada di jalan tol. Mobil yang dikemudikan Andre melaju dengan cepat.

Iya, aku yang minta agar Anwar menghubungi kamu. Anwar kan nanti pulang ke Jakarta minggu depan, sementara untuk acara Valentine ini aku benar-benar butuh didampingi pacar. Jadi karena pacar aku gak ada, terpaksa deh minta kamu untuk pura-pura menjadi pacar aku... Ginaya berujar panjang lebar sambil melirik ke ponsel yang berada di tangannya.

Emang penting ya, kehadiran seorang pacar dalam acara yang akan kita datangi ini? Andre kembali bertanya sambil memindahkan gigi persneling.

Ya pentinglah. Namanya juga acara Valentine. Gak seru dong kalu acara Valentine lalu aku hadir gak punya pasangan... Ginaya berujar sambil tersenyum. Dia terlihat mematut dirinya di depan ponsel. Rupanya dia mengaktifkan fitur kamera untuk melihat seperti apa wajahnya.

Anwar tadi bilang ini semacam acara reunian ya?

Iya, acara reunian terbatas sebenarnya, Ginaya menjawab sambil mematikan fitur kamera di ponsel. Jadi gini, dulu di SMA, kita punya semacam grup. Grup kita itu dulu anggotanya semua cewek tercantik di sekolah kami, di angkatan kami. Jadi ada 15 orang anggotanya termasuk aku. Nah kita mau bikin reunian grup kami itu...

Hmm... Gitu ya...

Iya, sebenarnya sih rencana reunian kita itu udah lama namun gak pernah jadi. Tahun lalu kita udah niat banget untuk bikin tapi gak jadi karena Covid. Nah sekarang kan udah lumayan. Meski ada Omicron tapi secara umum udah aman jadi kita bikin aja...

Tapi, jika aku pura-pura jadi pacar kamu, apa teman kamu gak akan tahu? Andre kembali bertanya.

Kayaknya gak sih, jawab Ginaya. Aku kan jarang banget memasang foto aku dan Anwar di medsos. Juga, jika mereka pernah liat foto aku dan Anwar, aku bilang aja kita udah putus dan kamu itu pacar aku yang baru...

Masuk akal juga sih. Oh ya, satu pertanyaan lagi...

Ihhh kamu kok kayak wartawan aja. Dari tadi nanya melulu. Mau nanya apaan lagi sih?

Ini pertanyaan paling penting sebenarnya....

Apa pertanyaannya?

Pertanyaannya adalah, ‘kenapa aku’? Maksud aku, dari sekian banyak teman Anwar kenapa aku yang diminta untuk pura-pura menjadi pacar kamu?

Pertanyaan bagus, Ginaya berujar sambil tersenyum. Jadi gini, aku dulu itu kan termasuk cewek populer. Jadi setidaknya jika aku hadir di reunian ini, aku harus didampingi oleh seseorang yang keren. Nah kamu memenuhi syarat untuk itu. Kamu itu keren. Ganteng yang jantan, bukan ganteng yang cantik...

Wah aku jadi tersipu-sipu nih...

Beneran kok. Kamu itu ganteng. Di antara semua teman Anwar kamu itu yang paling ganteng. Jadi gak heran jika nama kamu yang diusulkan Anwar untuk pura-pura menjadi pacar aku...

Andre mengangguk. Mereka kini telah meninggalkan jalan tol Cawang dan memasuki jalan utama yang dipadati kendaraan. Malam kini menjelang. Beraneka mobil dengan lampu kendaraan menyatu dalam hiruk pikuk Jakarta yang gemuruh.

2

MEREKA kini memasuki gerbang sebuah perumahan elit di Jakarta Selatan. Setelah meninggalkan kartu identitas ke Satpam yang berjaga, mobil mereka memasuki kawasan yang dipenuhi rumah mewah dengan jalan yang lebar.

Kita di sebelah sana, Ginaya berkata sambil melirik ke ponsel, memastikan kalau yang mereka tuju merupakan alamat yang benar.

Nah, di sana tempatnya, Ginaya kembali berkata.

Mobil mereka berhenti di depan sebuah rumah dua lantai yang mewah. Samar terdengar bunyi musik instrumentalia yang mengalun merdu. Seorang perempuan yang mengenakan gaun berwarna biru muda muncul. Wajahnya tersenyum ketika melihat Ginaya.

Haiiii... Ginaaaa.. Long time no see... Perempuan itu mendekati Ginaya dengan senyum merekah. Kedua perempuan iu kemudian melakukan cipika-cipiki.

Halo Wulan, gimana kabarnya? Kamu makin cantik aja...

Iya dong. Dari dulu kan kita memang cantik. Oh ya ini siapa? Suami atau kekasih?

Kekasih dong. Aku kan belum nikah. Belum kepingin nikah, jawab Ginaya. Dia kemudian melirik ke Andre. Oh ya kenalkan, ini Andre, pacar aku. Andre, ini Wulan, dia tuan rumah di sini...

Wulan cepat-cepat mengatupkan kedua telapak tangan di depan dada, diikuti oleh Andre yang juga melakukan hal yang sama.

Yuk kita ke dalam. Semua udah ada, kita tinggal nunggu kamu... Wulan menggandeng lengan Ginaya dengan akrab. Mereka memasuki rumah, diikuti Andre.

Di dalam rumah tak ada orang. Wulan menunjuk ke sebuah tangga yang terletak di sebelah kanan. Acaranya di lantai dua aja, supaya lebih enak, katanya.

Bunyi lagu instrumental Kenny G semakin nyaring. Di lantai dua nampak belasan pasangan. Rata-rata para perempuan memekik girang ketika melihat Ginaya. Mereka berebutan bersalaman dan ber-cipika-cipiki. Ginaya kemudian memperkenalkan Andre kepada teman-temannya.

Dengan agak grogi, Andre mengangguk dan berkali-kali mengatupkan kedua telapak tangannya di depan dada. Ternyata Ginaya tidak berdusta ketika mengatakan kalau dulu semasa SMA, dia punya kelompok yang anggotanya cewek tercantik di sekolah mereka. Semua perempuan yang diperkenalkan Ginaya kepadanya berparas cantik, rata-rata dengan tubuh yang proporsional.

Rata-rata para perempuan ini memiliki kecantikan alamiah, persis seperti Ginaya. Hanya tiga perempuan yang mengenakan make up tebal. Selebihnya hanya mengenakan make up tipis.

Diam-diam Andre memperhatikan ruangan ini. Ruangan ini telah dihias dengan warna mayoritas pink, yang merupakan warna khas pada perayaan Hari Valentine.

Ruangan ini cukup luas. Sebuah layar berwarna putih yang kelihatannya untuk projector berada di depan, diapit oleh dua banner bertuliskan Valentine’s Day White Angels

Menikmati pratinjau?
Halaman 1 dari 1