Temukan jutaan ebook, buku audio, dan banyak lagi dengan uji coba gratis

Hanya $11.99/bulan setelah uji coba. Batalkan kapan saja.

Damayanti Istriku, Selingkuh
Damayanti Istriku, Selingkuh
Damayanti Istriku, Selingkuh
eBook69 halaman37 menit

Damayanti Istriku, Selingkuh

Penilaian: 4 dari 5 bintang

4/5

()

Baca pratinjau

Tentang eBuku ini

Damayanti istriku ingin mengunduh film Korea. Aku lalu mengundang Sofyan temanku ke rumahku. Sofyan adalah penggemar film yang punya banyak koleksi film Korea.

Rupanya, undanganku itu merupakan awal dari sebuah kisah yang sama sekali tak kusangka. Kisah tak terduga antara Damayanti istriku dengan Sofyan.

Seperti apa kisahnya?
 

BahasaBahasa indonesia
Tanggal rilis26 Nov 2018
ISBN9781386492511
Damayanti Istriku, Selingkuh

Baca buku lainnya dari Gilang Pakurangga

Terkait dengan Damayanti Istriku, Selingkuh

E-book terkait

Romansa untuk Anda

Lihat Selengkapnya

Ulasan untuk Damayanti Istriku, Selingkuh

Penilaian: 4.037037037037037 dari 5 bintang
4/5

27 rating0 ulasan

Apa pendapat Anda?

Ketuk untuk memberi peringkat

Ulasan minimal harus 10 kata

    Pratinjau buku

    Damayanti Istriku, Selingkuh - Gilang Pakurangga

    Diterbitkan oleh:

    Pakurangga Press

    Hak Cipta Dilindungi Undang-undang

    Sebagaimana diceritakan Guntur Purnomo kepada Gilang Pakurangga

    Cerita ini benar-benar terjadi.

    Demi alasan privacy, semua nama dan sejumlah detil dalam kisah ini terpaksa disamarkan

    1

    SEMUA orang yang menikah, pasti menginginkan pernikahan yang bahagia. Bahagia, dalam arti, bisa memberikan kesenangan dan ketenteraman bagi semua anggota keluarga. Tak hanya bahagia secara lahir, namun juga bathin.

    Pernikahanku dengan Damayanti kini sudah memasuki tahun kesembilan. Sejauh yang kuamati, kurasakan (dan yang kuharapkan), pernikahan kami lumayan bahagia.

    Dari segi materi, kami berkecukupan. Aku bekerja di sebuah perusahaan swasta dengan posisi yang lumayan. Sementara Damayanti istriku merupakan aparat sipil negara (ASN) yang juga posisinya sudah lumayan.

    Dengan posisi karier kami yang sejauh ini sangat menjanjikan, kami dianugerahi materi yang lebih dari cukup. Masing-masing dari kami punya mobil sendiri. Kami memutuskan membeli (atau tepatnya mengkredit) mobil dengan pertimbangan lokasi tempat kami bekerja sangat berjauhan, dan akan merepotkan jika aku harus mengantar atau menjemputnya.

    Kami menetap di sebuah perumahan yang asri di Jakarta. Lokasi detilnya, maaf seribu maaf, tak dapat aku paparkan dalam kisah ini. Rumah kami bercorak minimalis dengan dua lantai.

    Kami dianugerahi Sang Pencipta dua anak yang lucu-lucu dan sehat, masing-masing berusia delapan dan enam tahun.

    Damayanti istriku orangnya cantik. Aku memang punya selera yang lumayan tinggi untuk pendamping hidup. Ketika masih muda, aku beberapa kali pacaran dan semua kekasihku itu berwajah cantik. Damayanti salah satu perempuan tercantik yang aku kenal, dan aku sangat beruntung ketika akhirnya berhasil menyuntingnya.

    Damayanti berasal dari keluarga baik-baik, yang sejak kecil menanamkan akhlak dan moral yang tinggi kepadanya. Karena keluarganya taat beribadah, Damayanti juga merupakan istri dan ibu yang saleh dan taat beribadah. Damayantilah yang sering kali mengingatkan aku agar menjalankan ibadah, terutama di waktu yang menantang seperti subuh.

    Karena Damayanti dididik dalam keluarga yang menjunjung tinggi norma kesusilaan, maka dia juga merupakan perempuan yang sangat mementingkan kesopanan. Dia sengaja membatasi diri ketika bergaul dengan para lelaki di kompleks perumahan. Dia tak begitu suka bercengkerama dan bercanda dengan sesama bapak-bapak, seperti yang dilakukan istri lain di kompleks perumahan. Begitu juga di kantornya. Dia memberi batas yang tegas dan jelas dalam hal pergaulan dengan teman sekerja laki-laki.

    Sejak dua tahun lalu, Damayanti memutuskan untuk mengenakan busana yang tertutup, dari ujung rambut hingga ujung kaki. Aku, tentu saja, menyambut keputusannya dengan gembira.

    Sejak memutuskan untuk mengenakan busana tertutup, sebagai konsekuensinya, busana yang dibelinya pun yang serba tertutup. Untunglah, Damayanti itu perempuan yang realistis. Ketika membeli busana, dia lebih mementingkan fungsi dan juga keindahan, dan tak melulu soal harga. Ada kalanya dia membeli busana yang harganya murah, namun sangat pas ketika dipakai.

    Dengan busana tertutup yang selalu dipakai baik ke kantor maupun ke acara di kompleks perumahan, Damayanti terlihat semakin anggun dan jelita. Ya. Untuk alasan tertentu, semua perempuan yang mengenakan busana tertutup memang terlihat jauh lebih cantik dibanding yang terbuka. Aku tak tahu kenapa.

    Damayanti yang pada dasarnya sudah cantik, menjadi semakin memesona ketika mengenakan busana tertutup.

    ***

    Sosok Damayanti dalam keluargaku, sebagai istri dan ibu, membuat hidupku terasa sangat lengkap. Apalagi perangai Damayanti yang memang selalu mencerminkan perilaku yang sesuai dengan norma kesusilaan. Gaya bicaranya lembut. Jika berbicara dengan orang lain, terutama dengan sesama ibu-ibu, dia selalu menatap penuh perhatian dan menimpali dengan ungkapan yang simpatik.

    Kondisi berbeda ketika dia berbicara dengan laki-laki, teman sebayaku. Damayanti lebih memilih

    Menikmati pratinjau?
    Halaman 1 dari 1