Temukan jutaan ebook, buku audio, dan banyak lagi dengan uji coba gratis

Hanya $11.99/bulan setelah uji coba. Batalkan kapan saja.

Menggoda Aurell, Kekasih Teman
Menggoda Aurell, Kekasih Teman
Menggoda Aurell, Kekasih Teman
eBook127 halaman1 jam

Menggoda Aurell, Kekasih Teman

Penilaian: 5 dari 5 bintang

5/5

()

Baca pratinjau

Tentang eBuku ini

Randy diminta sahabatnya Akbar untuk menjemput Aurell, kekasih Akbar, yang terjebak hujan di minimarket. Ketika mengantar Aurell, muncul ide iseng di benak Randy.
Apa yang terjadi selanjutnya? 
Ikuti kisah yang mendebarkan ini...

BahasaBahasa indonesia
Tanggal rilis18 Okt 2022
ISBN9798215717844
Menggoda Aurell, Kekasih Teman

Baca buku lainnya dari Enny Arrow

Terkait dengan Menggoda Aurell, Kekasih Teman

E-book terkait

Romansa Kontemporer untuk Anda

Lihat Selengkapnya

Ulasan untuk Menggoda Aurell, Kekasih Teman

Penilaian: 5 dari 5 bintang
5/5

4 rating0 ulasan

Apa pendapat Anda?

Ketuk untuk memberi peringkat

Ulasan minimal harus 10 kata

    Pratinjau buku

    Menggoda Aurell, Kekasih Teman - Enny Arrow

    Diterbitkan oleh

    EnnyArrow Digitals

    Versi Baru

    Hak Cipta Dilindungi Undang-undang

    Dilarang memperbanyak, memperbanyak sebagian atau seluruh isi dari buku ini dalam bentuk apapun, tanpa izin tertulis dari penerbit

    1

    HUJAN mengguyur dengan deras. Hembusan angin yang cukup kencang menimbulkan suara aneh. Di kejauhan, bunyi petir menggemuruh.

    Randy Purwodirejo memeluk dada, mencoba menahan rasa dingin yang seketika menghantam dirinya. Meski berada di rumah namun hujan deras ditambah hembusan angin membuat hawa terasa dingin.

    Ponselnya tiba-tiba berbunyi. Dengan enggan dia melihat ke ponselnya. Tertera nama Akbar sebagai penelpon.

    Randy mengerutkan keningnya. Kenapa Akbar menelponnya saat ini? Sepanjang yang diketahuinya, Akbar saat ini sedang berada di Yogyakarta untuk urusan pekerjaan.

    Woi bro, kenapa? Randy berujar setelah memencet tombol penerima.

    Ran, kamu lagi di mana? Terdengar suara Akbar dari balik telepon.

    Aku lagi di rumah. Barusan nyampe dari kantor. Kenapa emang?

    Di sana hujan gak? Akbar justru balik bertanya.

    Gak hujan, sih, hanya air turun, Randy menjawab setengah bercanda.

    Sialan kamu Ran, aku serius, di sana hujan gak? kembali terdengar suara Akbar. Nada suaranya terdengar mendesak.

    Di sini hujan bro, hujan yang amat sangat deras. Kamu bisa dengar suara hujannya kan? Randy kemudian mengangkat teleponnya dan mengarahkan ke luar.

    Iya, aku tahu kalau di sana lagi hujan. Makanya aku mau minta tolong ke kamu, kata Akbar.

    Minta tolong apaan bro? Mau minta tolong agar aku menjadi Pawang Hujan dan menghentikan hujan yang turun? Randy kembali berujar dengan nada canda.

    Ah, kamu ini bercanda melulu. Ini bro, tentang Aurell...

    Oh Aurell kenapa bro? Apa dia terkena masalah? Dia baik-baik saja bukan? Nada bercanda segera hilang dari suara Randy.

    Aurell, tepatnya Aurell Amaradewi adalah kekasih Akbar, atau Akbar Umaryanto yang kini menelponnya.

    Kalau masalah sih enggak. Dia hanya terjebak aja...

    Terjebak? Maksudnya?

    Dia lagi terjebak hujan. Begini, dia barusan belanja di Alfa**** di ujung perumahan. Dia tadi ke sana naik ojek online. Namun dia kini terjebak hujan...

    Oh jadi beneran ya, kamu pengen aku jadi Pawang Hujan dan menghentikan hujan ini supaya kekasih kamu bisa pulang?? Randy kembali berujar sambil tersenyum.

    Kamu mulai norak lagi nih. Gak lucu bro...

    Hahaha... Gitu aja marah. Jadi apa yang bisa aku bantu?

    Di rumah kamu ada payung kan? Bisa gak kamu bawakan payung untuk Aurell?

    Payung sih ada. Berapa?

    Berapa apanya?

    Berapa payung yang harus aku bawa ke Aurell?

    Sialan kamu Randy, dari tadi becanda melulu. Ya bawa satu payunglah, jika payungnya besar. Jika payung kecil tentu kamu bawa dua payung.

    Terus?

    Terus apa maksudnya?

    Setelah aku bawa payung terus ngapain? Aku antar dia pulang atau gimana?

    Tentu saja kamu temani dia pulang.

    "Kenapa dia gak naik taksi online aja?’

    Ah kamu seperti gak tau kalau di kompleks kita itu, pada jam segini, apalagi jika lagi hujan, taksi online gak ada. Atau kalau ada, mahal banget. Kecuali jika kamu yang bayarin sih boleh saja...

    Wah kalau sekarang aku lagi bokek. Tadi gak sempat narik duit dari ATM, kata Randy.

    Kalau gitu kamu jemput dia dengan payung dan antar dia ke rumah...

    Sekarang?

    Gak. Tahun depan. Kamu ini gimana sih? Ya sekarang dong...

    Haha... Jangan marah dong om, nanti cepat tua. Oke aku ke sana sekarang. Aku mandi dulu ya...

    Cepetan ya...

    Iya gak lama kok. Setelah mandi aku mau makan, setelah itu tiduran dikit dan setelah itu...

    Sialan kamu Randy, ayo kamu ke sana sekarang!!!

    Hahaha... Oke oke, on de wei deh...

    2

    AURELL Amaradewi sudah berdiri di dekat pintu masuk toko ketika Randy tiba. Di dekat Aurell ada tiga anak muda yang kelihatannya berusaha untuk berbicara dengannya. Di sebelah kanan mereka ada seorang laki-laki yang mengenakan helm bertanda kalau dia adalah ojek online. Tak jauh dari mereka ada bapak-bapak ditemani istrinya.

    Lama amat sih? Aurel berujar dengan wajah cemberut ketika Randy tiba. Dia segera mengambil payung yang disodorkan Randy.

    Sorry, aku udah berusaha datang secepat mungkin. Namun di hujan seperti ini aku agak sukar berjalan cepat, katanya. Emang kenapa?

    Tiga cowok tadi nyebelin. Dari tadi mereka mencoba berkenalan dan gak henti-hentinya meminta nomor ponsel aku..

    Oh, mereka mau mengajak kenalan? Randy berujar perlahan sambil mengimbangi langkah Aurell. Mereka kini mulai meninggalkan tempat parkir toko itu.

    Iya, mereka dari perumahan sebelah...

    Sebenarnya, itu salah kamu sendiri sih sehingga mereka pingin kenalan...

    Lho kok aku yang salah?

    Iya, salah kamu sendiri, kenapa kamu itu cantik banget. Karena kamu cantik, banyak cowok yang pingin kenalan. Jadi kamu yang salah...

    Ihhhh...  kamu ini ada-ada aja...

    Bener kok, kamu ini cantik. Akbar beruntung banget punya pacar secantik kamu...

    Alaaaaahhh... kamu ini sama aja dengan tiga cowok nyebelin itu...

    Haha... jangan marah dong bu, nanti hujannya jadi tambah gede kalau kamu marah...

    Iiiiihhhh...

    Keduanya terus melangkah. Hujan masih tetap mengucur dengan deras bahkan terasa semakin deras.

    "Jadi gimana, kita lewat jalan raya atau di setapak aja?’ randy bertanya.

    Jalan raya merupakan jalan resmi perumahan yang lebih ramai, namun lebih jauh. Sementara jalan setapak merupakan jalan pintas yang lebih sunyi karena jalannya masih agak rusak namun jaraknya lebih dekat.

    Mmmm... kayaknya kita lewat setapak aja supaya lebih cepat, kata Aurell.

    Mereka memasuki jalan setapak. Jalan itu agak gelap. Di kiri kanan jalan nampak pepohonan yang tinggi menjulang.

    Perumahan yang mereka tempati berlokasi di sudut Jakarta, yang

    Menikmati pratinjau?
    Halaman 1 dari 1