Temukan jutaan ebook, buku audio, dan banyak lagi dengan uji coba gratis

Hanya $11.99/bulan setelah uji coba. Batalkan kapan saja.

Rintih Audria, Istri Pemalu
Rintih Audria, Istri Pemalu
Rintih Audria, Istri Pemalu
eBook73 halaman31 menit

Rintih Audria, Istri Pemalu

Penilaian: 5 dari 5 bintang

5/5

()

Baca pratinjau

Tentang eBuku ini

Aku diminta Danang, tetanggaku yang sedang berada di luar kota untuk mengganti bohlam di kamarnya yang putus. Di kediaman Danang, aku bertemu Audria, istri Danang yang dikenal sebagai perempuan pemalu.

 

Lalu apa hubungannya dengan baju tidur motif jala? Ikuti kisah yang mendebarkan ini...

BahasaBahasa indonesia
Tanggal rilis19 Jan 2024
ISBN9798224006847
Rintih Audria, Istri Pemalu

Baca buku lainnya dari Enny Arrow

Terkait dengan Rintih Audria, Istri Pemalu

E-book terkait

Romansa untuk Anda

Lihat Selengkapnya

Ulasan untuk Rintih Audria, Istri Pemalu

Penilaian: 5 dari 5 bintang
5/5

3 rating0 ulasan

Apa pendapat Anda?

Ketuk untuk memberi peringkat

Ulasan minimal harus 10 kata

    Pratinjau buku

    Rintih Audria, Istri Pemalu - Enny Arrow

    Diterbitkan oleh

    EnnyArrow Digitals

    Versi Baru

    Sebagaimana Diceritakan

    Daniel Narada

    Hak Cipta Dilindungi Undang-undang

    1

    TETANGGA yang baik harus saling bantu jika ada yang kesusahan atau memerlukan pertolongan. Itu yang berlaku pada kompleks perumahan kami. Kami saling kenal, dan sedapat mungkin saling bantu.

    Itu yang aku lakukan ketika mendapat telepon dari Danang Saputro, salah satu tetanggaku. Rumah Danang persis bersebelahan dengan rumahku.

    Ya bro? ujarku tak lama setelah ponselku berdering.

    Kamu di mana bro? Terdengar suara Danang yang balik bertanya.

    Aku di rumah, barusan nyampe dari kantor. Kenapa bro?

    Gini Daniel, aku kan lagi di Jogja sekarang, ada urusan kantor. Nah barusan Audria istriku nelpon, katanya lampu di kamar tidur kami udah mati, kayaknya bohlamnya putus...

    Terus?

    Plafon kamar kami kebetulan lumayan tinggi dan Audria gak mampu menjangkau. Sementara Audria istriku itu takut gelap. Dia gak bisa tidur jika kamarnya gelap...

    Mmm gitu ya, ujarku. Ada yang bisa aku bantu?

    Iya, kalau kamu gak keberatan dan punya waktu, bisa gak kamu ke rumahku untuk mengganti bohlam yang putus itu?

    Tentu saja aku gak keberatan, ujarku sambil menoleh ke jam dinding. Nanti aku ke rumah kalian bentar lagi, setelah mandi dan makan malam.

    Ok sip Dan, tengkyu sebelumnya. Nanti aku telpon Audria dan bilang kalau kamu akan mampir untuk mengganti bohlam yang putus...

    Okay, jam berapa biasanya istri kamu tidur?

    Mmm... biasanya sih sekitar jam sembilan atau setengah sepuluh...

    Baik bro, mungkin sekitar setengah delapan aku ke rumah kamu...

    Sip sip bro, tengkyu sekali lagi ya...

    Percakapan telepon berhenti. Aku menarik nafas panjang.

    Danang tetanggaku itu sepanjang yang aku tahu memang sering dinas keluar kota. Dia bekerja di bagian pemasaran yang cakupan wilayahnya Pulau Jawa dan Indonesia Bagian Tengah.

    Perkawinannya dengan Audria berbuahkan dua anak yang masih kecil.

    Aku cepat-cepat makan dan kemudian mandi. Karena belum menikah, aku menyantap makanan yang tadi aku beli di rumah makan dalam perjalanan pulang dari kantor.

    Sekitar setengah delapan lebih sedikit, sambil berjalan kaki aku beranjak ke rumah Budiarti.

    2

    PINTU depan segera terbuka begitu aku membunyikan bel. Seorang perempuan menyambutku.

    Dia Audria, tepatnya Audria Ramadhani, istri Danang.

    Selamat malam mbak, sorry mengganggu. Tadi Danang nelpon katanya ada bohlam yang putus? Aku bertanya perlahan. Aku memang tak suka dan tak bisa berbasa basi dan langsung ke penyebab aku mendatangi rumah ini.

    Iya bang, bohlamnya putus kayaknya, mari silakan masuk bang, Audria tersenyum tersipu sambil mempersilahkan aku masuk.

    Di kompleks perumahan Audria memang dikenal sebagai perempuan pemalu. Dia sebenarnya terlihat ramah. Dia suka tersenyum. Namun biasanya senyum yang terpancar dari bibirnya merupakan senyum tersipu.

    Karena tergolong pemalu, dia jarang bicara dengan penghuni kompleks, terutama yang laki-laki.

    Karena bertetangga, aku beberapa kali mampir ke rumah ini, baik untuk sekedar berbincang ringan atau bermain catur dengan Danang. Selama aku berkunjung, Audria selalu menerima dengan ramah dan tentu disertai senyum sedikit tersipu.

    Kini senyum tersipu kembali diperlihatkan Audria.

    Kamarnya di sini bang,Audria berujar sambil menunjuk ke kamar paling depan.

    Kok sepi mbak? Anak-anak mana? Aku bertanya guna mengusir kekakuan.

    Jam segini anak-anak biasanya udah tidur, setelah seharian bermain, jawab Audria.

    Sepanjang yang

    Menikmati pratinjau?
    Halaman 1 dari 1