Temukan jutaan ebook, buku audio, dan banyak lagi dengan uji coba gratis

Hanya $11.99/bulan setelah uji coba. Batalkan kapan saja.

Digoyang Delisha, Tetangga Hamil
Digoyang Delisha, Tetangga Hamil
Digoyang Delisha, Tetangga Hamil
eBook102 halaman50 menit

Digoyang Delisha, Tetangga Hamil

Penilaian: 3 dari 5 bintang

3/5

()

Baca pratinjau

Tentang eBuku ini

Aku dimintai tolong oleh Delisha, tetanggaku, untuk mengganti tabung gas yang sudah habis. Aku pun mendatangi kediaman Delisha yang sedang hamil.

 

Usai mengganti tabung gas, hujan turun dengan deras sehingga aku tak bisa pulang. Aku pun berbincang dengan Delisha, yang sendirian di rumah karena Jatmiko suaminya sedang bekerja.

 

Apa yang terjadi kemudian? Silakan simak kisah yang menggetarkan ini...
 

BahasaBahasa indonesia
Tanggal rilis9 Jan 2023
ISBN9798215928417
Digoyang Delisha, Tetangga Hamil

Baca buku lainnya dari Enny Arrow

Terkait dengan Digoyang Delisha, Tetangga Hamil

E-book terkait

Romansa untuk Anda

Lihat Selengkapnya

Kategori terkait

Ulasan untuk Digoyang Delisha, Tetangga Hamil

Penilaian: 2.7777777777777777 dari 5 bintang
3/5

9 rating1 ulasan

Apa pendapat Anda?

Ketuk untuk memberi peringkat

Ulasan minimal harus 10 kata

  • Penilaian: 2 dari 5 bintang
    2/5
    Sangat memberi wawasan hidup bertetangga agar selalu tolong menolong dan hidup berdampingan

Pratinjau buku

Digoyang Delisha, Tetangga Hamil - Enny Arrow

Versi Baru

Diterbitkan oleh

EnnyArrow Digitals

Hak Cipta Dilindungi Undang-undang

Dilarang mengcopy atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini, tanpa izin tertulis dari Penerbit

Sebagaimana diceritakan Daniel Narada

1

BERCINTA dengan perempuan itu sangat menyenangkan. Terutama jika dia berwajah cantik. Terutama jika dia sedang hamil. Terutama jika perempuan yang hamil itu istri orang lain dan bukan istriku.

Hal ini yang kualami dengan Delisha Pringgodani, istri tetanggaku. Delisha adalah perempuan istri orang kedua yang berkencan denganku. Sebelum Delisha, aku pernah berhubungan gelap dengan perempuan bersuami, yakni Airin. Kisahku dengan Airin sudah pernah kuceritakan dalam buku sebelum ini, berjudul ‘Digoyang Airin, Istri Teman’ yang bisa Anda temukan di sejumlah ritel terkemuka.

Kisahku dengan Delisha berawal ketika aku menerima panggilan telepon di sore menjelang malam. Aku baru saja mandi usai pulang kantor ketika ponselku berbunyi.

Nomor telepon yang aku terima tak punya nama, pertanda si penelepon tidak berada dalam daftar kontakku. Aku sempat tak ingin menerima, namun akhirnya aku menekan tombol hijau pada ponselku.

Halo, ini dengan Daniel? Terdengar suara. Suara perempuan.

Iya aku Daniel, maaf ini dengan siapa ya? Aku balas bertanya.

Ini dari Lisha...

Mmm... Lisha siapa ya? Aku membayangkan siapa temanku yang bernama Lisha.

Lisha... Delisha... tetangga kamu lho...

Oh... mbak Delisha?’ Sorry... sorry... Soalnya nomor hape mbak gak ada di ponselku, kataku.

Kamu di mana sekarang? Di rumah?

Iya aku di rumah mbak. Ada yang bisa aku bantu?

Iya nih, aku perlu bantuan. Gini, gas di rumah kami barusan habis, padahal aku lagi manasin makanan. Aku gak bisa mengganti tabung gas. Bisa gak kamu ke sini dan ganti tabung gas-nya? Soalnya Jatmiko suamiku lagi di luar rumah, lagi antar penumpang...

Oh ganti tabung gas ya mbak? Oke, dikit lagi aku ke sana...

Kalau bisa sekarang aja ya, soalnya lagi nanggung nih, masakan udah sementara dipanasin soalnya...

Baik mbak, aku ke sana sekarang, kataku.

Oke, kalu bisa cepetan ya? Masuk di belakang aja, lewat dapur, soalnya aku pas lagi di dapur sekarang, katanya lagi.

Oke sip mbak, ujarku.

Aku tak merasa heran ketika Delisha meminta bantuanku untuk mengganti tabung gas. Di Indonesia, pemakaian tabung gas bisa disebut sebagai hal yang baru. Setelah puluhan tahun terbiasa menggunakan minyak tanah, warga ‘dipaksa’ menggunakan tabung gas untuk kompor gas.

Masyarakat, mau tak mau dipaksa untuk berakarab-ria dengan tabung gas, juga kompor gas. Tabung gas itu bisa habis dan harus diganti secara berkala.

Seharusnya mengganti tabung gas itu pekerjaan yang sepele. Namun bagi sejumlah perempuan, mengganti tabung gas itu merupakan pekerjaan berat yang tak bisa ditangani.

Tahun lalu aku pernah diminta sepupuku untuk ke rumahnya guna mengganti tabung gas. Aku menempuh perjalanan hampir satu jam menggunakan sepeda motor hanya untuk mengganti tabung gas.

Beberapa temanku juga pernah bercerita kalau istri mereka hingga saat ini masih belum bisa mengganti tabung gas. Selain enggan untuk belajar, banyak juga perempuan yang takut jika tabung gas yang diganti itu, entah dengan cara bagaimana, bisa meledak.

2

GERIMIS senja menerpa tubuhku begitu aku membuka pintu ruangan belakang. Rumahku dan rumah Delisha memang berdekatan, bahkan bersebelahan. Di belakang rumah kami ada jalan setapak yang membelah blok kami dengan blok sebelah, yang rumahnya membelakangi kami.

Dengan setengah berlari aku bergegas ke rumah Delisha. Aku mengetuk pintu belakang dan tak lama kemudian pintu itu terbuka. Delisha yang membukakan pintu.

Maaf ya Dan jika ngerepotin. Tapi tabung gas yang tiba-tiba habis itu menyebalkan banget, katanya.

Aku berjalan mengikutinya. Di sebelah kanan ruangan ini merupakan dapur, yang bersebelahan dengan bagian mencuci piring. Aku melihat ada wajan kecil berisi masakan yang terletak di atas kompor gas. Di dekat kompor gas aku melihat tabung gas.

Itu tabung gasnya, kata Delisha.

Ketika aku sedang membuka segel tabung gas yang baru, terdengar gemuruh di atap. Ternyata hujan sudah turun dengan lebatnya.

Wah syukurlah kamu udah nyampe. Kalu gak kamu bisa basah kuyup, kata Delisha.

Aku mengangguk. Dari suara yang bergemuruh, bisa dipastikan kalau di luar sana hujan sudah turun dengan sangat lebat.

Setelah segel tabung gas dibuka, aku segera membuka regulator di tabung gas yang sudah kosong dan menempatkannya di tabung yang baru.

Aku menekan dan memutar regulator sehingga terdengar bunyi ‘klik’ berkali-kali.

Aku kemudian memutar

Menikmati pratinjau?
Halaman 1 dari 1