Temukan jutaan ebook, buku audio, dan banyak lagi dengan uji coba gratis

Hanya $11.99/bulan setelah uji coba. Batalkan kapan saja.

Gairah Suster Riska
Gairah Suster Riska
Gairah Suster Riska
eBook97 halaman59 menit

Gairah Suster Riska

Penilaian: 4 dari 5 bintang

4/5

()

Baca pratinjau

Tentang eBuku ini

Awalnya aku kecelakaan lalulintas dan dirawat di rumah sakit. Aku akhirnya bertemu dengan suster cantik, suster Riska. Di situlah kisah selingkuhku dimulai....

BahasaBahasa indonesia
Tanggal rilis3 Nov 2022
ISBN9798215157336
Gairah Suster Riska

Baca buku lainnya dari Denus Enli

Terkait dengan Gairah Suster Riska

E-book terkait

Romansa Kontemporer untuk Anda

Lihat Selengkapnya

Ulasan untuk Gairah Suster Riska

Penilaian: 4 dari 5 bintang
4/5

4 rating2 ulasan

Apa pendapat Anda?

Ketuk untuk memberi peringkat

Ulasan minimal harus 10 kata

  • Penilaian: 5 dari 5 bintang
    5/5
    Ceritanya sangat bagus, berkesan, menjiwai. Ada hal mendidik setelah membuat kesalahan..
  • Penilaian: 5 dari 5 bintang
    5/5
    Asik ceritanya sangat mendebarkan. Menyentuh dan enak dibaca. Ditungguh karya selanjutnya...

    1 orang merasa ini bermanfaat.

Pratinjau buku

Gairah Suster Riska - Denus Enli

DITERBITKAN OLEH

DENUSDIGITALS

HAK CIPTA DILINDUNGI OLEH UNDANG-UNDANG

SEBAGAIMANA DICERITAKAN BILLY PRATIKNO

1

KESETIAAN itu merupakan jati diriku. Aku ditempa didikan orang tua dari kecil, agar jangan mengecewakan orang lain. Itu terbawa terus hingga aku berusia 23 tahun.

Namaku Billy Pratikno. Aku belum menikah dan tinggal di salah satu kelurahan di Jakarta Pusat. Aku anak tunggal, dengan  pendidikan terakhir Strata Satu  Sarjana Ekonomi. Namun belum mendapatkan pekerjaan.

Ekonomi keluargaku di level menengah. Papaku pekerja swasta,  sedangkan mamaku hanya ibu rumah tangga.

Dalam hubungan cinta kasih, aku tipe lelaki paling setia. Tidak pernah mengkhianati pasanganku. Tapi perjalanan cinta kasihku itu kelak menjadi lain, terbilang rumit.  Aku terjerumus dengan perselingkuhan, cinta terlarang, yang kisahnya aku akan bagikan pada pembaca. Aku menyebutnya selingkuh, karena pasanganku itu sudah memiliki suami.

Kisah ini benar-benar nyata yang sebelumnya kupendam, kututup rapat-rapat. Tapi kini aku sengaja berbagi kisah,  dan  bukan berarti aku mengajak pembaca untuk mengikuti kelakuan burukku. Anggaplah kisah ini hanya bacaan hiburan semata.

Nama-nama yang terlibat dalam kisah  ini semuanya aku samarkan, untuk menjaga privasi. Kalau ada nama yang sama dengan pembaca, itu hanya kebetulan saja.  Begitu juga sejumlah tempat, aku sengaja tidak menyebutkannya dengan rinci untuk menjaga privasi tempat itu.

Begini kisahnya, sebelumnya aku memiliki pacar seusia denganku, namanya  Klara. Aku jadian dengan dia saat kami masih  kuliah di salah satu Perguruan Tinggi di Jakarta.  Seingat aku, kami baru semester dua saat itu. Kami menjalin cinta kasih selama lima tahun. Kami sudah beberapa kali melakukan hubungan layaknya suami istri.

Namun lamanya hubungan cinta tersebut dan meski telah beberapa kali melakukan hubungan intim, ternyata tidak menjamin akan bertahan. Apalagi sampai ke jenjang pernikahan. Kami akhirnya bubar di suatu malam.

Klara memutuskan ikatan cinta kami, karena dia sudah memiliki gebetan baru. Padahal, aku  tidak pernah mengkhianati cintanya. Dia meminta agar aku tidak lagi mengganggu dia, karena pacarnya yang baru jauh lebih sempurna denganku. Aku pun tidak menyangka dia begitu kejam mengakhiri cinta tulus dariku.

Bak disambar petir hatiku saat itu, terasa disayat-sayat. Karena sebelumnya tidak ada tanda-tanda jika Klara sudah memiliki gebetan baru. Klara memutuskan cinta kami, ketiga aku ngapel di rumahnya.

Dengan hati yang hancur lebur, aku langsung keluar dari rumah Klara saat itu, tanpa pamitan padanya dan kedua orangtuanya. Aku menggunakan sepeda  motor  dan langsung tancap gas di malam itu.

Di perjalanan, pikiranku kacau balau dirundung kekecewaan, yang akhirnya  tidak fokus lagi saat melaju dengan  motorku. Dan peristiwa yang tidak pernah terbayangkan olehku akhirnya terjadi. Aku mengalami kecelakaan tunggal, menabrak pembatas jalan sehingga tidak sadarkan diri.

Aku baru sadar ketika sedang dirawat di salah satu rumah sakit swasta, di ruangan  gawat darurat. Aku melihat kedua orang tuaku berada di samping, dengan raut muka cemas dan penuh khawatir.  Dahiku ternyata sudah dijahit dan paha kanan patah. Kata mama kepalaku terbentur. Namun beruntung tidak sampai gegar otak, karena saat kecelakaan helm yang aku kenakan  tidak terlepas.

2

SAAT  aku dirawat di rumah sakit tersebut, disitulah awal perjumpaan dengan seorang perawat, namanya Suster Riska.  Saat itu aku sudah pindah ruangan tidak lagi di gawat darurat. Melainkan  di kamar rawat khusus, yang hanya untuk satu pasien.

Pada  akhirnya aku berselingkuh dengan suster Riska. Dia berusia sekitar 30 tahun, sudah menikah namun belum memiliki anak. Suaminya seorang TKI, bekerja di salah satu negara di Timur Tengah, di bagian pengeboran minyak bumi. Ditopang dengan penghasilan suaminya yang cukup besar,  kehidupan suster Riska mapan. Dia tinggal di sebuah apartemen elit di Jakarta Pusat. 

Suster Riska  berparas cantik, anggun dan kulitnya putih. Selain itu, dia memiliki tubuh aduhai, kayak gitar spanyol dan sangat langsing. Serta berat badan kelihatan proporsional dengan tinggi badannya. Dadanya juga kelihatan membusung sehingga dia kelihatan sangat seksi. 

Saat masih dirawat, aku mengalami kesulitan untuk membuang air kecil. Sehingga oleh dokter yang merawatku menyarankan agar aku dipasang kateter untuk menjaga kesehatan ginjal dan  kandung kemih.  Tindakan medis  tersebut langsung disetujui oleh mama yang menjagaku.

Ada hal menarik sekaligus mencemaskan,  ketika kateter akan dipasang melalui senjataku. Itu di luar perkiraan medis.  Awalnya seorang perawat laki-laki berupaya memasang kateter tersebut. Tapi selangnya tidak mau masuk. Itu disebabkan karena senjataku sepertinya sedang tertidur pulas, tidak mau bangun.  Ibarat bunga sedang layu.  Perawat laki-laki itu kemudian memanggil suster Riska, yang berada di ruangan perawat sebelah. 

Sambil senyum-senyum tipis, suster Riska akhirnya mengambil alih untuk memasang kateter tersebut. Tapi sebelumnya, dia sempat berbisik-bisik dengan perawat laki-laki itu. Aku tak paham apa sebenarnya yang mereka percakapkan. Yang jelas, usai bisik-bisik mereka berdua menatapku sambil menahan tawa.

Suster Riska pun mulai melakukan tindakan medis, memasang kateter ke senjataku. Begitu dia menyentuh, senjataku yang tadinya sedang tertidur pulas langsung  bangun mengeras. 

Ouh. Kalau begini kan gampang masukin selangnya, ujar suster

Menikmati pratinjau?
Halaman 1 dari 1