Temukan jutaan ebook, buku audio, dan banyak lagi dengan uji coba gratis

Hanya $11.99/bulan setelah uji coba. Batalkan kapan saja.

Terpesona Gadis Tetangga
Terpesona Gadis Tetangga
Terpesona Gadis Tetangga
eBook93 halaman1 jam

Terpesona Gadis Tetangga

Penilaian: 5 dari 5 bintang

5/5

()

Baca pratinjau

Tentang eBuku ini

Aku sudah berkeluarga, tinggal di sebuah perumahan bertetangga dengan keluarga om Wahyu dan tante Lisa. Mereka memiliki anak gadis bernama Rimawati, aku menyapanya Rima. Rima adalah  gadis cantik berkulit putih yang selalu berpakaian seksi. Dia kerap kali mengenakan celana pendek, seolah memamerkan paha mulusnya. Dia juga sering mengenakan kaos ketat, sehingga lekukan tubuh seksinya tergambar.    

Entah mengapa, aku sangat terpesona dengan kecantikan Rima. Aku tergila-gila padanya. Aku sering menghayal sedang memadu cinta dengan Rima. Dan secara tak terduga hayalan itu akhirnya menjadi kenyataan. Penasaran kisahnya? Ikuti di buku ini… 

BahasaBahasa indonesia
Tanggal rilis23 Agu 2023
ISBN9798223570677
Terpesona Gadis Tetangga

Baca buku lainnya dari Denus Enli

Terkait dengan Terpesona Gadis Tetangga

E-book terkait

Romansa Kontemporer untuk Anda

Lihat Selengkapnya

Ulasan untuk Terpesona Gadis Tetangga

Penilaian: 5 dari 5 bintang
5/5

2 rating1 ulasan

Apa pendapat Anda?

Ketuk untuk memberi peringkat

Ulasan minimal harus 10 kata

  • Penilaian: 5 dari 5 bintang
    5/5
    Asyik kisahnya.. Sangat mendebarkan dan menegangkan. Ditunggu kisah menarik lainnya

Pratinjau buku

Terpesona Gadis Tetangga - Denus Enli

DITERBITKAN OLEH

DENUSDIGITALS

HAK CIPTA DILINDUNGI OLEH UNDANG-UNDANG

Dilarang mengcopy atau memperbanyak sebagian atau seluruhnya isi buku ini, tanpa izin dari Penerbit

EDISI KISAH NYATA

Sebagaimana diceritakan Andres Prakoso

1

HASRAT bermain cinta semakin bergelora, di usiaku  memasuki 37 tahun.  Namaku Andres Prakoso. Aku sudah berkeluarga memiliki istri dan seorang  anak lelaki, yang masih duduk di bangku SD. Kami tinggal di salah satu perumahan di Jakarta. Kehidupan keluargaku baik-baik saja, boleh dibilang harmonis,  kendati kami disibukkan dengan aktivitas masing-masing.

Aku dan istriku pekerja swasta, pergi kerja pagi dan pulangnya agak malam. Sementara anak kami,  sepulang sekolah  dijaga bibi Arum di rumah. Bibi Arum  masih keluarga dengan istriku.

Aku sendiri, walau disibukkan  dengan pekerjaan di kantor, yang kadang kala pekerjaan itu terpaksa aku tuntaskan  di rumah, tetap ada waktu  berolahraga. Itu aku lakukan  untuk menjaga kebugaran tubuh. Sebab menjadi musuhku, jika badanku menjadi gemuk atau sering sakit-sakitan karena jarang berkeringat.

Seminggu aku dua kali jogging, itu aku lakukan menjelang  subuh. Tempat joggingnya hanya  di kompleks perumahan kami.  Biasanya hari Jumat sebelum aku ke kantor dan hari Minggu. Atau juga jika tanggal merah, aku manfaatkan hari libur itu untuk jogging.

Selain itu, aku fitness ringan tapi cuma di rumah. Kebetulan aku memiliki barbel, ada yang sekilo dan ada juga yang dua kilo. Setiap pagi sebelum ke kantor, aku meluangkan waktu lima belas menit untuk mengangkat barbel itu.  Hem.. Tak heran otot di lengan, dada dan perutku terbentuk. Tapi tidak besar amat. 

Aku mau berbagi cerita, yang merupakan kisah nyata perselingkuhanku. Nama-nama yang aku sebut di sini, semuanya disamarkan untuk menjaga privasi. Begitu juga tempat-tempat yang dikunjungi, termasuk tempat kerja, tidak terlalu rinci aku menyebutkannya. 

Ceritanya begini, di kompleks perumahan kami, ada seorang gadis yang namanya  Rimawati, dengan panggilan akrabnya Rima  (aku menyebutkan gadis, karena belum menikah). Usianya sekira 23 tahun. Namun sudah miliki pacar. Rima  seorang gadis  yang kulitnya putih mulus, berparas cantik jelita. Lengkap dengan bibirnya yang sensual, mungil dan agak tebal sedikit bibir bawahnya.  Tinggi badannya sekira 155 cm, dengan rambut sebatas bahu. Rambutnya sedikit bercampur pirang.  Sementara  berat badannya kelihatan proporsional dengan tinggi badannya,  sehingga kelihatan sangat  langsing. Rima juga memiliki body yang aduhai, dengan lekukan tubuh seperti biola. Dia sudah  tamat  di Perguruan Tinggi, dengan gelar sarjana ekonomi yang disandangnya. Tapi, belum mendapatkan pekerjaan.

Keluargaku sangat dekat dengan keluarga Rima. Om Wahyu dan tante Lisa, begitu saya menyapa ayah dan ibu Rima. Umur mereka, terpaut jauh lebih tua denganku dan mereka juga pekerja swasta. Rima sendiri anak bungsu, dari dua bersaudara. Abangnya bernama Suwanto, seorang dosen di Perguruan Tinggi ternama di Jakarta.  Mereka tinggal di perumahan, baru sekira lima tahun. Dibandingkan keluargaku, sejak kami menikah sepuluh tahun lalu.  Kami bertetangga,  makanya sangat akrab saling menyapa.

Belakangan, aku sangat terpesona dengan kecantikan Rima. Rasanya ingin berselingkuh dan segera berkencan dengannya, meski aku sadar adalah perbuatan dosa.  Sebab,  aku sudah berkeluarga dan aku menyayangi keluargaku.  Tapi, pesona Rima seolah aku terhipnotis. Apalagi melihatnya dari dekat. Maklum, rumahku dengan rumah Rima hanya sebatas satu  rumah, posisi berhadapan menyamping. 

Setiap kali Rima ke warung untuk membeli cemilan, yang warungnya tepat di depan rumahku,  hasrat untuk berkencan dengannya,  selalu meronta dan menggebu. Apalagi busana bawah yang dikenakan Rima sangat pendek. Ya, dia sangat gemar mengenakan  celana pendek, sehingga pahanya yang putih mulus dan bersih, sangat jelas terlihat. Sangat menggodaku. 

Sesering aku mencuri pandang, melihat  wajahnya yang imut nan cantik, sampai ekor mataku mengintip bagian bawah Rima, pahanya yang putih mulus itu. Namun, itu hanya berselang beberapa detik saja, karena aku malu jika sampai Rima mengetahui, aku melirik-lirik pahanya.

2

AGAR aman untuk melihat-lihat pesona kecantikan Rima, aku  mengintip kemolekan tubuhnya itu, melalui foto-fotonya yang ada di FB. Banyak foto Rima, yang kelihatan sangat seksi. Apalagi dia pandai untuk serasikan  busananya, yang selalu perlihatkan ciri khasnya. Dipadukan dengan celana pendek dan mengenakan kaos ketat, sehingga lekukan seksi  body aduhai Rima jelas tergambar.

Yang sangat  membangkitkan gairah lelakiku, dalam foto-fotonya  sangat jelas terlihat bukit kembar Rima membusung  di balik busana atasnya. Kelihatannya memang tidak besar amat. Tapi, aku yakin bukit kembar Rima indah dan padat. Ada beberapa foto terlihat, Rima  bersama pacarnya duduk di kursi. Rima duduk di pangkuan pacarnya, seraya tangan pacarnya melingkar dari belakang dan mendarat di paha kanan Rima. Sedangkan tangan kiri Rima diletakkan di paha pacarnya. 

Aku berimajinasi, jika pacar Rima itu, adalah aku sendiri. Pasti aku akan memanjakan Rima  dengan lembut, memadu cinta dengannya. Mulai mencium bibirnya yang mungil, bersilat lidah dengan lidahnya. Selanjutnya, tanganku akan menggerayangi bukit kembarnya, 

Menikmati pratinjau?
Halaman 1 dari 1