Temukan jutaan ebook, buku audio, dan banyak lagi dengan uji coba gratis

Hanya $11.99/bulan setelah uji coba. Batalkan kapan saja.

Geliat Attiqah, Perempuan Judes
Geliat Attiqah, Perempuan Judes
Geliat Attiqah, Perempuan Judes
eBook106 halaman46 menit

Geliat Attiqah, Perempuan Judes

Penilaian: 5 dari 5 bintang

5/5

()

Baca pratinjau

Tentang eBuku ini

Ini kisahku yang terduga dengan Attiqah Salsabila, istri Firmansyah temanku, ketika kami berada di rumah kosong di Tangerang. Kisah yang tak terbayangkan mengingat selama ini Attiqah dikenal sebagai perempuan yang judes dan galak. Seperti apa kisahnya? 
 

BahasaBahasa indonesia
Tanggal rilis2 Nov 2023
ISBN9798215493274
Geliat Attiqah, Perempuan Judes

Baca buku lainnya dari Enny Arrow

Terkait dengan Geliat Attiqah, Perempuan Judes

E-book terkait

Romansa untuk Anda

Lihat Selengkapnya

Ulasan untuk Geliat Attiqah, Perempuan Judes

Penilaian: 5 dari 5 bintang
5/5

2 rating0 ulasan

Apa pendapat Anda?

Ketuk untuk memberi peringkat

Ulasan minimal harus 10 kata

    Pratinjau buku

    Geliat Attiqah, Perempuan Judes - Enny Arrow

    Diterbitkan oleh

    EnnyArrow Digitals

    Versi Baru

    Hak Cipta Dilindungi Undang-undang

    Sebagaimana diceritakan Daniel Narada

    1

    BUNYI lagu Barat mengalun merdu dari tape mobil. Di depan, Firmansyah Fatturrahman sedang menyetir. Duduk di sampingnya, seorang perempuan yang mengenakan busana serba coklat. Perempuan itu adalah Attiqah Salsabila,

    istri Firmansyah.

    Kami kini sedang berada di jalan tol. Tujuan kami adalah sebuah lokasi di Tangerang.

    Tadi pagi, tak lama sesudah  bangun pagi, aku mendapat panggilan telepon aplikasi WA dari Firmansyah. Firmansyah merupakan teman sekaligus tetangga. Kami bermukim di perumahan yang sama. Rumah Firmansyah hanya berjarak dua rumah dari rumahku.

    Ya bro? Ada apa? Sahutku menjawab teleponnya. Aku dan Firmansyah memang sudah terbiasa saling menelpon namun belum pernah sepagi ini.

    Kamu ada acara gak hari ini? Terdengar suara Firmansyah. Sebagaimana layaknya orang Indonesia, Firmansyah terbiasa menjawab pertanyaan dengan pertanyaan.

    Sekarang kan Sabtu, aku gak masuk kantor. Jadi aku lowong hari ini. Emang kenapa bro?

    Gini bro, kami kan punya rumah di Tangerang. Selama beberapa tahun terakhir rumah itu kami kontrakkan. Namun untuk tahun ini kontaknya gak diperpanjang karena rencananya akan kami pakai, terdengar suara Firmansyah.

    Terus?

    Rencananya pagi ini aku dan Attiqah mau nengok rumah kami itu sekalian beres-beres. Namun masalahnya sebentar jam sebelas aku ada janjian main tenis dengan beberapa teman.

    Lalu? Aku kembali bertanya ketika Firmansyah menghentikan kalimatnya.

    Kami ingin mengajak kamu menemani kami ke Tangerang, terdengar suara Firmansyah. Supaya nanti jika aku main tenis, Attiqah ada teman untuk menemani...

    Mmm... istri kamu... dia setuju?

    Iya, dia setuju. Malah dia yang mengusulkan agar kamu yang menemani kami...

    Tapi... kenapa aku? Aku mengajukan pertanyaan sambil mengerutkan kening, meski aku tahu kalau Firmansyah tak bisa melihat kerutan di keningku.

    Selain aku, Firmansyah punya banyak teman di kompleks perumahan. Berbeda dengan Attiqah yang agak judes dan tidak ramah, Firmansyah tergolong laki-laki supel yang gampang bergaul.

    Kenapa kamu? Simpel aja sih, karena kamu belom nikah, kata Firmansyah. Attoqah merasa gak nyaman jika sebentar ditinggal bersama laki-laki yang suami orang. Takutnya nanti muncul cerita yang gak-gak. Lagian kalau yang kami ajak itu udah punya istri, takutnya si istri yang jadi curiga. Kami gak mau nanti ada cerita yang gak-gak tentang kunjungan kami ke Tangerang...

    Mmm... gitu ya... Aku bisa memahami apa yang dimaksud Firmansyah. Attiqah itu perempuan yang sangat cantik. Jika dia ditinggal berduaan dengan laki-laki yang merupakan suami orang, pasti akan menimbulkan cerita. Beda jika misalnya Attiqah bersama pemuda seperti aku.

    Jadi gimana bro?

    Istri kamu beneran setuju? Soalnya... eh... soalnya dia itu...

    Judes? Galak? Firmansyah melengkapi kalimatku dan diakhiri dengan tawa kecil.

    Ya semacam itulah bro...

    Haha... Attiqah sendiri kok yang mengusulkan nama kamu, lanjut Firmansyah. Soal dia judes ya memang udah dari sononya dia gitu. Tapi tenang aja, kamu hanya sekedar menemani dan itu bisa dilakukan tanpa perlu berdekatan. Yang penting, kamu gak usah membantah jika diminta Attiqah melakukan sesuatu, seperti memindahkan perabot atau apa...

    Oke baik. Jadi jam berapa kita jalan?

    Ini kita udah siap-siap. Satu lagi kita jemput kamu, boleh?

    Satu jam lagi kayaknya boleh. Aku sarapan dulu kemudian mandi...

    2

    SEKITAR lima puluh menit kemudian terdengar bunyi klakson mobil di depan rumahku. Sebuah mobil SVU berwarna putih terlihat berhenti di depan rumahku. Aku mengenali mobil itu yang merupakan milik Firmansyah.

    Aku yang memang sudah siap segera mendatangi mereka setelah sebelumnya mengunci pintu rumah dan pintu pagar. Aku memberikan salam yang dibalas Firmansyah dengan hangat. Sementara Attiqah hanya melirik sekilas dan terlihat tak peduli.

    Dalam perjalanan kami berbincang. Atau tepatnya aku dan Firmansyah yang berbincang. Kami berbincang tentang perkembangan politik terbaru di Tanah Air, tentang calon presiden yang sudah mendapatkan pendamping calon wakil presiden, termasuk seberapa besar peluang pasangan calon itu.

    Untuk urusan politik, aku dan Firmansyah kebetulan menyukai calon presiden yang sama sehingga percakapan kami bisa nyambung. Aku dan Firmansyah berbincang dengan hangat, sesekali diselingi dengan canda yang berujung pada tawa lepas. Sementara Attiqah memilih untuk menatap dan berinteraksi pada ponsel di tangannya

    Sikap Attiqah yang terkesan tak peduli bukan hal yang aneh. Meski aku dan Firmansyah tergolong dekat, namun dengan Attiqah aku sama sekali tidak akrab. Seingatku, aku dan Attiqah jarang bercakap secara langsung.

    Attiqah memang dikenal sebagai perempuan yang judes. Dia dikenal sebagai perempuan yang tidak ramah, terutama pada laki-laki.

    Kejudesan Attiqah tidak mengurangi kecantikannya. Dia memang memiliki paras yang sangat cantik, dengan mata yang menatap tajam, hidung mancung dengan bibir tipis merah merekah.

    Dia bertubuh

    Menikmati pratinjau?
    Halaman 1 dari 1