Temukan jutaan ebook, buku audio, dan banyak lagi dengan uji coba gratis

Hanya $11.99/bulan setelah uji coba. Batalkan kapan saja.

Pendekar Pemuas Nafsu: Erang di Pulau Salju
Pendekar Pemuas Nafsu: Erang di Pulau Salju
Pendekar Pemuas Nafsu: Erang di Pulau Salju
eBook94 halaman53 menit

Pendekar Pemuas Nafsu: Erang di Pulau Salju

Penilaian: 4 dari 5 bintang

4/5

()

Baca pratinjau

Tentang eBuku ini

Bu Seng Kin terdampar di sebuah pulau terpencil yang dipenuhi salju dan digigit ular merah beracun. Dua pendekar perempuan sakti penghuni pulau itu yang sedang hamil muda, membantu Seng Kin yang pingsan dengan menyedot racun ular merah.

Dua pendekar perempuan sakti yang ditinggal suaminya ke Kotaraja itu kemudian menyadari kalau darah ular merah yang mereka sedot itu bisa mengganggu jabang bayi dalam kandungan. Dan racun ular merah yang punya kemampuan untuk membangkitkan
birahi itu hanya bisa dikeluarkan dengan bermain cinta.

Apa yang kemudian dilakukan dua pendekar perempuan sakti itu?

Kisah ini merupakan lanjutan dari "Pendekar Pemuas Nafsu: Rintih Kenikmatan di Cin Ling San" dan "Pendekar Pemuas Nafsu:
Desah Kenikmatan di Cin Ling San"

BahasaBahasa indonesia
Tanggal rilis30 Apr 2019
ISBN9781386369493
Pendekar Pemuas Nafsu: Erang di Pulau Salju

Baca buku lainnya dari Tang Bun An

Terkait dengan Pendekar Pemuas Nafsu

E-book terkait

Romansa Sejarah untuk Anda

Lihat Selengkapnya

Kategori terkait

Ulasan untuk Pendekar Pemuas Nafsu

Penilaian: 3.90625 dari 5 bintang
4/5

128 rating3 ulasan

Apa pendapat Anda?

Ketuk untuk memberi peringkat

Ulasan minimal harus 10 kata

  • Penilaian: 5 dari 5 bintang
    5/5
    Cerita yang menarik sekali dan Bagus dan saya senang membaca buku ini

    1 orang merasa ini bermanfaat.

  • Penilaian: 5 dari 5 bintang
    5/5
    Bacaan dewasa bentuk softcore yang asyik dibaca, bagus banget. rekomended !

    2 orang merasa ini bermanfaat.

  • Penilaian: 5 dari 5 bintang
    5/5
    Bagi Yang suka main game / Gamers silahkan bisa coba game di qqharian,net Cukup 1 user id saja anda bisa banyak bermain game.
    Modal perdana kurang beruntung? tenang, kami ganti dgn Bonus Welcome Cashback 100% Dansaat anda regist/daftar jangan lupa masukan kode referal :8FE83FDE
    Utk info lebih lanjut lsg cek ke TKP atau bisa follow IG : kellymagdalena97 yah terima kasih. :)

    4 orang merasa ini bermanfaat.

Pratinjau buku

Pendekar Pemuas Nafsu - Tang Bun An

Diterbitkan oleh

Sungai Telaga Corporation

––––––––

Hak cipta dilindungi Undang-undang

Kisah ini merupakan lanjutan dari

Pendekar Pemuas Nafsu: Rintih Kenikmatan di Cin Ling San serta "Pendekar Pemuas Nafsu: Desah Kenikmatan di Cin Ling San

1

PETIR menggelegar. Hujan tercurah dari angkasa. Ombak tinggi bergulung-gulung seperti diaduk tangan raksasa. Di tengah hempasan ombak, sebuah perahu terombang-ambing, terangkat dan terhempas.

Perahu itu hanya berisi satu orang, yang memegang erat tiang layar dengan wajah pucat. Tiang layar perahu itu telah patah oleh terpaan angin kencang. Setiap kali perahu itu terguncang, lelaki itu mengerahkan ginkangnya sehingga tubuhnya tidak terlempar keluar.

Lelaki itu masih muda, berusia awal 30-an. Dia berwajah tampan, bahkan sangat tampan, dengan sinar mata mencorong. Dia bertubuh sedang dan kekar. Pemuda itu mengenakan pakaian berwarna putih yang telah sobek di sana-sini.

Ah Thian yang agung, betapa besar kuasaMu... Pemuda itu berdesah ketika melihat ombak bergulung kehitaman yang datang dari jauh. Sama seperti sebelumnya, ombak yang bergulung kembali mengaduk-aduk perahu itu. Perahu itu terangkat tinggi, terhempas, terangkat lagi, dan terhempas lagi.

Dengan sisa kekuatannya pemuda itu berusaha agar perahu kecil itu tidak terbalik. Jika perahu terbalik, hidupnya bisa berakhir.

Sambil berusaha bertahan, diam-diam pemuda itu menyesali diri, kenapa bisa tertidur pulas ketika sedang berperahu seorang diri di tepi pantai.

Pemuda itu bernama Bu Seng Kin, yang di kalangan tertentu di dunia kang ouw dikenal sebagai Pendekar Pemuas Nafsu. Setelah semalam suntuk bermain cinta dengan putri Ketua Kim-sim-pang yang cantik jelita, Liu Hwa, Seng Kin memutuskan untuk bersantai seorang diri. Dia menyewa sebuah perahu kecil dan membawa perahu itu menjauh dari pantai.

Seng Kin berperahu seorang diri untuk bersenang-senang, menikmati indahnya alam. Namun cuaca yang mendung, ditambah tiupan angin pantai yang sepoi-sepoi membuat Seng Kin tertidur pulas. Semalam suntuk bermain cinta membuat dia kelelahan.

Ketika terbangun, perahu yang dinaikinya sudah berada di tengah laut, sementara langit semakin menghitam. Bu Seng Kin adalah pendekar petualang yang telah melalui banyak hal. Pengetahuannya juga luas. Namun untuk urusan laut dan pelayaran, dia sama sekali buta.

Sejauh mata memandang, yang terlihat hanya laut yang mulai bergelora. Tak ada tanda-tanda daratan.

Dengan putus asa, Seng Kin memutar baik arah perahunya, dan berharap dia bisa kembali ke pantai.

Namun, alam rupanya berkehendak lain. Badai tiba-tiba menerjang. Tiupan angin yang sangat kencang mematahkan tiang layar, dan melontarkan layar ke laut lepas.

Ketika badai belum reda, hujan turun dengan deras, ditambah petir yang menggelegar.

Sang Surya sudah tak terlihat karena ditutupi awan hitam. Namun Seng Kin bisa menduga kalau tak lama lagi malam akan tiba.

Ketika kegelapan benar-benar meliputi persada, badai dan gelombang tidak juga reda. Selama semalam suntuk, Seng Kin berusaha untuk tetap berada di perahu dan tidak terlempar keluar.

Menjelang fajar, badai mulai mereda. Ketika sang surya sudah terbit, laut menjadi sangat tenang.

Bu Seng Kin yang kelelahan, kelaparan dan kehausan, melihat sekeliling. Tanda-tanda adanya badai kini hilang. Yang terlihat adalah laut yang teduh. Tenang. Damai.

Hingga, di kejauhan, dia melihat sebuah pulau. Pulau yang aneh.

2

PULAU itu terlihat sangat berbeda dengan yang biasa dilihatnya, karena pulau itu berwarna putih. Pulau yang tidak terlalu besar itu diselimuti salju!!

Bu Seng Kin merasa dadanya berdebar. Pulau salju!! Dia pernah mendengar cerita di dunia persilatan tentang sebuah pulau misterius yang diselimuti salju. Pulau yang kabarnya dihuni tiga tokoh maha sakti di dunia persilatan. Yakni tokoh yang dijuluki Pendekar Hantu, bersama dua istrinya, Niraya dan Lili.

Sosok yang dijuluki Pendekar Hantu ini kabarnya berkaki buntung, namun punya kesaktian seperti dewa. Begitu juga dengan kedua istrinya. Mereka bertiga kabarnya merupakan pewaris penghuni Pulau Salju yang punya kepandaian setinggi dewa.

Apakah pulau putih itu yang disebut sebagai Pulau Salju?

Dengan berdebar Bu Seng Kin mencoba mengarahkan perahunya ke pulau itu. Sejauh mata memandang, tak ada pulau lain. Hanya pulau yang diselimuti salju itu yang terlihat dan bisa didarati.

Perlahan, perahu yang ditumpangi Seng Kin mendekati pulau itu. Di bagian sebelah kanan, nampak pasir putih yang indah. Seng Kin memutuskan membawa perahunya ke pantai itu.

Tak lama, dia akhirnya berhasil menginjakkan kaki di pulau misterius itu. Dia menggigil. Setelah sehari semalam dihantam ombak dan badai, pakaian dan tubuhnya basah kuyup. Dia kini mendarat di pulau yang diselimuti salju. Hawa dingin menusuk kulit segera terasa.

Seng Kin segera mengerahkan sinkangnya guna mengusir hawa dingin yang membuatnya menggigil. Meski tubuhnya sangat lelah dan lemas, namun setidaknya dia masih punya sinkang.

Tiba-tiba dia mendengar suara yang aneh. Suara yang berdesir pelan. Dia menoleh ke sebelah kiri dan wajahnya memucat. Di sebelah kiri, entah datang dari mana, muncul puluhan ular berwarna merah. Ular yang awalnya puluhan dalam sekejap berubah menjadi ratusan. Bahkan mungkin ribuan. Dan ular-ular itu kini mengepung Bu

Menikmati pratinjau?
Halaman 1 dari 1