Temukan jutaan ebook, buku audio, dan banyak lagi dengan uji coba gratis

Hanya $11.99/bulan setelah uji coba. Batalkan kapan saja.

Natasha Istriku, Selingkuh
Natasha Istriku, Selingkuh
Natasha Istriku, Selingkuh
eBook79 halaman39 menit

Natasha Istriku, Selingkuh

Penilaian: 3.5 dari 5 bintang

3.5/5

()

Baca pratinjau

Tentang eBuku ini

Natasha istriku meminta Daniel, temanku untuk memperbaiki laptopnya yang rusak.

Ternyata, memperbaiki laptop rusak
merupakan awal dari peristiwa tak terduga yang tanpa sengaja kusaksikan dari balik tirai pintu.

Peristiwa apa itu? Ikuti kisah yang mendebarkan ini...

BahasaBahasa indonesia
Tanggal rilis1 Sep 2019
ISBN9781393218708
Natasha Istriku, Selingkuh

Baca buku lainnya dari Gilang Pakurangga

Terkait dengan Natasha Istriku, Selingkuh

E-book terkait

Komedi Romantis untuk Anda

Lihat Selengkapnya

Ulasan untuk Natasha Istriku, Selingkuh

Penilaian: 3.63265306122449 dari 5 bintang
3.5/5

49 rating1 ulasan

Apa pendapat Anda?

Ketuk untuk memberi peringkat

Ulasan minimal harus 10 kata

  • Penilaian: 5 dari 5 bintang
    5/5
    Bole laaa bole laaa bole laaa bole laaa bole laaa

    1 orang merasa ini bermanfaat.

Pratinjau buku

Natasha Istriku, Selingkuh - Gilang Pakurangga

DITERBITKAN OLEH PAKURANGGA PRESS

Hak Cipta Dilindungi Undang-undang

Sebagaimana Diceritakan Herry Kosasih kepada Gilang Pakurangga

1

APA yang menjadi cita-cita dan harapan dari pasangan yang baru menikah? Tentu, yang diinginkan dan didamba adalah kebahagiaan. Baik kebahagiaan lahir maupun batin.

Itu pula yang menjadi harapanku, ketika aku dan Natasha istriku mengungkap janji setia di depan penghulu, sepuluh tahun lalu. Dalam debar yang bergemuruh di dada, aku melantunkan doa kepada Yang Maha Kuasa agar kebahagiaan bisa menghampiriku, dan di saat yang sama aku bisa menghadirkan dan memberikan kebahagiaan tak terhingga kepada istriku.

Yang Kuasa rupanya mendengar doaku, atau doa kami berdua. Tak lama setelah menikah, aku mendapat tawaran kerja di perusahaan lain, dengan gaji dua kali lipat dibanding tempat kerjaku yang lama. Aku menerima tawaran itu dan pindah kerja ke tempat yang baru.

Istriku Natasha (karena ini kisah nyata, tentu bukan nama sebenarnya), juga mengalami hal yang sama. Dia mendapat kerja di sebuah perusahaan swasta internasional berbasis Jakarta. Kinerja Natasha rupanya dinlai sangat bagus oleh para atasan  karena karirnya cukup bagus. Di tahun keempat dia diangkat menjadi manajer.

Dua tahun setelah menikah, Natasha melahirkan Pratama, anak lelaki kami. Dan dua tahun kemudian, Dhaffa, adik Pratama lahir.

Punya sepasang putra-putri membuat keluarga kami lengkap. Apalagi, karir aku dan Natasha juga semakin baik. Karir yang cemerlang berbanding lurus dengan meningkatnya pendapatan. Dari segi ekonomi, pendapatan kami bisa dibilang cukup, bahkan berlebih. Kami pun bisa menyisihkan dana dalam jumlah lumayan. Uang yang kami sisihkan sejak mendapat gaji pertama akhirnya mampu untuk uang muka rumah asri di kompleks perumahan terkenal di Jakarta. Kami juga mampu membeli mobil secara kredit. Tiga tahun kemudian, kami membeli mobil kedua, khusus untuk istriku.

Aku dan istriku bekerja di kantor yang letaknya berjauhan dan akan lebih mudah jika masing-masing dari kami punya kendaraan sendiri.

Karena dari sisi materi kami lumayan berkecukupan, maka aku dan Natasha tak pernah bertengkar untuk hal yang berkaitan dengan uang. Gaji kami berdua lebih dari cukup untuk keperluan belanja sehari-hari, keperluan anak-anak, dan masih ada cukup dana untuk bersantai dan berlibur. Dana yang masih tersisa lumayan banyak kami tabung, guna keperluan pendidikan anak-anak kami kelak.

Dalam kaitan dengan hubungan suami istri, juga baik-baik saja, setidaknya pada empat tahun pertama. Kami biasa berhubungan intim setidaknya dua kali dalam seminggu. Atau paling tidak, sekali seminggu.

Aku juga rasanya bisa memberikan kepuasan dan kebahagiaan batin pada istriku. Jika bermain cinta, istriku bisa mendapatkan kepuasan, terutama dalam posisi dia berada di atas. Aku tahu kalau dia mencapai puncak karena itu yang dikatakannya ketika kami bermesraan.

Namun, tak ada yang abadi di dunia ini. Dan itu yang terjadi padaku. Sesuatu yang tak terduga terjadi padaku. Aku sendiri tak sepenuhnya mengerti kenapa hal itu terjadi.

Semua bermula sekitar enam tahun lalu, ketika tiba-tiba organ kejantananku tak bisa lagi berfungsi secara sempurna.

Jika awalnya organ kejantananku bisa berdiri tegak, terutama jika melihat istriku mengenakan pakaian tidur yang menerawang, sejak lima tahun lalu milikku itu mulai susah berdiri tegak. Kalau pun berdiri, tak sekeras dan setegap sebelumnya.

Awalnya aku pikir hal itu terjadi karena aku terlalu capek. Aku mungkin kelelahan usai bekerja. Pekerjaanku memang terkadang mengharuskan aku keluar kota selama beberapa waktu. Bahkan terkadang ke luar negeri.

Tingginya intensitas pekerjaan mungkin membuat tubuhku lelah, yang berujung pada menurunnya keperkasaanku.

Aku tadinya menyangka, dan berharap, kalau gangguan pada organ kejantananku itu hanya bersifat sementara, dan akan kembali pulih seperti sedia kala.

Namun sangkaan dan harapanku salah.

Salah besar.

Semakin hari, organ kejantananku semakin memburuk. Semakin parah.

Jika awalnya masih bisa berdiri, walau agak lemas, belakangan malah tak bisa berdiri sama sekali.

Milikku tetap malu-malu, persis seperti tanaman Putri Malu yang meredup ketika disentuh..

Lemas.

Tak berdaya.

Tak bisa menunaikan

Menikmati pratinjau?
Halaman 1 dari 1