Temukan jutaan ebook, buku audio, dan banyak lagi dengan uji coba gratis

Hanya $11.99/bulan setelah uji coba. Batalkan kapan saja.

Skandal Pesta Lajang Alisha, Maura dan Salina
Skandal Pesta Lajang Alisha, Maura dan Salina
Skandal Pesta Lajang Alisha, Maura dan Salina
eBook140 halaman1 jam

Skandal Pesta Lajang Alisha, Maura dan Salina

Penilaian: 4 dari 5 bintang

4/5

()

Baca pratinjau

Tentang eBuku ini

Maura dan Salina menggelar acara pesta lajang untuk Alisha, yang tak lama lagi akan menikah. Mereka menyewa seorang pemuda, Rangga. 

Apa yang terjadi pada acara pesta lajang itu mengubah hidup Alisha, bahkan Maura dan Salina? Bagaimana kisahnya?
 

BahasaBahasa indonesia
Tanggal rilis4 Nov 2022
ISBN9798215023006
Skandal Pesta Lajang Alisha, Maura dan Salina

Baca buku lainnya dari Enny Arrow

Terkait dengan Skandal Pesta Lajang Alisha, Maura dan Salina

E-book terkait

Romansa Kontemporer untuk Anda

Lihat Selengkapnya

Ulasan untuk Skandal Pesta Lajang Alisha, Maura dan Salina

Penilaian: 4 dari 5 bintang
4/5

5 rating0 ulasan

Apa pendapat Anda?

Ketuk untuk memberi peringkat

Ulasan minimal harus 10 kata

    Pratinjau buku

    Skandal Pesta Lajang Alisha, Maura dan Salina - Enny Arrow

    Diterbitkan oleh

    EnnyArrow Digitals

    Versi Baru

    Hak Cipta Dilindungi Undang-undang

    Dilarang mengcopy atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini, tanpa izin tertulis dari Penerbit

    1

    AKU gak yakin kalau ini ide yang bagus, Alisha Kusumaputri berujar perlahan.

    Ihh, kamu kenapa sih? Kita kan udah bicarakan ini, Maura Widiarti yang duduk di samping kiri Alisha berkata menenangkan.

    Lagian udah terlambat untuk membatalkan. Kita udah bayar panjarnya dan gak lama lagi dia akan datang, Salina Ayudya yang duduk di samping kanan Alisha berkata sambil menggenggam lengan Alisha.

    Tapi... tapi... gimana jika Hendra tau? Alisha kembali berkata. Wajahnya memperlihatkan keraguan.

    Tenang aja, kita lagi di Bali sementara Hendra tunangan kamu ada di Jakarta. Dia gak akan tau, kata Salina.

    Lagipula, rahasia kamu akan tetap terjaga. Kamu itu sepupu aku sementara Salina sepupu Hendra. Kami pasti akan bisa menjaga rahasia, kata Maura.

    Alisha menarik nafas panjang. Iya sih, aku tau kalau kalian akan menjaga rahasia. Tapi aku masih gak yakin kalau ini harus dilakukan...

    Udah Alisha, seperti yang dibilang Salina tadi, udah terlambat untuk membatalkan. Jika kita membatalkan, kita akan rugi belasan juta rupiah yang kita bayarkan untuk panjar. Kamu tenang aja, kita nikmati aja malam ini...

    Iya Alisha, kita udah merencanakan ini selama berbulan-bulan. Kita udah lama menyiapkan pesta lajang ini untuk kamu, tambah Maura.

    Atau gini aja, kata Salina. Kamu coba aja selama beberapa waktu. Jika kamu merasa gak nyaman, kamu batalin aja...

    Iya, kamu coba aja dulu. Kalau merasa gak enak ya gak apa-apa...

    Alisha kembali menarik nafas panjang dan mengangguk. Baik, aku setuju. Tapi aku gak mau yang aneh-aneh...

    Aneh-aneh gimana maksudnya?

    Ya aneh-aneh. Misalnya melakukan hal yang gak patut. Aku gak lama lagi nikah dan aku akan memberikan yang terbaik untuk Hendra...

    Emang kamu masih perawan? Bukannya kamu dengan Hendra udah pernah melakukan? Salina bertanya.

    Kayaknya kita pernah melakukan sekali, namun rasanya sakit banget, kata Alisha. Sejak itu kita gak pernah melakukan. Aku juga gak sepenuhnya yakin kalau... saat itu kita memang gituan...

    Oke baik, kami ngerti kok jika kamu gak mau yang aneh-aneh...

    Iya, aku tau. Oke, baik, aku ngikutin aja apa kata kalian. Aku juga penasaran acaranya sebentar akan seperti apa...

    Nah gitu dong. Pesta lajang ini seharusnya bikin kamu gembira, bukannya cemberut gitu, Salina berujar sambil menggelitik pinggang Alisha.

    Alisha yang digelitik tertawa.

    Baik... baik... Tapi ada syaratnya lho...

    Apa syaratnya?

    Syaratnya, aku akan ikut jika kalian juga ikutan...

    Maksud kamu gimana? Maura kembali bertanya.

    Gini, kalian udah menyewa seseorang bukan? Seorang laki-laki untuk pesta lajang aku? Nah, aku akan mengikuti permainan ini sepanjang kalian berdua juga ikutan... Alisha berujar sambil menatap kedua sahabatnya itu berganti-ganti.

    Maura nampak ragu. Begitu juga Salina.

    Kalian berdua sendiri bilang kalau ini aman bukan? Jadi seharusnya kalian gak perlu takut jika misalnya Heru dan Arifin, suami kalian tau... Alisha berujar sambil tersenyum.

    Maura menarik nafas panjang. Mereka bertiga kini berada di sebuah rumah yang rencananya akan dijadikan kantor untuk usaha bisnis mereka.

    Sejauh ini, Heru suami Maura dan Arifin suami Salina, juga Hendra tunangan Alisha hanya tahu kalau ketiga sahabat ini datang ke Bali untuk mengurus bisnis mereka yang tak lama lagi akan dibuka.

    Para lelaki itu tidak tahu kalau diam-diam Maura dan Salina punya rencana unik. Yakni memberikan pesta lajang untuk Alisha, yang pekan depan akan menikah dengan Hendra.

    Bunyi notifikasi di ponsel Salina berbunyi. Salina membuka ponselnya.

    Ini dari dia. Cowok yang kita pesan udah datang...

    2

    RANGGA Addyatama memperhatikan nomor rumah dan melirik ke ponselnya. Tak salah lagi. Ini alamat yang dimaksud.

    Ini alamat perempuan yang mem-bookingnya untuk pesta lajang.

    Dia menarik nafas panjang. Pesta lajang, terutama untuk perempuan sebenarnya bukan budaya Indonesia. Setahu dia, hal semacam ini hanya berlangsung di Barat sana. Namun kemajuan jaman membuat apa yang selama ini hanya dikenal di Barat, mulai juga berlaku di Indonesia.

    Seperti saat ini. Dia di-booking untuk menjadi tamu istimewa pesta lajang yang bakal berlangsung di rumah ini. Menurut informasi yang diterimanya, pesta lajang ini khusus untuk seorang perempuan yang pekan depan akan menikah.

    Rangga membuka pintu pagar yang tidak dikunci dan memasuki halaman. Halaman itu nampak asri, dengan hiasan tanaman hias yang berkelas. Dia berjalan ke pintu utama yang terbuat dari kayu berukir.

    Dia menenangkan diri, menghembuskan nafas dengan agak keras dan memencet bel pintu.

    Terdengar bunyi ‘ting tong’ dan tak lama kemudian pintu terbuka.

    Seorang perempuan yang mengenakan gaun berwarna merah menyambutnya. Samar Rangga mencium aroma harum yang lembut. Perempuan itu tersenyum.

    Dia berwajah cantik, berusia akhir 20-an, dengan kecantikan yang bernuansa Timur Tengah. Sepasang matanya bersinar tajam dengan hidung yang mancung. Bibirnya merah dengan balutan lipstik yang tipis. Dia mengenakan penutup kepala berwarna merah yang senada dengan gaunnya.

    Hai, Rangga ya? Mari, silakan masuk, perempuan itu berujar ramah.

    Rangga mengangguk dan masuk. Dia menatap sekeliling.

    Dia berada di semacam ruang tamu yang tertata asri. Aroma kewanitaan terpancar kuat, ditandai dengan sejumlah ornamen bernuansa kembang. Ada sebuah lukisan perempuan yang menggendong bakul nasi berada di dinding sebelah kanan, yang berpadu dengan lemari kecil, meja kecil dan seperangkat sofa.

    Ruang tamu ini hanya memiliki sedikit ornamen namun nampak elegan dan berkelas.

    Oh ya, perkenalkan, aku Maura. Ini Salina dan itu Alisha. Dia yang menjadi bintang utama di acara ini, kata Maura.

    Rangga sudah bersiap untuk mengulurkan tangan untuk berjabat tangan namun mengurungkan setelah melihat ketiga perempuan itu menaruh telapak tangan di depan dada, melakukan hormat.

    Melakukan hormat dengan telapak tangan disatukan di depan dada menjadi fenomena ketika Covid melanda dan berjabat tangan dianjurkan untuk tidak dilakukan. Kini, meski ancaman Covid relatif sudah biasa diatasi, kebiasaan menaruh telapak tangan di depan dada dengan sikap ‘menyembah’ sudah menjadi kebiasaan yang sukar untuk dihilangkan.

    Hai, aku Rangga, pemuda itu berkata sambil ikut mengatupkan kedua telapak tangan di depan dada.

    Sambil memberi salam, Rangga memperhatikan dua perempuan yang diperkenalkan Maura. Yang seorang mengenakan busana berwarna kuning telur, yang oleh Maura diperkenalkan sebagai Salina. Sama seperti Maura, dia memiliki kecantikan unik yang berbeda. Rangga tak bisa memastikan apa yang berbeda. Mungkin mata dan hidungnya yang bangir.

    Di dekat Salina duduk seorang perempuan yang mengenakan gaun berwarna hijau pupus. Dia memiliki kecantikan yang mirip dengan

    Menikmati pratinjau?
    Halaman 1 dari 1