Temukan jutaan ebook, buku audio, dan banyak lagi dengan uji coba gratis

Hanya $11.99/bulan setelah uji coba. Batalkan kapan saja.

Gairah Filya Istri Bosku
Gairah Filya Istri Bosku
Gairah Filya Istri Bosku
eBook145 halaman1 jam

Gairah Filya Istri Bosku

Penilaian: 5 dari 5 bintang

5/5

()

Baca pratinjau

Tentang eBuku ini

Setelah  dua tahun aku bekerja sebagai Satpam di rumah pribadi pak Haryono, aku ketambahan pekerjaan untuk pengamanan  ibu Filya. Di manapun ibu Filya berada aku harus mengawal dan menjaganya. Disitulah awal  perselingkuhanku dengan ibu Filya, yang adalah istri dari bosku pak Haryono. 

Ibu Filya meski usianya sudah 45 tahun masih terlihat cantik. Bahkan sangat cantik. Kulitnya halus dan putih mulus, dengan body tubuh proporsional.  Dadanya juga terlihat membusung sehingga kesannya  sangat seksi.

Bagaimana kisah mendebarkan ini? Ikuti di buku ini…

BahasaBahasa indonesia
Tanggal rilis13 Apr 2023
ISBN9798215827512
Gairah Filya Istri Bosku

Baca buku lainnya dari Denus Enli

Terkait dengan Gairah Filya Istri Bosku

E-book terkait

Romansa Kontemporer untuk Anda

Lihat Selengkapnya

Ulasan untuk Gairah Filya Istri Bosku

Penilaian: 5 dari 5 bintang
5/5

2 rating2 ulasan

Apa pendapat Anda?

Ketuk untuk memberi peringkat

Ulasan minimal harus 10 kata

  • Penilaian: 5 dari 5 bintang
    5/5
    Ceritanya mengalir, aku suka. Novel seperti ini yang aku cari ada jalan ceritanya..
  • Penilaian: 5 dari 5 bintang
    5/5
    Kisahnya wau... Enak dibaca. Cerita yang mengasyikkan. Cerita yang mendebarkan...

    1 orang merasa ini bermanfaat.

Pratinjau buku

Gairah Filya Istri Bosku - Denus Enli

DITERBITKAN OLEH

DENUSDIGITALS

HAK CIPTA DILINDUNGI OLEH UNDANG-UNDANG

DENUS ENLI

Dilarang mengopy atau memperbanyak sebagian atau seluruhnya isi buku ini, tanpa izin tertulis dari Penerbit

EDISI KISAH NYATA

Sebagaimana diceritakan Herry Alexander

1

LULUS SMA aku berkeinginan  masuk sekolah  kepolisian  bintara  di daerah asalku yang ada di Pulau Sumatera. Aku  menyiapkan diri  dengan maksimal. Seperti belajar dengan tekun  dan berolahraga rutin setiap pagi. Olahraga ini  untuk  latihan fisik agar memiliki stamina yang kuat.

Aku mendapat informasi dari temanku Abner,  yang telah menjadi  anggota Polri, kesiapan fisik yang paling dominan untuk bisa  lulus  masuk sekolah  kepolisian negara. Makanya, sejak aku duduk di kelas tiga atau kelas dua belas SMA, setiap pagi sebelum ke sekolah  meluangkan waktu untuk jogging. Itu hanya sekitar  satu jam, dimulai pukul lima dan  selesai pukul enam bertempat di kompleks tempat tinggalku.

Oh ya, karena ini kisah nyata semua nama-nama aku samarkan. Begitu juga sejumlah tempat yang dikunjungi disamarkan, untuk menjaga privasi tempat itu.

Namaku Herry Alexander, saat lulus SMA usiaku baru 17 tahun. Aku anak bungsu dari dua bersaudara. Abangku Rinto Ferdinand, pekerja swasta di salah satu perusahaan di daerah asalku. Begitu dia lulus  SMK langsung mendapatkan pekerjaan.  Sementara pekerjaan orang tuaku,  papa hanya seorang petani sawit, sedangkan mama guru SD.

Cita-citaku untuk menjadi polisi sudah terpatri  sejak  masih duduk di bangku SD. Namun, cita-cita itu sirna setelah  tak lolos seleksi  masuk sekolah kepolisian negara.  Ada perasaan kecewa berat saat  pengumuman ternyata aku dinyatakan gugur.  Beruntung papa dan mama  terus memberikan penguatan rohani  sehingga kekecewaan itu lambat laun tidak terasa lagi.

Temanku Abner  menyarankan, agar  ikut lagi tes masuk sekolah kepolisian tahun depan. Tapi aku tak tertarik lagi untuk menjadi  polisi. Mungkin karena telah terlanjur kecewa.

Papaku kemudian memberikan pilihan, bagaimana jika aku melanjutkan  pendidikan di Perguruan Tinggi. Tapi aku juga tidak tertarik. Itu karena terlintas di pikiranku, setelah menyandang sarjana belum tentu langsung mendapatkan pekerjaan. Yang aku inginkan segera bekerja seperti abangku.

Suatu hari,  pamanku Togap Sebastian yang  sudah sukses bekerja  di Jakarta pulang kampung, setelah dia mendapatkan cuti dari kantornya. Dia mengajak aku untuk ikut dengannya ke Jakarta, sekaligus mencari kerja di ibukota negara tersebut.  Aku yang belum pernah ke Jakarta langsung tertarik, apalagi setelah papa dan mama mengijinkannya. 

Aku pun berangkat ke Jakarta bersama paman Togap, hanya bermodalkan ijazah SMA. Di Jakarta aku tinggal bersama keluarga paman, di salah satu kelurahan di Jakarta Pusat. 

Hampir dua tahun aku menganggur belum mendapat pekerjaan. Aku kesulitan mencari pekerjaan karena hanya  tamatan SMA. Selama dua tahun itu, aktivitasku setiap hari  mengantar dan menjemput anak paman di sekolah. 

Pamanku meminta agar perlu kesabaran untuk menanti pekerjaan itu.

Kemudian ada lowongan kerja di perusahaan (nama perusahaan tidak aku sebut untuk menjaga privasi)  tempat pamanku bekerja.  Paman sendiri di perusahaan itu karirnya cukup bagus, menjabat salah satu manajer. Lowongan kerja itu sebagai Satpam, cocok dengan persyaratan pendidikan yang aku miliki yakni tamatan SMA.

Setelah melewati beberapa tahapan tes masuk, akhirnya  aku diterima bekerja di perusahaan itu sebagai  Satpam.  Tapi sebelum bekerja,  ditempa  dengan pelatihan  Satpam selama satu bulan  yang difasilitasi perusahaan.

Bekerja sebagai Satpam aku tekuni dengan sungguh-sungguh, sehingga dalam kurun waktu tiga tahun  mendapat penghargaan dari kantor sebagai Satpam teladan.  Bagiku Satpam adalah pekerjaan yang mulia di bidang keamanan. Hampir sama dengan polisi, yang merupakan cita-cita awalku.

2

ATAS  prestasi sebagai Satpam teladan, aku ditarik oleh owner perusahaan  pak Haryono Budianthoro  untuk menjadi Satpam di rumah pribadinya yang terletak di kawasan elit di Jakarta Barat.  Aku bergabung dengan tiga  Satpam yang terlebih dahulu bertugas di rumah tersebut.

Awalnya aku ingin menolak tawaran itu, karena  lebih suka menjadi Satpam di kantoran dibandingkan di rumah. Tapi karena tawaran  gaji yang menggiurkan akhirnya aku menerimanya. 

Aku menjadi Satpam di rumah owner perusahaan  di usia yang masih muda 22 tahun. Tanggung jawab kami sebagai Satpam  cukup besar. Kami harus menjaga keamanan keluarga Pak Haryono.

Anggota keluarganya terdiri dari lima orang. Pak Haryono sendiri berusia 49 tahun. Istrinya Ibu Filya Sarinansi berusia 44 tahun. Kemudian tiga anak mereka. Masing-masing Krisni Budianthoro, perempuan,  berusia 20 tahun. Ridwan Budianthoro, laki-laki  berusia 17 tahun. Dan si bungsu yang sangat manja  Windi Budianthoro, perempuan,  berusia 15 tahun. 

Rumah Pak Haryono cukup besar, terdiri dari tiga lantai, dengan interior yang  menakjubkan. Diantaranya, halaman belakang  dengan kolam renangnya. Kemudian ruang tamu yang terlihat seperti lobi sebuah hotel. Ruang itu diperindah  perpaduan dua warna sofa berwarna hijau dan abu-abu. Tak kalah indahnya, area keluarga yang berfungsi untuk menonton televisi, terlihat begitu hangat dan nyaman. Perpaduan  sofa berwarna putih dan hitam, dengan sekat kayu yang menawan.

Ada juga ruang makan dengan dominasi marmer. Meja dan kursinya juga serasi warna putih dan warna kayu, serta dipercantik dengan hiasan lampu gantung. Sementara area dapur terlihat  bersih dan cantik. Perpaduan kitchen set dan meja dapur berwarna hitam putih.

Akan halnya area kamar yang terletak di lantai dua dan tiga  belum pernah aku masuk, sehingga nuansanya belum aku ketahui. Namun aku yakin pasti dekorasinya  sangat mewah.

Sedangkan di halaman depan terdapat taman bunga  dengan hamparan bunga yang indah. Terdapat sejumlah jenis bunga,  seperti  bougenville, asoka merah, cemara kipas serta tanaman semak boxwood.

Di sebelah kanan rumah terdapat ruang yang cukup luas  berfungsi sebagai tempat parkir mobil sementara, sebelum mobil masuk ke  garasi di basement rumah. 

Keluarga Pak Haryono memiliki empat koleksi  mobil mewah. Terdiri dari Toyota Land Cruiser dan Lexus LM350 yang biasanya dipakai Pak Haryono. Kemudian Toyota  Alphard  yang biasa dipakai Ibu Filya. Serta ada satu mobil koleksi super mewah, yang dipakai saat-saat tertentu yakni Ferrari 458 Speciale Coupe. 

Selain itu, keluarga Pak Haryono memiliki tiga  mobil lainnya, yakni Fortuner dan dua buah  Pajero Sport, yang biasanya dipakai anak-anak Pak Haryono. Mobil-mobil ini semuanya diparkir di garasi yang terdapat di basement rumah. 

3

KAMI Satpam menempati bangunan tersendiri berada di depan. Tepatnya di samping kanan dekat  pintu halaman. Bangunan itu terdiri dari pos penjagaan dan kamar tempat beristirahat.

Kami melakukan pengamanan dibagi dua regu, dengan pembagian dua  shift yakni shift siang dan malam. Masing-masing regu ada dua anggota Satpam. Aku di regu A bersama Bayu. Sementara di regu B ada mas Rinto kepala Satpam kami, bersama Yanto.  Usai kami melakukan pengamanan, kami pulang ke rumah  masing-masing

Dalam menjaga keamanan keluarga pak Haryono kami kompak, saling mengisi kekurangan yang ada. Jika ada diantara kami yang sakit atau berhalangan karena urusan  keluarga  boleh menukar shift, sehingga tetap terisi dua orang dalam satu shift.

Kami berempat Satpam, aku yang  paling yunior dan belum menikah. Itulah sebabnya aku banyak kali bertukar shift jika ada teman yang berhalangan masuk. Bahkan beberapa kali aku masuk kerja sekalian dua shift siang dan malam untuk mengganti teman yang tidak masuk. Tapi bagiku itu tak masalah,  karena sudah  merasa satu keluarga,  sama seperti keluargaku  sendiri.

Setelah  dua tahun aku bekerja sebagai Satpam di rumah pribadi pak Haryono, aku ketambahan pekerjaan untuk pengamanan  ibu Filya. Di manapun ibu Filya berada aku harus mengawal dan menjaganya. Disitulah awal  perselingkuhanku dengan ibu Filya, yang adalah istri dari bosku pak Haryono.

Ibu Filya meski usianya sudah 45 tahun masih terlihat cantik. Bahkan sangat cantik. Kulitnya halus dan putih mulus, dengan body tubuh proporsional.  Dadanya juga terlihat membusung sehingga kesannya  sangat seksi. 

Kecantikan dan kehalusan kulitnya selalu terjaga, karena  rutin melakukan perawatan

Menikmati pratinjau?
Halaman 1 dari 1