Terjebak Cinta Berbayar
Oleh Denus Enli
5/5
()
Tentang eBuku ini
Aku awalnya berasal dari keluarga mapan. Orang tuaku di daerah asalku memiliki perusahaan hingga aku dapat kuliah di Jakarta. Namun masalah besar itu datang, perusahaan orang tuaku nyaris bangkrut karena terlalu banyak hutang. Masalah kian bertambah, mamaku sakit leukemia sehingga kami keluarga memutuskan mama berobat di Singapura.
Namun ditengah perawatan di Singapura, terganjal pada biayanya yang terus membengkak. Aku kemudian bertemu dengan tante Fitrin, dia membantu biaya perawatan mama. Tapi aku harus memuaskan nafsu birahinya yang terselubung. Bagaimana kisah selanjutnya? Ikuti buku ini…
Baca buku lainnya dari Denus Enli
Gairah Suster Riska Penilaian: 4 dari 5 bintang4/5Gairah Filya Istri Bosku Penilaian: 5 dari 5 bintang5/5Terpesona Gadis Tetangga Penilaian: 5 dari 5 bintang5/5Cinta Berbayar Tante Herny Penilaian: 5 dari 5 bintang5/5Perawan Desa Belajar Bercinta Penilaian: 5 dari 5 bintang5/5
Terkait dengan Terjebak Cinta Berbayar
E-book terkait
Bonus Birahi Helena, CEO Galak Penilaian: 4 dari 5 bintang4/5My Friend's Wife: Raisa: Seri Selingkuh dengan Istri Teman Penilaian: 4 dari 5 bintang4/5Digenjot Mutia, Istri Tetangga Penilaian: 3 dari 5 bintang3/5Geliat Attiqah, Perempuan Judes Penilaian: 5 dari 5 bintang5/5Rintih Audria, Istri Pemalu Penilaian: 5 dari 5 bintang5/5Selingkuh Undercover: Mbak Ameera Penilaian: 4 dari 5 bintang4/5My Friend's Wife: Anjani: Seri Selingkuh dengan Istri Teman Penilaian: 4 dari 5 bintang4/5Perjakaku Direnggut Teman Mama Penilaian: 5 dari 5 bintang5/5Suami Pengganti untuk Tante Lestari Penilaian: 4 dari 5 bintang4/5Suami Pengganti untuk Karina Penilaian: 4 dari 5 bintang4/5Suami Pengganti untuk Ambarwati Penilaian: 4 dari 5 bintang4/5Part Time Lover with Mrs. Nagitta and Mrs. Amelia Penilaian: 2 dari 5 bintang2/5Digoyang Pramita, Dosen yang Galak Penilaian: 5 dari 5 bintang5/5My Friend's Wife: Salma: Seri Selingkuh dengan Istri Teman Penilaian: 3 dari 5 bintang3/5Suami Pengganti untuk Tante Farah Penilaian: 3 dari 5 bintang3/5Bonus Birahi Untuk Tante Sekompleks Penilaian: 0 dari 5 bintang0 penilaianMy Friend's Wife: Larasati: Seri Selingkuh dengan Istri Teman Penilaian: 2 dari 5 bintang2/5Digilir Perempuan Jelita Penilaian: 0 dari 5 bintang0 penilaianPart Time Lover with Mrs. Melinda: Seri Selingkuh Penilaian: 3 dari 5 bintang3/5Digoda Istri Caleg Penilaian: 4 dari 5 bintang4/5Suami Pengganti untuk Tante Laila Penilaian: 4 dari 5 bintang4/5Digoda Hartati Istri Teman Penilaian: 4 dari 5 bintang4/5Digoyang Delisha, Tetangga Hamil Penilaian: 3 dari 5 bintang3/5My Friend's Wife: Zahra: Seri Selingkuh dengan Istri Teman Penilaian: 3 dari 5 bintang3/5Digoda Istri Dosen: Seri Selingkuh Penilaian: 4 dari 5 bintang4/5Digoda Istri Bos Penilaian: 4 dari 5 bintang4/5Suami Pengganti untuk Savitri, Istri yang Perawan Penilaian: 4 dari 5 bintang4/5My Friend's Wife: Maia: Seri Selingkuh dengan Istri Teman Penilaian: 3 dari 5 bintang3/5Skandal Bulan Madu Nabella Penilaian: 3 dari 5 bintang3/5Ashanti Istriku, Selingkuh Penilaian: 4 dari 5 bintang4/5
Romansa untuk Anda
Digoda Ibu Teman Penilaian: 4 dari 5 bintang4/5Perjakaku Direnggut Guru Judes Penilaian: 4 dari 5 bintang4/5Digoyang Airin Penilaian: 4 dari 5 bintang4/5Rahasia Perawan Ginaya Penilaian: 4 dari 5 bintang4/5Pendekar Pemuas Nafsu: Erang di Pulau Salju Penilaian: 4 dari 5 bintang4/5Skandal di Vila Puncak Penilaian: 4 dari 5 bintang4/5Skandal Zarina, Istri Pemalu Penilaian: 4 dari 5 bintang4/5Skandal Zandra, Istri Setia yang Selingkuh Penilaian: 4 dari 5 bintang4/5Menggoda Perawan Alena Penilaian: 3 dari 5 bintang3/5Menggoda Aurell, Kekasih Teman Penilaian: 5 dari 5 bintang5/5Perjakaku Direnggut Ibu Teman Penilaian: 4 dari 5 bintang4/5Aku Berselingkuh, dan Ini Catatannya Penilaian: 4 dari 5 bintang4/5Gairah CEO Cantik, Sekretaris dan Putrinya Penilaian: 4 dari 5 bintang4/5Digoyang Delisha, Tetangga Hamil Penilaian: 3 dari 5 bintang3/5Digoda Istri Bos Penilaian: 4 dari 5 bintang4/5Si Pemetik Bintang: Geliat Jago Pedang Penilaian: 4 dari 5 bintang4/5Skandal Aizza, Istri yang Dipaksa Selingkuh Penilaian: 4 dari 5 bintang4/5Bonus Birahi Untuk Tante Sekompleks Penilaian: 0 dari 5 bintang0 penilaianSelingkuh Undercover: Amanda Penilaian: 4 dari 5 bintang4/5Skandal Pesta Lajang Alisha, Maura dan Salina Penilaian: 4 dari 5 bintang4/5My Friend’s Wife: Kirana: Seri Selingkuh dengan Istri Teman Penilaian: 4 dari 5 bintang4/5Skandal Bulan Madu Nabella Penilaian: 3 dari 5 bintang3/5Perjakaku Direnggut Calon Mertua Penilaian: 4 dari 5 bintang4/5Digoda Istri Teman Penilaian: 4 dari 5 bintang4/5Skandal di Puncak Gunung Penilaian: 4 dari 5 bintang4/5Salsa, Perawan yang Tergoda Penilaian: 3 dari 5 bintang3/5Digoyang Fazira, Istri Ketua Ormas Penilaian: 5 dari 5 bintang5/5Suami Pengganti untuk Dokter Clara Penilaian: 4 dari 5 bintang4/5Malin Kundang: Si Arcaraga Penilaian: 4 dari 5 bintang4/5Pendekar Pemuas Nafsu: Desah Kenikmatan di Cin Ling San Penilaian: 4 dari 5 bintang4/5
Ulasan untuk Terjebak Cinta Berbayar
1 rating1 ulasan
- Penilaian: 5 dari 5 bintang5/5Kisahnya bagus, ada makna positifnya menolong ortu yang sedang sakit..
Pratinjau buku
Terjebak Cinta Berbayar - Denus Enli
DITERBITKAN OLEH
DENUSDIGITALS
HAK CIPTA DILINDUNGI OLEH UNDANG-UNDANG
Dilarang mengcopy atau memperbanyak sebagian atau seluruhnya isi buku ini, tanpa izin dari Penerbit
EDISI KISAH NYATA
Sebagaimana diceritakan Dony Oktavian
1
KETERPURUKAN ekonomi tak pernah terbayangkan menimpa keluargaku, yang berimbas pada kehidupanku di Jakarta terkatung-katung. Masa depan seakan menjadi suram akibat masalah sosial ini.
Aku awalnya berasal dari keluarga mapan yang tinggal di salah satu kota di Pulau Sulawesi. Setelah tamat SMA di daerah asalku, melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi di salah satu perguruan tinggi swasta ternama di Jakarta. Aku hengkang dari daerah asalku ke Jakarta karena orang tuaku mampu membiayai kuliahku. Papa memiliki perusahaan kontraktor yang omsetnya lumayan besar, sehingga aku setiap bulan mendapat kiriman uang yang lumayan besar juga. Biaya hidup dan biaya perkuliahan terpenuhi. Bahkan jatah uang bulanan yang dikirim orang tuaku selalu berlebihan. Kelebihan itu sering aku gunakan untuk hidup berfoya-foya di Jakarta.
Karena ini merupakan kisah nyata. Semua nama-nama yang terlibat disamarkan. Begitu juga dengan daerah asalku tidak dijelaskan lebih rinci. Tempat-tempat yang dikunjungi juga tidak dijelaskan terperinci. Ini semua semata-mata untuk menjaga privasi tempat tersebut.
Namaku Dony Oktavian. Umurku saat ini 22 tahun. Aku merupakan anak tunggal. Postur tubuhku cukup proporsional, karena memiliki tinggi badan 175 cm dan berat 70 kilogram. Aku berkulit putih dan memiliki tubuh agak kekar, karena sering fitnes ringan. Oleh teman-temanku di kampus kerap mengatakan aku tampan. Tapi aku bukan tipe lelaki playboy.
Aku menempuh pendidikan di salah satu perguruan tinggi swasta ternama di Jakarta, Fakultas Teknik, yang kini sudah di semester akhir. Tempat tinggalku di sebuah apartemen yang terletak di kawasan elit Jakarta Pusat. Aku menyewa apartemen itu per tahun, kemudian diperpanjang kembali. Dan untuk memperlancar aktivitasku di Jakarta, orang tuaku menghadiahkan mobil Mitsubishi Xpander saat aku berulang tahun Ke-19, tiga tahun lalu.
Namun tiba-tiba masalah besar itu datang. Perusahaan orang tua di daerah asalku nyaris bangkrut, akibat terlalu besar hutang yang menumpuk. Imbasnya, perusahaan tidak lagi mendapat proyek-proyek besar.
Masalah ini membuat kehidupanku di Jakarta menjadi tidak stabil, karena uang yang dikirim orang tuaku tidak lagi mencukupi untuk biaya hidup di Jakarta. Mamaku meminta agar aku mengurus cuti perkuliahan dan pulang ke daerahku untuk membantu papa menggairahkan
kembali perusahaan.
Masalah kehidupan yang menimpa ini, membuat aku sadar bahwa kekayaan orang tua jangan disalahgunakan. Jangan hidup berfoya-foya dengan kekayaan tersebut. Aku seakan dicambuk untuk menjalani hidup yang mandiri. Aku kemudian memutuskan untuk tetap melanjutkan kuliah di Jakarta. Aku tak mau pulang ke daerah asalku sebagaimana keinginan orang tua.
Diam-diam tanpa sepengetahuan mereka, mobil Xpander yang dipakai sehari-hari aku jual. Uang hasil penjualannya, aku pakai untuk melanjutkan kuliah yang diketahui cukup mahal. Sebagian lagi aku membeli sepeda motor seken untuk mengganti alat transportasiku. Aku juga tidak melanjutkan menyewa apartemen. Kini aku hanya kos-kosan masih di kawasan Jakarta Pusat. Kos-kosan yang sederhana.
Masalah kian bertambah, pacarku Priska sekampus denganku, minta putus. Mungkin karena aku tidak tajir lagi. Ada perasaan kecewa namun hanya sesaat. Seterusnya tak mengambil pusing lagi dengan putus cinta tersebut.
Dibenakku bertekad untuk menyelesaikan kuliah sampai menyandang gelar sarjana. Aku kemudian memutuskan untuk mencari pekerjaan di Jakarta sambil kuliah tetap jalan.
Beruntung tak mengalami kesulitan untuk mencari pekerjaan. Aku melamar di sebuah restoran mewah hanya menggunakan ijazah SMA. Setelah manajemen restoran melakukan interview, aku pun diterima. Dan yang paling menyenangkan, aku bekerja hanya sore sampai malam. Mulai pukul lima sore sampai pukul dua belas malam. Itu artinya di pagi sampai siang hari memiliki waktu untuk kuliah.
Keberadaan restoran ini tidak jauh dengan kos-kosanku. Bangunannya sangat luas dan terdapat fasilitas parkiran mobil. Konsep bangunan restoran ini ala Eropa dengan perpaduan sentuhan modern. Interiornya terkesan berkelas, paduan industrial di beberapa sudutnya. Selain itu desain restoran ini unik, terlihat pada penataan meja, kursi dan dinding. Khusus dindingnya perpaduan marmer, kaca dan sentuhan kayu sehingga memberikan atmosfer yang nyaman bagi konsumen.
Akan halnya menu andalan di restoran ini adalah menu Eropa, dengan seorang chef yang profesional. Meski begitu, restoran ini menyediakan juga menu Indonesia. Sementara karyawan yang bekerja sekitar 30 orang, sudah termasuk manager, asisten manager, chef eksekutif, chef pembantu, penerima tamu, pelayan restoran, kasir dan pencuci peralatan.
Aku bekerja di restoran ini sebagai pelayan pengantar makanan. Aku mencintai pekerjaan ini, menjalaninya dengan penuh semangat. Aku juga menekuni pekerjaan ini dengan sungguh-sungguh tanpa merasa terbeban, sehingga tak terasa sudah sebulan bekerja.
Tibalah saatnya menerima gaji pertama dari keringat lelahku sendiri. Tapi dari gaji pertama ini, belum mencukupi jika membiayai kuliahku.
Di bulan kedua, aku mendapat informasi dari teman sesama karyawan mas Indra, dia seringkali bekerja lembur. Bekerja lembur mendapat tambahan penghasilan di luar gaji rutin per bulan. Aku menanyakan hal ini ke pihak manajemen restoran dan langsung diperbolehkan bekerja lembur. Namun hanya dua kali dalam seminggu.
2
AKU memanfaatkan peluang kerja lembur ini, tak lain untuk menambah penghasilan agar biaya perkuliahan terpenuhi. Bekerja lembur dihitung jika sejak restoran dibuka pukul sembilan pagi hingga restoran ditutup pukul dua belas malam.
Kebetulan jadwal kuliahku tidak setiap hari lagi, tinggal tiga mata kuliah yang harus dituntaskan di semester berjalan ini. Dengan begitu, jika tak ada jadwal kuliah maka waktu yang tidak terpakai itu dimanfaatkan untuk bekerja lembur. Namun, walau sudah bekerja lembur belum juga mencukupi biaya kuliah yang mencapai puluhan juta.
Suatu saat, aku mengantar makanan pada seorang konsumen baru. Itu sekitar pukul sembilan malam. Aku menyebutnya konsumen baru, karena baru kali ini melihatnya. Dia perempuan. Kelihatannya masih muda berpenampilan menarik, cantik dan rambutnya sebatas punggung. Dia hanya sendirian.
Ada kebiasaan unik yang terjadi di restoran ini, konsumen yang pertama kali datang langsung ketagihan dengan menu yang ada. Jika sudah ketagihan maka konsumen akan datang terus menerus di restoran ini.
Itulah sebabnya, setiap konsumen baru yang datang akan mendapatkan perhatian khusus oleh pihak restoran. Namun, konsumen lama juga mendapatkan pelayanan yang baik. Kami sebagai pelayan, diharuskan ramah melayani semua konsumen yang datang.
Selamat malam mbak, ini makanan dan minuman yang dipesan. Selamat menikmati
Aku berujar ramah pada konsumen perempuan tersebut, sambil menebar senyuman.
Terima kasih mas,
ujarnya dengan ramah juga.
Kalau masih ada yang pengen dipesan, panggil aja kami mbak
Aku kembali berujar.
Kayaknya gak ada lagi mas, udah cukup
Dia berkata sambil menatapku dengan mata sayu. Aku membalasnya dengan senyuman tipis sambil berlalu.
Ketika sibuk melayani konsumen lain, tak sengaja pandanganku tertuju pada konsumen itu yang kelihatan sudah selesai makan. Dia memanggilku dengan menggerakkan tangan. Sebagai pelayan yang baik, aku pun bergegas menghampirinya.
Mas minta dong bill-nya,
sahut konsumen ini.
Baik, bentar ya mbak,
kataku.
Aku ke meja kasir mengambil bill dan kembali padanya.
Ini bill-nya mbak
Dia mengambilnya dan mengamati harga yang tertera. Dia kemudian merogoh uang di tas kecilnya. Terlihat beberapa lembar pecahan lima puluh ribu, lalu menyerahkan padaku.
Mas ini uangnya, kembaliannya untuk mas aja
Maaf mbak, jadi nggak enak!
Nggak apa-apa. Itu tip untuk mas, karena mas melayani dengan baik.
Terima kasih mbak,
ucapku menerima uang tersebut, sambil melangkah berlalu.
Mas, tunggu!
Tiba-tiba dia mencegatku. Aku berhenti dan kembali menghampirinya.
Kenapa mbak, ada yang bisa dibantu?
Aku berucap dan tetap menebar senyuman.
Boleh, nggak, tante tau nama mas?
Dia kemudian berdiri dan menjulurkan tangan kanannya, bermaksud ingin berkenalan. Aku meresponnya.
Namaku Dony,
ujarku sambil menyalami tangan konsumen cantik ini.
Aku Fitrin. Kelihatannya aku lebih tua jauh denganmu. Jadi panggil aja tante Fitrin,
balasnya.
Usai menyebut namanya, dia menatapku dengan senyuman pesona. Aku tetap bersikap ramah, membalasnya juga dengan senyuman.
Don nanti aku kembali lagi ke sini,
sambungnya akrab, seraya melangkah keluar restoran.
Baik tante, hati-hati di jalan,
ujarku.
Iya, terima kasih Don
Dia berucap sambil melangkah menuju parkiran.
Kami sebagai karyawan, jika melayani konsumen baru apalagi dia sangat ramah, diwajibkan untuk mengantarnya sampai ke parkiran. Itu salah satu strategi bisnis agar konsumen merasa nyaman. Dan niscaya dia akan kembali lagi makan di restoran ini.
Aku berjalan dengan cepat, menyusul tante Fitrin sampai ke lokasi parkiran. Kelihatannya dia menuju mobil sedan BMW berwarna hitam. Dia kemudian memencet remot mobil yang digenggam tangan kanannya.
Don terima kasih ya,
ujarnya ramah.
Sama-sama tante,
balasku.
Dia selanjutnya menaiki mobilnya dan berlalu keluar parkiran restoran.
Aku kembali kedalam restoran melanjutkan pekerjaan sebagai pelayan pengantar makanan. Di malam ini, restoran ramai dengan pengunjung. Itulah sebabnya badan terasa letih. Namun pekerjaan dapat dituntaskan hingga restoran ditutup pukul dua belas malam.
Di kos-kosan sebelum beristirahat malam, ponselku berdering. Ternyata yang memanggil mama. Segera aku pencet tombol berwarna hijau.
Ya ma...
Don gimana kabar kamu. Baik-baik kan?
Mama berujar separuh berbisik.
Iya ma, Dony baik-baik di Jakarta. Dony sehat walafiat. Terus mama dan papa gimana kabarnya?
jawabku, sekaligus balik bertanya.
Don, mama aja yang nggak sehat. Tadi barusan pulang dari dokter diantar sama papa. Mama sakit kepala disertai mimisan.
Astaga ma! Mama sebenarnya sakit apa?
Aku berkata penuh khawatir.
Gak apa-apa Don. Mama udah minum obat, sekarang udah mendingan. Don nanti uang kamu papa transfer besok ya. Papa udah tidur nih. Tapi jumlahnya berkurang.
"Ma, nggak