Temukan jutaan ebook, buku audio, dan banyak lagi dengan uji coba gratis

Hanya $11.99/bulan setelah uji coba. Batalkan kapan saja.

Digilir Perempuan Jelita
Digilir Perempuan Jelita
Digilir Perempuan Jelita
eBook86 halaman28 menit

Digilir Perempuan Jelita

Penilaian: 0 dari 5 bintang

()

Baca pratinjau

Tentang eBuku ini

Syaza Purbarini, Dyah Laksmini dan Medina Razika yang merupakan istri tetanggaku datang untuk memberikan bantuan dana, guna membantu aku yang mendapat musibah kebakaran. Namun, bantuan yang mereka berikan itu tidak gratis. Ketiganya meminta semacam kompensasi.

Kompensasi apa yang diinginkan ektiga perempuan jelita ini? 

 

Silakan ikuti kisahnya.

 

(Cerita ini merupakan lanjutan dari kisah berjudul 'Digenjot Mutia, Istri Tetangga').
 

BahasaBahasa indonesia
Tanggal rilis6 Feb 2024
ISBN9798224361403
Digilir Perempuan Jelita

Baca buku lainnya dari Enny Arrow

Terkait dengan Digilir Perempuan Jelita

E-book terkait

Romansa untuk Anda

Lihat Selengkapnya

Ulasan untuk Digilir Perempuan Jelita

Penilaian: 0 dari 5 bintang
0 penilaian

0 rating0 ulasan

Apa pendapat Anda?

Ketuk untuk memberi peringkat

Ulasan minimal harus 10 kata

    Pratinjau buku

    Digilir Perempuan Jelita - Enny Arrow

    Diterbitkan oleh

    EnnyArrow Digitals

    Versi Baru

    Sebagaimana diceritakan

    Daniel Narada

    Hak Cipta Dilindungi Undang-undang

    Cerita ini merupakan lanjutan dari kisah berjudul Digenjot Mutia, Istri Tetangga

    1

    BENCANA bisa datang kapan saja tanpa diduga. Itu yang terjadi padaku.

    Aku berada di kantor ketika menerima kabar kalau rumahku terbakar. Begitu aku tiba, rumahku tinggal puing.

    Rumah yang kutempati selama bertahun-tahun dalam sekejap berubah menjadi arang dan puing.

    Salah satu tetanggaku, Arifin Sutrianto mengajakku untuk tinggal di rumahnya, hingga aku selesai membangun rumah yang baru. Tawaran Arifin aku terima dengan senang hati. Tinggal di rumah Arifin tentu lebih hemat dibandingkan jika aku harus menyewa tempat kos atau hotel.

    Apalagi kediaman Arifin letaknya cukup dekat dengan rumahku sehingga aku tak memerlukan waktu lama jika hendak mengawasi para tukang. Juga, rumah Arifin yang dekat dengan rumahku memudahkan pihak tertentu yang ingin memberikan bantuan atau sumbangan padaku.

    Karena terkena musibah, aku memang sering mendapat berbagai bantuan dari berbagai pihak. Biasanya bantuan yang diberikan itu dalam bentuk barang (seperti beras, minyak goreng, air mineral, susu hingga mie instan) dan juga uang.

    Hanya beberapa saat ketika aku mulai tinggal di kediaman Arifin, Mutia Mashiara, istri Arifin mendatangiku. Dia dengan tegas mengatakan kalau jika ingin menginap di rumahnya, aku harus memberikan semacam kompensasi, karena menurutnya, menginap di rumahnya itu tidak gratis.

    Siapa sangka, kompensasi yang diminta Mutia itu bukan uang atau barang, melainkan sesuatu yang lain.

    Yakni bermain cinta.

    Karena aku tak punya pilihan lain, ditambah Mutia yang memang cantik jelita dan bertubuh indah, aku akhirnya setuju memberikan kompensasi dengan bermain cinta secara teratur pada Mutia.

    (Kisah yang lebih lengkap dan detail bagaimana untuk pertama kali aku memberikan kompensasi kepada Mutia sudah aku ceritakan pada buku Digenjot Mutia, Istri Tetangga yang bisa Anda temui di sejumlah ritel online terkemuka.

    Jika Anda kebetulan belum membaca cerita itu, dianjurkan untuk lebih dulu membaca judul itu supaya lebih nyambung. Namun jika buku ini sudah terlanjur berada di tangan, Anda bisa lebih dulu membaca buku ini dan kemudian membaca kisah sebelumnya yang memang lebih bersifat tunggal).

    2

    AKU sedang mengawasi para tukang mengerjakan fondasi rumah ketika ponselku berdering. Mutia menelponku.

    Iya mbak?

    Kamu di mana sekarang?

    Aku lagi mengawasi pembangunan rumah mbak, jawabku.

    Gini, kamu ke rumahku dulu. Ada yang akan memberikan bantuan untuk kamu, terdengar suara Mutia.

    Oh ya? Siapa mbak, kalau boleh aku tau?

    Itu perkumpulan arisan yang juga sering berlatih line-dance. Perkumpulan Umma Zantika, orangnya di seputaran kita juga dan kamu mengenal mereka, kata Mutia.

    Aku mengangguk. Perkumpulan atau organisasi Umma Zantika lumayan dikenal di kompleks. Anggota perkumpulan ini adalah perempuan di kompleks yang rata-rata sudah menikah. Sepanjang yang aku tahu, anggota perkumpulan ini sebagian berupa ibu muda dan sebagian lagi berusia sekitar 40-an tahun.

    Baik mbak, ujarku. Aku ke rumah sekarang...

    Jangan lupa mandi...

    Mengikuti anjuran Mutia, aku segera mandi. Biasanya aku mandi bersama Mutia. Tapi karena aku bakal kedatangan tamu yang akan membawa sumbangan, tentu aku harus mandi lebih dulu supaya wangi.

    Menjelang malam, para tamu tiba. Ada tiga perempuan yang datang ditemani Mutia. Aku mengenali ketiga perempuan itu yakni Syaza Purbarini, Dyah Laksmini dan Medina Razika. Mereka bertiga merupakan istri dari tetanggaku. Sepanjang yang aku tahu, mereka adalah pengurus inti perkumpulan Umma Zantika.

    Karena tinggal di kompleks perumahan yang sama, aku tentu saja mengenal Syaza, Dyah dan Medina,

    Menikmati pratinjau?
    Halaman 1 dari 1