Temukan jutaan ebook, buku audio, dan banyak lagi dengan uji coba gratis

Hanya $11.99/bulan setelah uji coba. Batalkan kapan saja.

Digoda Najwa, Istri Teman
Digoda Najwa, Istri Teman
Digoda Najwa, Istri Teman
eBook73 halaman36 menit

Digoda Najwa, Istri Teman

Penilaian: 4 dari 5 bintang

4/5

()

Baca pratinjau

Tentang eBuku ini

Ketika sedang nongkrong dengan beberapa teman guna menunggu penayangan Euro 2020 di rumah Ronald, Ghafur yang sedang
bermain catur dengan Setyawan meminta bantuanku untuk mengantar Najwa, istri Ghafur yang ingin berbelanja ke Alfa***.

 

Aku pun mendatangi kediaman Ghafur. Najwa yang hendak mandi tiba-tiba meminta bantuanku, untuk menggosok punggungnya dengan
sabun.

 

Lalu apa yang terjadi antara aku dan Najwa?

BahasaBahasa indonesia
Tanggal rilis23 Jul 2021
ISBN9798201811228
Digoda Najwa, Istri Teman

Baca buku lainnya dari Bayu Kartala

Terkait dengan Digoda Najwa, Istri Teman

E-book terkait

Romansa Kontemporer untuk Anda

Lihat Selengkapnya

Ulasan untuk Digoda Najwa, Istri Teman

Penilaian: 4 dari 5 bintang
4/5

11 rating1 ulasan

Apa pendapat Anda?

Ketuk untuk memberi peringkat

Ulasan minimal harus 10 kata

  • Penilaian: 3 dari 5 bintang
    3/5
    Bagus sangat menghibur khususnya yang sudah dewasa dan mengisi waktu kosong

Pratinjau buku

Digoda Najwa, Istri Teman - Bayu Kartala

Diterbitkan oleh Kartalabuana Press

Hak Cipta Dilindungi Undang-undang

Berdasarkan Kisah Nyata

1

SETELAH lebih dari satu tahun kehidupan berubah karena merebaknya Covid 19, kami, para lelaki yang berada di kompleks perumahan akhirnya punya alasan untuk berkumpul. Yakni Euro 2020.

Rata-rata kami para lelaki yang ada di kompleks menyukai sepak bola. Memang ada juga yang menyenangi balap Formula 1 atau MotoGP tapi sebagian besar menyukai sepakbola. Lagipula, laki-laki mana yang tidak suka sepakbola?

Kami pun sepakat untuk berkumpul di rumah Ronald. Kebetulan di bagian belakang rumah Ronald dibangun semacam teras luas. Teras itu terbuat dari beton dan punya atap. Teras itu merupakan lokasi yang sangat ideal bagi kami untuk nongkrong.

Tentu saja kami tidak sekedar nongkrong. Ada yang main kartu dan ada juga yang bermain catur.

Kebetulan aku tidak terlalu suka bermain kartu. Aku lebih menyukai permainan catur meski aku tidak jago-jago amat.

Malam itu adalah pembukaan Euro 2020 yang karena Covid terpaksa digelar di tahun 2021 (walaupun dilaksanakan di tahun 2021 namun nama resmi kegiatan ini tetap Euro 2020). Sambil menunggu pertandingan perdana, kami pun bersantai di teras milik Ronald.

Aku menyaksikan pertandingan catur antara Ghafur melawan Setyawan. Keduanya memang musuh bebuyutan dengan kemampuan yang relatif sama sehingga mereka biasa saling mengalahkan. Tentu saja karena mereka saling mengalahkan, siapapun yang menang akan meledek habis-habisan pihak yang kalah.

Sementara di meja lainnya ada Ronald, Tommy, Abdul dan Armand yang sedang bermain kartu.

Di saat itu, ponsel Ghafur tiba-tiba berbunyi.

Iya ma, Ghafur menyapa si penelepon yang ternyata adalah istrinya.

Di rumah Ronald. Kan tadi papa udah bilang. Kenapa?

Dia berhenti sejenak mendengar perkataan istrinya.

Wah, emang besok gak bisa? Harus sekarang?

Dia kembali mendengar perkataan istrinya.

Aku lagi main catur nih melawan Setyawan. Jadi gak mungkinlah aku pergi, nanti disangkanya aku takut dan lari, hehe. Kenapa? Ghafur kembali menyimak perkataan istrinya. Dari yang kudengar, aku menduga kalau Ghafur diminta pulang oleh istrinya untuk suatu urusan.

Nanti aku coba bilang ke Bayu. Kebetulan dia nganggur sekarang. Dia gak main dan dia juga bisa nyetir. Kenapa? Ghafur berujar ke si penelepon. Aku mengernyitkan kening ketika mendengar namaku tiba-tiba disebut.

Lho kok namanya disebut-sebut? Apaan sih? Aku bertanya bernada protes. Ghafur yang sedang menelpon hanya tersenyum dan menggeleng.

Iya... iya ma, nanti aku tanya tapi kayaknya dia gak keberatan. Iya... Iya... Ghafur kemudian menutup ponselnya. Dia menatapku.

Aku mau minta tolong. Nanti aku berikan uang pulsa... Ghafur berujar dengan nada memelas. Tadi Najwa nelpon, dia minta diantar ke Alfa****, katanya beras, susu dan kebutuhan lain udah habis. Dia minta aku mengantarnya dengan mobil tapi aku gak bisa. Aku lagi main. Jadi please, tolong gantiin aku nyetir mobil ke Alfa****, kata Ghafur.

Aku menggaruk kepalaku yang tidak gatal. Kenapa istri kamu gak naik taksi online aja?

Ghafur menggeleng. Karena Covid gini, Najwa jadi parno dengan orang asing, apalagi supir taksi online yang gak dikenal. Dia hanya mau dengan sosok yang bisa dipercaya. Lagian kamu udah vaksin bukan?

Iya aku udah vaksin. Memangnya Najwa belum bisa nyetir? Bukannya dia udah pernah kursus? Aku bertanya.

Ghafur lagi-lagi tersenyum. "Dia udah bisa nyetir tapi kalau siang. Kalau malam dia gak nyaman nyetir

Menikmati pratinjau?
Halaman 1 dari 1