Temukan jutaan ebook, buku audio, dan banyak lagi dengan uji coba gratis

Hanya $11.99/bulan setelah uji coba. Batalkan kapan saja.

Noorma Istriku Selingkuh
Noorma Istriku Selingkuh
Noorma Istriku Selingkuh
eBook74 halaman37 menit

Noorma Istriku Selingkuh

Penilaian: 4 dari 5 bintang

4/5

()

Baca pratinjau

Tentang eBuku ini

Tanpa sengaja aku menguping pembicaraan antara Tony, temanku, yang bermaksud memimjam novel koleksi Noorma, istriku. Noorma mengijinkan Tony meminjam, dengan imbalan agar Tony mau mengoleskan bedak lulur ke tubuh Noorma.

Tanpa diketahui mereka, aku diam-diam mengintip dari balik tirai bagaimana Tony mengoleskan bedak ke tubuh Noorma, istriku yang selama ini dikenal sebagai pendiam, pemalu, sopan dan menjunjung tinggi kesusilaan.

Ketika Noorma membuka kaos, dan juga roknya, aku kemudian menjadi saksi bisu sebuah kisah terlarang yang dilakoni istriku dengan teman baikku.

Kisah terlarang seperti apa?
 

BahasaBahasa indonesia
Tanggal rilis25 Feb 2019
ISBN9781386449300
Noorma Istriku Selingkuh

Baca buku lainnya dari Gilang Pakurangga

Terkait dengan Noorma Istriku Selingkuh

E-book terkait

Komedi Romantis untuk Anda

Lihat Selengkapnya

Ulasan untuk Noorma Istriku Selingkuh

Penilaian: 4.222222222222222 dari 5 bintang
4/5

9 rating0 ulasan

Apa pendapat Anda?

Ketuk untuk memberi peringkat

Ulasan minimal harus 10 kata

    Pratinjau buku

    Noorma Istriku Selingkuh - Gilang Pakurangga

    DITERBITKAN OLEH PAKURANGGA PRESS

    Hak Cipta Dilindungi Undang-undang

    SEBAGAIMANA DICERITAKAN HERMANSYAH LAKSONO KEPADA GILANG PAKURANGGA

    CERITA INI BENAR-BENAR TERJADI

    Demi alasan privacy, semua nama dan sejumlah detil dalam kisah ini terpaksa disamarkan

    1

    PERKENALKAN,  namaku Hermansyah, tentu bukan nama sebenarnya. Aku berusia 37 tahun. Aku menjalani kehidupan yang menyenangkan. Aku sudah menikah sekitar sebelas tahun, dan sejauh ini, aku merasa kehidupanku sangat bahagia.

    Aku menikah dengan Noorma, juga bukan nama sebenarnya, yang berusia dua tahun lebih muda dariku. Pernikahan kami dikaruniai sepasang putra-putri yang lucu dan sehat.

    Aku bekerja di sebuah perusahaan swasta di Jakarta. Posisiku sudah lumayan, yang memungkinkan aku mendapat gaji yang lumayan besar untuk ukuran Jakarta.

    Kami menempati perumahan di pinggiran kota Jakarta. Dulu, ketika baru masuk, perumahan ini sangat sepi. Namun sejak tiga tahun lalu, perumahan kami menjadi semakin ramai, terutama setelah dibangunnya jalan raya yang terhubung langsung dengan jalan tol.

    Istriku Noorma bekerja sebagai dosen Fakultas Sastra di sebuah universitas terkemuka Jakarta. Dia berwajah sangat cantik, dengan tubuh ramping.

    Pada dasarnya Noorma adalah perempuan pemalu dan agak tertutup. Dia tergolong perempuan yang irit bicara. Itu sebabnya, dalam banyak kesempatan ketika kami hanya berdua, aku berkali-kali mengungkap keherananku bagaimana dia yang sangat pemalu dan pendiam itu bisa menjadi dosen.

    Sejak remaja, menurut pengakuannya, Noorma sangat suka membaca. Semua jenis buku dilahapnya, termasuk yang berbahasa Inggris. Kegemarannya membaca semakin menjadi setelah dia menjadi dosen sastra. Sebagai dosen sastra, dia dituntut untuk banyak membaca sejumlah literatur yang dijadikan rujukan perkuliahan.

    Karena suka membaca, Noorma punya koleksi buku yang lumayan banyak. Awalnya koleksi buku dalam lemari ditempatkan di kamar tidur kami. Namun karena koleksi bukunya semakin banyak, aku mengusulkan agar dia membangun semacam perpustakaan kecil di samping kamar tidur kami di lantai dua.

    Noorma setuju dengan usulku. Dia bahkan kemudian menjadikan ruangan untuk perpustakaan itu sebagai ruang kerjanya. Dalam ruangan itu ada tiga lemari berisi buku. Dua lemari berisi buku berbahasa Indonesia dan satunya lagi berbahasa asing, terutama Inggris.

    Koleksi buku Noorma memang lumayan, termasuk yang sama sekali tidak aku sangka, yakni buku silat karangan Kho Ping Ho. Ketika aku mengungkapkan keherananku kenapa dia juga mengoleksi buku Kho Ping Ho, dengan enteng Noorma bilang, Bagaimanapun buku-buku itu menjadi bagian dalam khasanah literasi Indonesia. Secara kualitas mungkin tak dapat disebut sebagai karya sastra, namun karya Kho Ping Ho sudah menjadi bagian dalam literasi klasik Indonesia...

    Supaya koleksinya lengkap, Noorma bahkan sengaja meluangkan waktu untuk membeli semua karangan Kho Ping Ho, baik membeli secara online maupun ke toko buku.

    Aku sendiri tak suka membaca. Bagiku, membaca sebuah novel dengan ratusan halaman itu pekerjaan yang membosankan, membuang waktu dan sama sekali tidak berguna.

    Aku pernah mencoba membaca beberapa novel, misalnya Da Vinci Code ketika novel itu menjadi pembicaraan, beberapa tahun lalu. Namun aku langsung menyerah setelah membaca lima halaman. Aku sama sekali tidak mendapatkan kesenangan dengan membaca novel.

    Jika diperlukan, sesekali aku hanya membaca majalah. Itu pun hanya melihat tulisan yang ada gambarnya.

    Kadang di kantor aku suka membaca koran, karena kantor kami berlangganan sejumlah koran. Namun biasanya aku hanya membaca berita olahraga, terutama sepakbola.

    Karena tak suka membaca, aku jarang masuk ke ruang kerja Noorma yang juga menjadi perpustakaan. Noorma juga tak pernah memintaku untuk membaca karena dia tahu upayanya akan sia-sia.

    Aku sama sekali tak menduga dan menyangka, kalau keberadaan perpustakaan mini milik Noorma akan menjadi awal dari perselingkuhannya.

    2

    SEMUANYA berawal dari peristiwa pada

    Menikmati pratinjau?
    Halaman 1 dari 1