Temukan jutaan ebook, buku audio, dan banyak lagi dengan uji coba gratis

Hanya $11.99/bulan setelah uji coba. Batalkan kapan saja.

Rindu yang Memanggil Pulang
Rindu yang Memanggil Pulang
Rindu yang Memanggil Pulang
eBook97 halaman57 menit

Rindu yang Memanggil Pulang

Penilaian: 5 dari 5 bintang

5/5

()

Baca pratinjau

Tentang eBuku ini

Mengapa menulis puisi?

Karena harus.

Saat lintas peristiwa, gejolak emosi jiwa, kecamuk pemikiran, endapan perenungan mendesak untuk dituangkan dalam baris kata dan jari-jari menekan tombol-tombol papan ketik menyusun larik-larik diksi, mengalir begitu saja.

Sejalan dengan laku yang menjadi kebiasaan, rasa ingin tahu menuntun pada pencarian: tentang teknik dan pemahaman. Membaca karya-karya pujangga yang terkenal dan tersembunyi. Kembali mengenal dasar-dasar: bunyi suara, pola tuang, rima, ritme, makna, makna di balik kata, dan seterusnya. Terus berlatih dan terus belajar dan semakin dahaga.

Puisi-puisi kontemporer dalam buku ini merupakan hasil kontemplasi penulis tanpa tendensi untuk menjadi ujar bijaksana, karena penulis sepenuhnya sadar: setiap tulisan adalah hak pembacanya untuk diinterpretasikan secara personal, yang mungkin berbeda dengan pengartian penulis.

Jika ternyata ada puisi yang Anda rasakan sebagai kata-kata Anda, maka memang puisi itu ditulis sebab Anda dan untuk Anda. Jika tidak, maka tak jadi soal juga.

Karena E.E. Cummings pernah berkata: "Puisi hadir untuk Anda dan untuk saya, bukan untuk semua orang." 

Maka saya akan terus berpuisi sampai kehabisan kata.

 

Bandung, 29 Agustus 2016

BahasaBahasa indonesia
PenerbitPIMEDIA
Tanggal rilis28 Jul 2021
ISBN9786239757311
Rindu yang Memanggil Pulang

Baca buku lainnya dari Ikhwanul Halim

Terkait dengan Rindu yang Memanggil Pulang

E-book terkait

Puisi untuk Anda

Lihat Selengkapnya

Kategori terkait

Ulasan untuk Rindu yang Memanggil Pulang

Penilaian: 5 dari 5 bintang
5/5

2 rating0 ulasan

Apa pendapat Anda?

Ketuk untuk memberi peringkat

Ulasan minimal harus 10 kata

    Pratinjau buku

    Rindu yang Memanggil Pulang - Ikhwanul Halim

    Kata Pengantar

    Mengapa menulis puisi?

    Karena harus.

    Saat lintas peristiwa, gejolak emosi jiwa, kecamuk pemikiran, endapan perenungan mendesak untuk dituangkan dalam baris kata dan jari-jari menekan tombol-tombol papan ketik menyusun larik-larik diksi, mengalir begitu saja.

    Sejalan dengan laku yang menjadi kebiasaan, rasa ingin tahu menuntun pada pencarian: tentang teknik dan pemahaman. Membaca karya-karya pujangga yang terkenal dan tersembunyi. Kembali mengenal dasar-dasar: bunyi suara, pola tuang, rima, ritme, makna, makna di balik kata, dan seterusnya. Terus berlatih dan terus belajar dan semakin dahaga.

    Puisi-puisi kontemporer dalam buku ini merupakan hasil kontemplasi penulis tanpa tendensi untuk menjadi ujar bijaksana, karena penulis sepenuhnya sadar: setiap tulisan adalah hak pembacanya untuk diinterpretasikan secara personal, yang mungkin berbeda dengan pengartian penulis.

    Jika ternyata ada puisi yang Anda rasakan sebagai kata-kata Anda, maka memang puisi itu ditulis sebab Anda dan untuk Anda. Jika tidak, maka tak jadi soal juga.

    Karena E.E. Cummings pernah berkata: Puisi hadir untuk Anda dan untuk saya, bukan untuk semua orang. 

    Maka saya akan terus berpuisi sampai kehabisan kata.

    Bandung, 29 Agustus 2016

    DAFTAR ISI

    Kata Pengantar

    DAFTAR ISI

    1 Malam 3 Puisi

    Sarung yang Tepinya Berumbai

    Suatu Sore, Seperti Biasa

    Sudah Dekat Kiamat

    Kepada Orang Beriman

    Wahai (Penguasa) Masa

    Bacalah

    Puisi Kuburan

    Lingkaran Ketidakpastian

    Kepada Malam

    Jadilah Manusia

    Pusat Olah Data Dusta Anak Magang

    Hujan Ungu

    Luar Batang, Pasar Ikan

    Tarian Cinta di Tengah Sawah

    Jika Waktu

    Enam Hari dan Masih Menulis Puisi

    Tergigit Buah Terlarang

    Rindu yang Memanggil Pulang

    Opera Kucing

    Pengakuan Seorang Supir Taksi

    Sang Penyair Telah Mangkat, Hidup Penyair!

    Pada Hari Puisi Bumi,  Mengenang yang Telah Pergi

    Stambul Kehidupan

    Ensiklopedia Galaktika

    Tanpa Bentuk, Tanpa Nama

    Merah, Hijau, Biru, Ka!

    Sang Pencerah

    Aku Menulis Karena

    Dengan Puisi

    Cemara Jatuh

    Bukan Pilihan

    Lelaki Berpayung Amarah

    Sumber Inspirasi

    Sepotong Bulan Sabit di Lut Tawar

    Atas Nama Teror

    15 Ayat-Ayat Gombal

    Menguar Benci

    Kelak Bahagia

    Berani Suci

    Rancak Si Boim

    Tentang Penulis

    1 Malam 3 Puisi

    Bulan Hampir Pergi

    bocah anak tetangga dua tahun, 

    berdiri di pintu pagar jalan masuk 

    menunjuk ke langit 

    mengarah bulan yang tipis 

    saat membuka laman linimasa, 

    seorang manusia dipuja 

    melebihi iman pada Tuhan 

    tak boleh dikritik, jangan 

    hati ikal pada kaum sendiri 

    mungkin bukan dasar karakter 

    tapi kimiawi, cinta mati 

    pada tetes hujan pertama 

    kawat duri dan daun gemetar, 

    mengangkat suram kutukan 

    menampar kesadaran 

    kepada yang mengaku beriman 

    menjual ayat memuja pendusta 

    kandungan ilmu jadi dosa 

    sesiapa yang tak percaya Tuhan 

    urat kaku membela idola 

    kau menuhankan berhala 

    Buku Terakhir

    hanya bintang-bintang jauh, pucat 

    sekecil telur ngengat. 

    di negeri ini, kau menjadi orang 

    yang tidak pernah ingin menjadi 

    patung di sepanjang jalan, 

    seorang pria bersenjata gelar 

    bersembunyi di pendar neon 

    berbisik di telapak tangan 

    di antara surat berisi undangan 

    pernikahan dan pelantikan 

    seperti biasa,

    Menikmati pratinjau?
    Halaman 1 dari 1