Temukan jutaan ebook, buku audio, dan banyak lagi dengan uji coba gratis

Hanya $11.99/bulan setelah uji coba. Batalkan kapan saja.

Sajak Sang Pencari Inspirasi
Sajak Sang Pencari Inspirasi
Sajak Sang Pencari Inspirasi
eBook233 halaman1 jam

Sajak Sang Pencari Inspirasi

Penilaian: 4.5 dari 5 bintang

4.5/5

()

Baca pratinjau

Tentang eBuku ini

Slamet Widodo

Lahir di Grobogan, 7 September 1967. Seorang guru di SMPN 1 Toroh, Kab. Grobogan, Jawa Tengah.

Senang menulis cerpen dan puisi dan telah diterbitkan menjadi beberapa antologi. Aktif mengikuti event nubar dari beberapa penerbit di Indonesia, untuk menambah teman literasi.

BahasaBahasa indonesia
PenerbitPIMEDIA
Tanggal rilis23 Apr 2022
ISBN9798201761639
Sajak Sang Pencari Inspirasi

Terkait dengan Sajak Sang Pencari Inspirasi

E-book terkait

Puisi untuk Anda

Lihat Selengkapnya

Kategori terkait

Ulasan untuk Sajak Sang Pencari Inspirasi

Penilaian: 4.5 dari 5 bintang
4.5/5

2 rating0 ulasan

Apa pendapat Anda?

Ketuk untuk memberi peringkat

Ulasan minimal harus 10 kata

    Pratinjau buku

    Sajak Sang Pencari Inspirasi - Slamet Widodo

    PRAKATA

    Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Atas rahmat serta hidayah-Nya, penulis dapat merampungkan buku Kumpulan Puisi berjudul Sajak Sang Pencari Inspirasi.

    Penulis mengucapkan terima kasih kepada Mas Ikhwanul Halim, selaku Direktur Pimedia beserta jajarannya yang telah berkenan membantu menerbitkan buku ini. Tak lupa ucapan terima kasih untuk istriku tercinta, Tri Wahyuningsih yang memberikan dorongan dan support pada penulis, serta anak-anakku, M.Tanzil Pramudya Nugraha, M. Rizal Malik Setiaji, Anisa Widya Nugrahaeni dan juga cucuku, M. Hafizh Joanis Muafa'. Teman-teman guru di SMPN 1 Toroh yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu.

    Buku Kumpulan Puisi Sajak Sang Pencari Inspirasiini merupakan buku antologi kedua, setelah buku kumpulan puisi yang pertama berjudul Zaman Milenial yang diterbitkan Ahsyara Kendal pada bulan Mei 2020.

    Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca, untuk perbaikan pada buku-buku antologi berikutnya. Semoga buku ini bermanfaat, Aamiin.

    Purwodadi, Agustus 2021

    Penulis

    DAFTAR ISI

    PRAKATA

    DAFTAR ISI

    PERPISAHAN

    LELAH

    BUNGA FLAMBOYAN

    I'TIKAF

    CINTA YANG HILANG

    ISTRI TAK BERHATI

    HANCURNYA SEBUAH IMPIAN

    MERAH PUTIH

    TUMBAL

    MUSEUM

    PIKNIK

    MUKA BADAK

    MACET

    KELANA KECIL

    PENANTIAN DI AKHIR BULAN

    AKHIR SEBUAH PENANTIAN

    SORE DI TEPI SUNGAI LUSI

    SERUAN DINI

    PEREMPUAN DI BALIK KACA

    SEBATAS IMPIAN

    SAJAK SLAMET

    IKAN ASIN

    SULIT

    ISNA AINA HIDAYANTI

    HILANGNYA SEBUAH HARGA DIRI

    SUARA-SUARA DI ATAS LAUT

    REMBULAN BERPELANGI

    YANG AKU TAKUT

    SENANDUNG HATI UNTUK SATU NAMA

    KENANGAN PAHIT

    MASA TUA

    PEREMPUAN PENUNGGU REMBULAN

    SAJAK KOPI

    SECANGKIR KOPI SUSU

    UNTUK SATU NAMA

    TERPISAH

    SENJA DI PUNCAK SIKUNIR

    KENANGAN PAHIT

    TRAUMA

    PUPUS HARAPAN

    MERENDA RINDU

    KEJAM

    MAJAS HUJAN

    SAAT PERTAMA JATUH CINTA

    SEGENGGAM HARAP

    SAJAK SANG PENCARI INSPIRASI

    PERTANYAAN

    HIKMAH CORONA

    SUARA TAK MENJELMA

    KEBEBASAN BERPENDAPAT

    ULANG JANJI

    TAK SEMUDAH BALIKKAN TELAPAK TANGAN

    MENARI DI ATAS LUKA

    KASIH SAYANG IBU

    DUA IBU (DUA-DUANYA TERNYATA IBUKU)

    SAJAK UNTUK IBU

    SUMPAH SERAPAH

    SLAMET WIDODO

    JENUH

    HUJAN TANGIS

    BURONAN

    SEBUAH PENGAKUAN

    DUKA PALESTINA DI HARI KEMENANGAN

    PALESTINA OH PALESTINA

    TANPA JUDUL

    TRAGEDI WARUNG APUNG KEDUNG OMBO

    BULAN SYAWAL

    KEBAHAGIAAN SEMU

    TAK ADA ARTI

    MEDINA

    TRAUMA

    BULAN PENUH MAKNA

    PENDAR RINDU

    NENEKKU PAHLAWANKU

    MELEPAS IKATAN HATI

    SETANGKUP HARAP

    NEGERI BERJUTA KEINDAHAN

    TERKENANG KISAH SEDIH

    JATUH HATI

    KENANGAN PAHIT

    CERITA SEDIH DI BATAS ASA

    ANTARA TENGGANG RASA DAN EGOISME

    HARI PEMBALASAN

    PASRAH

    BALADA SEORANG PENAMBANG TANAH URUG

    MENGGAPAI MATAHARI (1)

    MENGGAPAI MATAHARI (2)

    SUJUD DI SEPERTIGA MALAM

    PERBEDAAN

    HILANGNYA SEBUAH KEPRIBADIAN

    CINTA TANPA RASA

    DUKA AWAL TAHUN

    KEPADA GURUKU

    GENERASI TANGGUH

    NYAI AGENG SERANG

    KEMERDEKAAN YANG SEBENAR-BENARNYA KEMERDEKAAN

    ELEGI CINTA

    ASTRAL (KASIH SAYANG SEMU)

    RINDU AYAH

    AYAH

    DERAI HUJAN DI PANTAI KARANG JAHE

    BEGAL

    PUISI

    TERSIKSA

    PECANDU NARKOBA

    TERPERANGKAP DOSA

    TANAH AIR KEBANGGAANKU

    RUNTUHNYA SEBUAH KEANGKUHAN

    AKU ADALAH AKU

    DI TEPI PANTAI

    SENANDUNG RINDU

    ADUH

    SEBAIT IMPIAN

    SEORANG SUAMI PADA ISTRINYA

    BILA KAU TIDAK ADA

    CINTA

    PRASASTI CINTA

    TERKESIMA

    ISTRI

    ANGAN

    DIANA (NAMA PANGGILANMU)

    PENDAM RINDU

    RINDU MERINDU

    SELINGKUH

    HIKAYAT CINTA

    MASIH ADAKAH?

    PERJALANAN CINTA

    MENUNGGU

    DIANA WAHYU WIDIANTI (NAMA LENGKAPMU)

    SEKUNTUM BUNGA GEMILANG

    ADAKAH DI ANTARA KITA?

    SEPARUH HARAP

    MALAM DI STASIUN NGROMBO

    SUATU MALAM DI STASIUN KROYA

    GADIS BERKAOS MERAH

    TERLANJUR

    PISAH

    KENANGAN

    SUARA HATI

    RINDU LALU

    BUNGA TERPUJA

    SATU PUISI BUAT SUM

    TERLANJUR JATUH

    ASA

    JOGJA KEMBALI

    PENDAR RINDU

    MERENDA RINDU

    SECERCAH CAHAYA

    SEKEPING HATI

    RINDU TAK SAMPAI

    TAK TERJAWAB

    PERJUMPAAN

    PERTANYAAN

    ISTRI (2)

    PENERIMAAN

    SUATU MALAM DI TAMAN KOTA

    MENCARI SATU HATI

    KESUMBA CINTA

    GENIT

    BAYANGAN MASA SILAM

    MERTUA

    MASIH ADAKAH? (2)

    SEANDAINYA KAU TAHU

    TERLANJUR (2)

    TENTANG PENULIS

    PERPISAHAN

    Selamat tinggal, yang kutinggalkan

    Kau tinggalkan segelintir kenangan

    Tertempel di dinding permukaan

    Semakin pudar tersapu angin pusaran

    Harapan yang tak ada kepastian

    Saat kusulam berhari-hari satu narasi

    Kau tak memberi ilustrasi

    Kau hanya melempar mimpi-mimpi

    Menyentuh luka dalam hati

    Perih kala di ambang batas

    Pertemuan yang tanpa bekas

    Meninggalkan cerita bagai ampas

    Pada secangkir kopi yang mulai mengeras

    Andai waktu tak cepat berlalu

    Masa terus kencang melaju

    Masih adakah keinginan bertemu

    Satu pandang penyejuk kalbu

    Sungguhkah ini waktu yang terakhir

    Kau diamkan aku di pinggir

    Penantian yang terus mengalir

    Ibarat surya yang terus hadir

    Tanpa pernah bisa berpikir

    Lelah menunggu sampai jiwa terjulur

    Selamat tinggal!

    Kita pernah saling mengenal

    Mungkin ini akan janggal

    Kita tak lagi saling kenal.

    Purwodadi, Awal Juni 2019

    LELAH

    Lama kutelusuri kehidupan berduri

    Derita yang sering menghampiri

    Perasaan gundah menyelimuti diri

    Kadang tak dapat ku mengerti

    Apa arti semua ini?

    Hiruk pikuknya alam sekitar

    Tak membuatku begitu sadar

    Jiwaku mengembara tak menyasar

    Terkadang timbul rasa gusar

    Semua pandangan jadi pudar

    Padahal dunia itu jembar

    Sering ku mengais sisa-sisa mimpi

    Yang tertinggal di malam sepi

    Nyatanya tak dapat dipungkiri

    Lautan letih mendera hati

    Gelisah sampai tak tahu diri

    Kelelahan yang sering ku jemput

    Keletihan memangku rasa takut

    Senang dan sedih sering berebut

    Di antara suka dan duka

    Masih ada rasa kalut.

    Pejaren, Akhir Mei 2019

    BUNGA FLAMBOYAN

    Untuk Ibu Ani Yudhoyono

    Flamboyan yang tetap di hati

    Kini telah pergi

    Tinggalkan duka seluruh negeri

    Tiada lagi senyum berseri

    Flamboyan warnanya telah sirna

    Terbang ke alam nirwana

    Raga kehilangan sukma

    Kembali ke pangkuan Sang Pencipta

    Flamboyan akan selalu dikenang

    Harum semerbak kembang

    Menorehkan kuncup perlambang

    Wanita tangguh berhias bintang

    Flamboyan ibu Pertiwi

    Panutan para gadis anak negeri

    Setia mendampingi suami

    Sampai lupa putik tak lagi bersemi

    Layu setelah itu mati.

    Purwodadi, Juni 2019

    I'TIKAF

    Mencumbu sajadah di malam gelap

    Diam memohon dan berharap

    Saat lainnya masih terlelap

    Di rumah Allah yang suci beratap

    Merenung berbaur bingung

    Akan dosa yang menggunung

    Kehidupan dunia bagai pelampung

    Mencari ridho dari Sang Maha Agung

    Malam semakin larut

    Tiada henti untuk bersujud

    Gejolak batin terus menuntut

    Beribadah dengan patut

    Menikmati pratinjau?
    Halaman 1 dari 1