Temukan jutaan ebook, buku audio, dan banyak lagi dengan uji coba gratis

Hanya $11.99/bulan setelah uji coba. Batalkan kapan saja.

Kearifan Global
Kearifan Global
Kearifan Global
eBook121 halaman1 jam

Kearifan Global

Penilaian: 5 dari 5 bintang

5/5

()

Baca pratinjau

Tentang eBuku ini

Buku ini adalah kumpulan catatan harian saya yang saya tulis setiap pagi.  Isinya menampung gagasan saya dalam berbagai thema.  Meskipun ada beberapa thema ada juga satu benang merah yang menyambukan semuanya.  Benang merah itu adalah kearifan.  Bedanya adalah asalnya.  Maka untuk memudahkan pembaca berbagai thema itu saya tampung dalam enam bagian.

Semua artikel itu sangat bermanfaat untuk meluaskan wawasan pemikiran Anda.  Keluasan wawasan ini sangat bermanfaat karena akan membuat anda menjadi seorang pengambil keputusan yang lebih baik.  Bukankah proses pengambilan keputusan dipengaruhi oleh keluasan wawasan? 

Maka jangan ragu untuk menikmati kearifan dari berbagai penjuru dunia ini.  Selamat membaca. Semoga Anda menapatkan manfaat yang maksimal.

BahasaBahasa indonesia
Tanggal rilis9 Des 2021
ISBN9798201021061
Kearifan Global
Penulis

Bambang Udoyono

Bambang Udoyono is a writer, a tourist guide and a tour leader.  He conducts inbound tours to Indonesia and outbound tours abroad. He writes books on tourism, English, and culture.  Based on his experience he writes this book.

Baca buku lainnya dari Bambang Udoyono

Penulis terkait

Terkait dengan Kearifan Global

E-book terkait

Islam untuk Anda

Lihat Selengkapnya

Kategori terkait

Ulasan untuk Kearifan Global

Penilaian: 5 dari 5 bintang
5/5

2 rating1 ulasan

Apa pendapat Anda?

Ketuk untuk memberi peringkat

Ulasan minimal harus 10 kata

  • Penilaian: 5 dari 5 bintang
    5/5
    keren isinya, sarat makna berharga, mks ya pak bambang sudah berbagi buku.

Pratinjau buku

Kearifan Global - Bambang Udoyono

Daftar Isi

Isi

Prakata. 1

1.   Tata krama dalam bercanda. 2

2.   Suro Diro Jayaningrat Lebur Déning Pangastuti 4

3.   Tumbak cucukan. 6

4.  Ojo mati sakjroning urip. 8

5.  Alon alon waton kelakon. 10

6.  Aji Norontoko. 12

7.  Sing waras ngalah. 14

8. Wani ngalah luhur wekasané. 15

9.  Permainan anak jadul 17

10.  Tuno sathak bati sanak. 19

Bagian 2 Kearifan Sufi 21

1.   A Sufi is thankful not only for what he has been given but also for all that he has been denied (Shams Tabrizi)  21

2.   Ketika rejeki surut. 24

3.   Cinta terindah. 26

4.   When setting out on a journey , do not seek advice from those who have never left home (Rumi)  28

5.   Jangan larut dalam kesedihan atas masa lalu, agar kamu siap menyambut apa yang akan datang  (Ali bin Abi Thalib)  30

6.   Menuju keséhatan batin. 31

Bagian 3 Kearifan menulis. 33

1.   Audio book. 33

2.  Komunikasi korporat. 35

3. Karakter. 37

4. Mencari sumber tulisan. 39

5. Write about the familiar. 41

6. There are three rules for writing a novel. Unfortunately no one knows what they are (Somerset Maugham)  44

7.  Art is not truth; it is a lie which makes us see the truth. 46

8.  Proses kreatif. 48

9. Value for money, time and attention. 51

10. Menulis sinopsis. 53

Bagian 4 Kearifan Orang tua. 54

1. Awali dengan mimpi 54

2. Masa terpenting. 56

3. Keluarga adalah kopi 58

4. Tentang malu. 60

5. Pendidikan anak. 62

6.  Mengolah budaya dan pepesthèn. 63

7.  Menyembuhkan diri dan mengantisipasi masalah. 65

Bagian 5 Kearifan Barat. 66

1.  Art washes away from the soul the dust of everyday life. 66

(Pablo Picasso). 66

2.  Qui se fait brebis, le loup le mange. 68

3.  Dis-moi qui tu fréquentes, je te dirai qui tu es. 69

4.  Il faut tourner sa langue sept fois dans sa bouche avant de parler. 70

5.  Qui n’avance pas, recule. 72

6.  People only see what they want to see. 74

7. Au fruit on connaît l'arbre. 76

8.  Saling menilai 78

9.  Time will tell 80

10.  Negosiasi bisnis dengan mitra asing. 82

11.  A plagiarist steals from one person. A true artist steals from everybody  (Pablo Picasso). 84

12.  Travel is not a reward for working. It’s education for living (Anthony Bourdain). 86

13.  Commencement speech. 88

Bagian 6 Kearifan Indonesia. 90

1.  Malu bertanya sesat di jalan. 90

2.  Mengembangkan kemampuan bahasa Inggris. 92

Prakata

Buku ini adalah kumpulan catatan harian saya yang saya tulis setiap pagi.  Isinya menampung gagasan saya dalam berbagai thema.  Meskipun ada beberapa thema ada juga satu benang merah yang menyambukan semuanya.  Benang merah itu adalah kearifan.  Bedanya adalah asalnya.  Maka untuk memudahkan pembaca berbagai thema itu saya tampung dalam enam bagian.

Bagian pertama menampung gagasan kearifan Jawa yang berisi sepuluh artikel. Bagian kedua berisi kearifan Sufi yang berisi enam artikel. Bagian ketiga berisi kearifan menulis yang berisi sepuluh artikel.  Bagian keempat adalah kearifan orang tua yang berisi tujuh artikel.  Bagian kelima menampung kearifan Barat yang berisi sebelas artikel.  Bagian keenam adalah kearifan Indonesia yang berisi dua artikel.

Semua artikel itu sangat bermanfaat untuk meluaskan wawasan pemikiran Anda.  Keluasan wawasan ini sangat bermanfaat karena akan membuat anda menjadi seorang pengambil keputusan yang lebih baik.  Bukankah proses pengambilan keputusan dipengaruhi oleh keluasan wawasan? 

Maka jangan ragu untuk menikmati kearifan dari berbagai penjuru dunia ini.  Selamat membaca. Semoga Anda menapatkan manfaat yang maksimal.

Bambang Udoyono

Bagian 1 Kearifan Jawa

Tata krama dalam bercanda

Siapa yang tidak suka bercanda?  Saya yakin tidak banyak orang yang tidak suka guyon atau bercanda.  Semua orang pasti sudah merasakan manfaatnya.  Suasana dalam pertemuan menjadi segar, tidak membosankan.  Hati menjadi cerah, tidak mendung lagi.  Tidak heran semua orang suka guyon paling tidak sebagai  penikmatnya.  Tidak mudah memang menjadi produsen lelucon sehingga tidak banyak orang yang mampu melucu dengan baik.  Banyak lelucon yang gagal. Salah satu sebabnya adalah karena tidak memakai tata krama.

Sebagian (besar) orang masih belum menyadari bahwa melucu tidak sama dengan melecehkan.  Banyak sekali orang yang bermaksud melucu tapi dengan cara melecehkan orang lain.  Ada yang melecehkan keadaan fisik.  Ada yang melecehkan keadaan sosial ekonomi orang lain.  Ada yang melecehkan budaya orang lain.  Misalnya logat, dialek, cara bicara dsb.  Masih banyak lagi hal lain yang sering dilecehkan dalam pergaulan sehari hari.

Semuanya itu menunjukkan bahwa banyak orang masih belum paham beda antara melucu dan melecehkan.  Keduanya tidak identik.  Sebenarnya melucu ada tata kramanya.  Melucu tidak boleh melecehkan apapun. Melecehkan adalah perbuatan tercela.

Seseorang pernah mengatakan pada saya dengan memakai amsal yang bagus.  Dia katakan kalau kita melecehkan lukisan seseorang, maka pasti pekukisnya akan tersinggung.  Manusia adalah ciptaan Allah yang paling mulia.  Jadi kalau kita melecehkan ciptaan sama saja kita melecehkan penciptanya.  Itu adalah sebah kesalahan besar.  Maka istighfarlah anda yang pernah melecehkan orang lain.  Sebaiknya jangan diulangi lagi. 

Dalam beberapa kesempatan saya pernah melihat seorang pemandu acara yang bermaksud melucu tapi dengan melecehkan.  Kemarin istri saya juga mengeluhkan

Menikmati pratinjau?
Halaman 1 dari 1