Temukan jutaan ebook, buku audio, dan banyak lagi dengan uji coba gratis

Hanya $11.99/bulan setelah uji coba. Batalkan kapan saja.

Jiwa Bahagia Hidup Sejahtera
Jiwa Bahagia Hidup Sejahtera
Jiwa Bahagia Hidup Sejahtera
eBook163 halaman3 jam

Jiwa Bahagia Hidup Sejahtera

Penilaian: 5 dari 5 bintang

5/5

()

Baca pratinjau

Tentang eBuku ini

Tidak seperti roh yang selalu suci, jiwa manusia memiliki potensi menjadi baik juga menjadi buruk. Jiwa manusia bisa bahagia juga bisa menderita. Dengan analogi yang kuat, buku pilihan program Kick Andy (Metro TV) ini akan menjawab pertanyaan, bagaimana caranya membahagiakan jiwa.

 

Jiwa yang bahagia akan membentuk energi baik yang akan bervibrasi dengan energi baik lainnya di semesta ini, termasuk kesejahteraan. Tidak hanya bervibrasi, juga menariknya menjadi realita. Jiwa yang bahagia adalah sebab, hal-hal baik lainnya hanyalah akibat.

 

"Buku ini mengingatkan kita bahwa banyak sekali jalan untuk bahagia, dari banyak sisi kehidupan yang berbeda. Mohamad Risat menulis buku ini dengan cara yang sederhana, runtun, dan mudah dipahami. Ini adalah buku yang bisa dibaca tidak hanya sekali, tapi berulang kali, sebagai pengingat. Disaat hidup Anda terasa berat, bacalah buku ini karena di dalamnya terdapat penawarnya."

 

Lula Kamal (Artis, Presenter, Dokter)

BahasaBahasa indonesia
Tanggal rilis4 Mar 2022
ISBN9798201441067
Jiwa Bahagia Hidup Sejahtera

Baca buku lainnya dari Mohamad Risat

Terkait dengan Jiwa Bahagia Hidup Sejahtera

E-book terkait

Pengembangan Diri untuk Anda

Lihat Selengkapnya

Ulasan untuk Jiwa Bahagia Hidup Sejahtera

Penilaian: 5 dari 5 bintang
5/5

2 rating1 ulasan

Apa pendapat Anda?

Ketuk untuk memberi peringkat

Ulasan minimal harus 10 kata

  • Penilaian: 5 dari 5 bintang
    5/5
    Luar biasa...sangat menggugah bagi jiwa jiwa yang merindukan kebahagiaan lahir dan batin

Pratinjau buku

Jiwa Bahagia Hidup Sejahtera - Mohamad Risat

Kata Mereka:

Buku ini mengingatkan kita bahwa banyak sekali jalan untuk bahagia dan sejahtera, dari banyak sisi kehidupan yang berbeda. Mohamad Risat menulis buku ini dengan cara yang sederhana, runtun, dan mudah dipahami. Ini adalah buku yang bisa dibaca tidak hanya sekali, tapi berulang kali, sebagai pengingat bagaimana cara membahagiakan jiwa. Disaat hidup Anda terasa berat, bacalah buku ini karena di dalamnya terdapat penawarnya. Bahagia itu pilihan. Putuskan sekarang juga untuk memiliki Jiwa Bahagia Hidup Sejahtera.

Lula Kamal (Artis, Presenter, Dokter)

Bila Jiwa Bahagia Hidup Sejahtera adalah sebuah masakan, maka di buku ini dijelaskan resep dan cara memasaknya sehingga pembaca dapat menikmati dan menerapkan apa itu bahagia dan sejahtera. Setelah saya membaca Jiwa Bahagia Hidup Sejahtera yang ditulis dengan sederhana oleh Mohamad Risat, ada dua hal yang menarik perhatian saya, yaitu The Power of Love dan The Power of Patient, karena tanpa adanya cinta tak mungkin ada kesabaran, karena saya harus terus menumbuhkan cinta dan kesabaran pada pekerjaan saya. Terima kasih sudah memberikan inspirasi bagi saya terutama.

Zakky Gamal Yasin (Mantan Direktur Utama PT Barata Indonesia & PT Len Industi)

Buku ini sangat baik bagi jiwa yang gersang. Seperti sebuah gubuk di tengah gurun pasir yang akan meneduhkan jiwa yang kepanasan. Seperti sebuah oasis yang akan menghilangkan dahaga jiwa yang kehausan. Dengan bahasa yang teduh dan damai, Mohamad Risat mampu membangunkan jiwa yang telah lama rindu untuk bahagia. Jika Anda hanya sanggup membaca satu judul buku saja dalam satu tahun, bacalah Jiwa Bahagia Hidup Sejahtera.

Jelita Sopani (penulis buku "Painkiller: Obat Sakit Hati’)

Membaca tulisan-tulisan Mohamad Risat, saya selalu terkesan dengan analoginya yang luar

biasa. Dalam dan mengena. Dengan gaya bertutur yang luwes dan rendah hati, Mohamad Risat mampu membuat buku yang sarat makna ini jadi terasa ringan dan enak dibaca, dan memaksa saya merenung sesudahnya untuk kembali bercermin, melihat ke dalam diri. Ketika hidup begitu hiruk pikuk dengan segala permasalahannya, bersandar sejenak dengan Jiwa Bahagia Hidup Sejahtera dalam genggaman, saya seperti punya teman bicara yang menginspirasi dan menghangatkan hati, kebahagiaan sederhana yang tidak dapat ditukar dengan mata uang apa pun.

Neila Savitri (Instruktur Musik)

Buku ini menampar saya dengan santun. Saya membaca buku ini disaat saya sibuk mengejar hal-hal yang saya pikir akan mendatangkan kebahagiaan, padahal disaat yang sama, saya semakin mengabaikan banyak hal sederhana yang lebih membahagiakan. Setelah membaca Jiwa Bahagia Hidup Sejahtera, saya menghentikan langkah sejenak dan menulis ulang mimpi-mimpi saya.

Indra Prasta (vocalis band The Rain)

Yesss!!!... that’s why kenapa setiap orang bertanya, apa kabar Li? Saya selalu menjawab, "Alhamdulillah, bahagia." Jawaban yang mungkin bagi sebagian orang klise, tapi tidak buat saya. Baca deh buku Kang Risat ini. Di sini kita akan pahami bahwa hidup bahagia itu ada di dalam hati orang-orang yang punya konsep kebahagiaan. Buku ini bukan hanya bertutur tentang bagaimana caranya bahagia dan sejahtera, buku ini juga bisa membuat jiwa Anda bahagia saat membacanya.

Dr. Sri Ulya Suskarwati (Fulltime Lecturer London School Of Public Relations)

Buku Jiwa Bahagia Hidup Sejahtera ini sangat cocok rilis pada saat situasi kehidupan masyarakat saat ini. Banyak hal-hal negatif terjadi pada diri seseorang karena tidak menerapkan prinsip-prinsip kebahagiaan seperti yang termuat dalam buku ini. Jiwa Bahagia Hidup Sejahtera adalah air sejuk yang menyirami hati dan pikiran setiap orang yang membacanya, serta patut untuk diterapkan. Saya pribadi masih memahami istilah lama, "di dalam tubuh yang sehat, terdapat jiwa yang kuat (bahagia). Salam Bahagia Sejahtera!

Melly Manuhutu (Artis, pengusaha organik)

Prakata

Jiwa atau jiva berasal dari bahasa Sanskerta yang artinya benih kehidupan. Dalam berbagai agama dan filsafat, jiwa adalah bagian yang bukan jasmaniah (imaterial) dari seseorang. Jiwa merupakan salah satu potensi dalam diri manusia selain akal dan roh. Jiwa termasuk yang non materi atau tidak berwujud fisik. Ibn Arabi mengatakan, jiwa (an-nafs) adalah apa yang dimaksud oleh manusia ketika mengatakan saya.

Jiwa adalah identitas diri seseorang selain tubuh (fisik). Di kesempatan ini saya tidak akan membahas secara rinci mengenai jiwa – termasuk menjelaskan apa bedanya roh dan jiwa. Di sini saya hanya ingin menegaskan bahwa jiwa adalah diri Anda yang bersemayam di dalam tubuh Anda. Yang tidak terlihat tapi Anda bisa merasakannya. Yang bisa merana juga bisa bahagia. Yang harus Anda bahagiakan.

Kebahagiaan adalah yang paling dicari oleh manusia. Semua yang kita inginkan pasti berujung pada keinginan untuk bahagia. Sepasang kekasih ingin menikah, karena kalau menikah mereka akan bahagia. Pengusaha ingin untung, karena kalau untung ia akan bahagia. Olahragawan ingin menjadi juara pertama, karena kalau juara ia akan bahagia. Petani ingin panennya berhasil, karena kalau berhasil ia akan bahagia. Anda ingin kaya, karena kalau kaya Anda akan bahagia. Banyak orang ingin sukses, karena kalau sukses akan bahagia. Kita semua ingin masuk surga, karena di surga ada kebahagiaan.

Satu yang disebutkan terakhir (keinginan masuk surga), memiliki jaminan pasti dari Tuhan siapa pun yang memasukinya akan bahagia. Ini adalah bagian dari keimanan pada kehidupan menyenangkan setelah kematian. Sementara keinginan lainnya yang saya sebutkan di atas, seperti ingin menikah, ingin untung, ingin berhasil, ingin kaya raya, ingin sukses, dan keinginan lainnya adalah keinginan duniawi yang semu. Saya katakan semu karena belum tentu setelah seseorang kaya raya hidupnya sudah pasti bahagia. Keinginan dunia apa pun jika itu sudah terwujud tidak menjamin seseorang bahagia. Jika Tuhan betul-betul meletakan kebahagiaan pada tercapainya keinginan itu, lalu bagaimana dengan mereka yang tidak mencapai itu? Apakah mereka tidak berhak untuk bahagia?

Kebahagiaan milik semua orang. Apa pun agama Anda, apa pun profesi Anda, apa pun jenis kelamin Anda, apa pun latar belakang Anda, apakah Anda kaya, apakah Anda miskin, semua punya kesempatan yang sama untuk bahagia. Itulah salah satu bukti bahwa Tuhan itu Maha Adil.

Sebut saja ada dua orang pria dengan latar belakang profesi yang berbeda. Yang satu adalah seorang pengusaha, yang satunya lagi adalah pengamen jalanan. Pada suatu hari si pengusaha mendapatkan keuntungan dari proyek yang baru diselesaikannya. Keuntungannya sebesar 50 miliar rupiah. Mendapatkan keuntunga sebesar itu tentu saja ia bahagia. Sementara si pengamen keget karena ketika sedang menghitung hasil ngamennya ia mendapati ada orang yang memberi 50 ribu rupiah. Betapa bahagiannya dia. Jumlah uangnnya memang jauh berbeda namun rasa bahagiannya tetap sama bukan? Itu satu gambaran bahwa bahagia itu milik siapa pun sesuai dengan kondisi jiwanya masing-masing.

Kebahagiaan adalah akhir sekaligus awal dari sebuah keinginan. Di satu sisi ukuran sukses seseorang itu adalah kebahagiaan, namun di sisi lain kebahagiaanlah yang membuat seseorang sukses. Success is not the key to happiness. Happiness is the key to success. Ini adalah satu kenyataan bahwa memiliki jiwa bahagia itu sangat penting karena menyangkut awal dan akhir. Juga menyangkut di antara awal dan akhir.

Adapun kesejahteraan adalah bagian yang tidak terpisahkan dari jiwa yang bahagia, seperti sungai dan air. Bisa dikatakan sejahtera yang menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) berarti, aman sentosa dan makmur; selamat (terlepas dari segala macam gangguan) adalah konsekuensi logis dari kebahagiaan. Jadi, fokus kita hanya pada bagaimana caranya membahagiakan jiwa karena hidup sejahtera akan menyusul kemudian.

Pembaca yang berjiwa bahagia, kebahagiaan saya tidak hanya terletak pada keberhasilan menulis buku ini, melainkan jika buku ini bermanfaat untuk Anda. Jika buku ini bisa membuat jiwa Anda bahagia. Dengan ketulusan hati, saya pun mendoakan semoga jiwa Anda bahagia dan hidup Anda sejahtera. Terima kasih Anda sudah berniat membaca buku sederhana ini. Itu membuat saya tersanjung. Semoga Tuhan membalas kebaikan Anda dengan kebahagiaan dan kesejahteraan.  

Ikhlas Menjalani Takdir

The Telegraph edisi 2 Agustus 2013. Di Jepang, tepatnya di RS San Ikukai, pihak rumah sakit keliru memberikan anak. Persoalan semakin runyam karena anak dari pasangan orang kaya diberikan kepada orangtua yang miskin.

Tertukarnya dua bayi tersebut sekaligus menukar nasib keduanya. Selama 60 tahun anak orang kaya yang asli harus hidup bergelut dengan kemiskinan. Ayah yang dianggapnya sebagai orangtua kandung meninggal saat dia masih berusia dua tahun.

Pria yang enggan disebut namanya itu juga mengatakan dia harus tinggal di apartemen sempit bersama tiga orang saudaranya. Saking miskinnya, dia terpaksa harus mengikuti sekolah malam sambil bekerja di pabrik. Meski kemudian dia bekerja sebagai sopir di transportasi jemputan suatu perusahaan dia tak pernah menikah karena harus merawat tiga saudaranya (bukan saudara kandungnya) yang salah satunya menderita stroke.

Sementara itu anak yang lahir dari pasangan miskin hidup bergelimang harta. Dia tumbuh dengan pendidikan yang baik, mulai dari les privat hingga belajar di universitas ternama. Tidaklah heran jika sekarang dia telah sukses menjadi pimpinan perusahaan real estate

Kecurigaan muncul saat saudara anak yang tertukar di keluarga kaya sudah dewasa. Mereka merasa dirinya sama sekali tidak mirip. Pada tahun 2011 dilakukanlah tes DNA. Terbukti, dia memang bukan bagian dari keluarga itu. Kesalahan rupanya terjadi saat bidan mengambil bayi yang baru lahir itu untuk dimandikan dan kemudian memberikannya pada ibu yang salah.

Tentu saja anak yang seharusnya miskin itu sangat terkejut. Perasaannya bercampur aduk. Pertama karena saudara-saudaranya itu ternyata bukan saudara kandungnya. Kedua karena menemukan kenyataan bahwa nasibnya telah tertukar.

Saya bertanya-tanya bagaimana hal semacam ini bisa terjadi. Saya benar-benar tidak percaya. Sejujurnya saya tidak ingin menerima semua kenyataan ini, demikian ungkapnya.

Pembaca yang jiwanya bahagia, jika anak orang kaya yang tertukar menjadi anak orang miskin itu adalah Anda, kira-kira seperti apa perasaan Anda saat mengetahui kenyataan itu? Apakah akan marah dan menggugat pihak rumah sakit yang menyebabkan semua itu terjadi, atau menerima kejadian itu?  

Saat putri kedua kami Naura masuk SD (Sekolah Dasar) kami sebagai orangtua menginginkan dia masuk di salah satu SDN Pagi Jakarta Barat karena disamping letaknya dekat dengan rumah, sekolah itu juga dikenal sebagai sekolah yang berprestasi. Namun entah apa penyebabnya, justru putri kami diterima dan terdaftar bukan di SDN Pagi, melainkan di SDN Petang. Reaksi spontan kami saat itu adalah protes dan menanyakan kesalahan itu ke pihak sekolah. Namun setelah seharian kami mengurusnya tidak juga membuahkan hasil. Mereka hanya mengusulkan untuk mengurus kesalahan ini ke panitia pusat.

Malam harinya selepas salat Isya, saya berdoa memohon kepada Tuhan kiranya masalah tertukarnya sekolah putri kami dari yang semula pagi menjadi petang bisa terselesaikan, dan Naura bisa sekolah pagi. Namun

Menikmati pratinjau?
Halaman 1 dari 1