Temukan jutaan ebook, buku audio, dan banyak lagi dengan uji coba gratis

Hanya $11.99/bulan setelah uji coba. Batalkan kapan saja.

Mumpung gedé rumbulané, mumpung jembar kalangané
Mumpung gedé rumbulané, mumpung jembar kalangané
Mumpung gedé rumbulané, mumpung jembar kalangané
eBook113 halaman1 jam

Mumpung gedé rumbulané, mumpung jembar kalangané

Penilaian: 5 dari 5 bintang

5/5

()

Baca pratinjau

Tentang eBuku ini

Buku ini adalah kumpulan artikel saya tentang peribahasa Jawa dan tafsir saya atas quotes dari Maulana Jalaludin Rumi, sang sufi Turki dari abad ketigabelas.  Kumpulan artikel ini adalah pembuka mata nalar dan mata hati.  Mereka akan memperkaya pemikiran kita.  Mereka akan meluaskan wawasan kita akan warisan nenek moyang tak benda, yan berupa peribahasa.  Keluasan wawasan ini sangat bermanfaat buat semua orang baik mahasiswa, dosen, karyawan, pengambil keputusan dll. Mindset kita akan menjadi positif karenanya.   

BahasaBahasa indonesia
Tanggal rilis6 Feb 2021
ISBN9781393132820
Mumpung gedé rumbulané, mumpung jembar kalangané
Penulis

Bambang Udoyono

Bambang Udoyono is a writer, a tourist guide and a tour leader.  He conducts inbound tours to Indonesia and outbound tours abroad. He writes books on tourism, English, and culture.  Based on his experience he writes this book.

Baca buku lainnya dari Bambang Udoyono

Penulis terkait

Terkait dengan Mumpung gedé rumbulané, mumpung jembar kalangané

E-book terkait

Filsafat untuk Anda

Lihat Selengkapnya

Kategori terkait

Ulasan untuk Mumpung gedé rumbulané, mumpung jembar kalangané

Penilaian: 5 dari 5 bintang
5/5

1 rating0 ulasan

Apa pendapat Anda?

Ketuk untuk memberi peringkat

Ulasan minimal harus 10 kata

    Pratinjau buku

    Mumpung gedé rumbulané, mumpung jembar kalangané - Bambang Udoyono

    Prakata

    Buku ini adalah kumpulan catatan tentang kebudayaan yang saya tulis setiap hari.  Saya tumbuh dalam budaya Jawa jadi  di sini lebih banyak unsur budaya Jawa yang saya tulis.  Meskipun demikian saya juga membuat catatan yang berdasarkan quotes para pemikir manca negara seperti Rumi.

    Sepintas mungkin tidak ada benang merahnya kumpulan catatan ini.  Meskipun demikian kalau dicermati ada juga titik tautnya, yaitu mereka semua adalah quotes yang bisa mengubah cara pandang kita kepada kehidupan agar menjadi lebih positif. Jika diniatkan maka secara bertahap masukan positif semacam ini akan mampu mempengaruhi sikap mental menjadi baik juga.

    Sengaja saya memakai judul berbahasa Jawa karena saya anggap judul itu, yang merupakan judul salah satu artikel di sini, memiliki keindahan bahasa dan memiliki kedalaman makna.  Itu adalah sanépa yang dipaparkan dalam artikel berikut.

    Selamat membaca dan menyelami sanépa di dalamnya. Semoga anda mampu memetik manfaatnya.

    Bambang Udoyono

    1. The Guest house (Rumi)

    Maulana Jalalaudin Rumi adalah seorang cendekiawan Muslim, sufi, dan penulis yang sudah menghasilkan ribuan puisi.  Hebatnya karya karyanya sampai sekarang masih dikagumi orang, baik Muslim maupun non Muslim.  Karyanya sudah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa.  Selain indah, karyanya juga penuh makna.

    Sekarang mari kita bahas salah satu karya besar Maulana Jalaludin Rumi.  Seperti biasanya puisi Rumi selalu indah dan penuh makna.  Mari kita nikmati kutipan salah satu karyanya berikut ini yang berjudul The Guest House dalam bahasa Inggris.

    The Guest House.

    "This being human is a guest house.

    Every morning is a new arrival.

    A joy, a depression, a meanness, some momentary awareness comes as an unexpected visitor

    Welcome and entertain them all.

    Treat each guest honorably.

    The dark thought, the shame, the malice, meet them at the door laughing, and invite them in.

    Be grateful for whoever comes, because each has been sent as a guide from beyond."

    Menjadi manusia ini ibarat sebuah penginapan.  Setiap pagi ada kedatangan.  Kesenangan, kesedihan, kegembiraan, datang sebagai tamu yang tak terduga.  Sambutlah dan hiburlah mereka semua.  Perlakukan setiap tamu dengan hormat.  Tamu yang menyenangkan, tamu yang menyebalkan, temui mereka di pintu dengan senyum, dan ajak mereka masuk.  Berterimakasihlah pada siapapun yang datang, karena semuanya dikirim sebagai panduan dari sana (dari Allah  maksudnya).

    Rumi dengan indah sekali melukiskan manusia sebagai penginapan dan pengalaman yang dilalui sebagai tamunya.  Ada tamu yang menyenangkan, ada tamu yang menyusahkan.  Semua itu harus disambut dengan ramah dan dilayani dengan hormat dan sopan.

    Sejatinya gambaran Rumi itu adalah sanépa bahwa manusia dalam kehidupan duniawi ini akan mengalami banyak pengalaman yang termasuk dalam dua golongan itu – ada yang menyenangkan dan ada yang menyusahkan.  Rumi menggambarkan sikap yang seharusnya diambil ketika menghadapi semua pengalaman itu.  Semuanya harus disambut dengan senang hati, dengan lapang dada.  Dengan kata lain manusia harus rido dengan keputusan Allah.  Semua yang terjadi pasti sudah seijin Allah.  Kalau mau bahagia manusia harus menerima dengan lapang dada apapun yang terjadi.

    Siapapun anda, sebanyak apapun harta anda, setinggi apapun jabatan anda, pasti akan ada dua macam pengalaman itu.  Jangan dikira orang kaya raya dan berkuasa tidak akan mengalami kerugian, kekalahan, dan banyak pengalaman tidak énak lain.  Apalagi di saat pandemi mengguncang dunia.  Banyak pebisnis besar menderita kerugian besar.  Seorang pengusaha berkata, bukan hanya uang yang membuat dia bingung, tapi tangisan anak buahnya yang kehilangan pekerjaan.

    Di balik musibah, bencana dan ujian ada hikmah.  Rumi menganjurkan kita menyikapi dengan benar agar kita mampu mengambil hikmahnya.  Manusia harus sabar dan rido menerima semua takdir Allah.  Tentu saja kita harus berdoa dan berihtiar agar terhindar dari penyakit dan yang menderita kemunduran usaha atau bahkan terkena phk tetap berupaya memperbaiki kondisinya.  Jangan sekali sekali grenengan dengan takdir Allah.

    Di sisi lain kesenangan dan keberhasilan juga harus diwaspadai dan disikapi dengan benar karena di baliknya juga ada jebakan.  Kalau cara menyikapi tidak tepat, keberhasilan justru akan membawa resiko.  Saya sudah pernah membahas hal ini dalam artikel sebelumnya.  Paparan lebih rinci ada dalam buku saya.

    Monggo kita menata hati agar rela, sabar dan rido dengan takdir Allah, baik yang menyusahkan maupun yang menyenangkan, agar kita bisa memetik hikmahnya.

    Maulana Jalaludin Rumi memang memiliki karya yang mengagumkan.  Sampai saat ini, setelah ratusan tahun dia pergi, karyanya masih dikagumi banyak orang.  Peninggalannya masih bisa kita saksikan di Konya, Turki.  Apa saja yang bisa kita lihat di  Konya?  Lebih baik kita datangi dan kita saksikan langsung ke sana.

    2. Paradoks kehidupan

    Kadang kita sulit memahami kehidupan ini.  Tidak jarang kita dalam hati bertanya  mengapa terjadi begini, mengapa terjadi begitu.  Meskipun demikian, seorang Muslim harus menerima dengan lapang dada semua kejadian yang dialami.  Dengan kata lain seorang Muslim harus rido dengan semua ketentuan, semua takdir Allah.  Seperti dalam artikel kemarin, Maulana Jalaludin Rumi dengan indah mengibaratkan manusia sebagai Guest House (penginapan) yang kadang mendapat tamu baik dan kadang dapat tamu bawel. Semuanya harus disambut dengan ramah dan dihormati.  Salah satu kesulitan memahami itu adalah karena di dalam kehidupan terdapat banyak paradoks.  Nah berikut ini ada sebuah puisi dari Rumi yang bisa membantu kita memahami paradoks kehidupan.

    Mari kita bahas.  Inilah dia puisinya.

    "Knock, And He'll open the door

    Ketuklah, dan Dia akan membuka pintu

    Vanish, And He'll make you shine like the sun

    Hilanglah, dan Dia akan membuatmu bersinar bagaikan matahari

    Fall, And He'll raise you to the heavens

    Jatuhlah dan Dia akan mengangkatmu ke langit

    Become nothing, And He'll turn you into everything.

    Tidak jadi apapun dan Dia akan

    Menikmati pratinjau?
    Halaman 1 dari 1