Temukan jutaan ebook, buku audio, dan banyak lagi dengan uji coba gratis

Hanya $11.99/bulan setelah uji coba. Batalkan kapan saja.

Surat Untuk Adinda
Surat Untuk Adinda
Surat Untuk Adinda
eBook45 halaman40 menit

Surat Untuk Adinda

Penilaian: 4.5 dari 5 bintang

4.5/5

()

Baca pratinjau

Tentang eBuku ini

Pada awalnya "Surat Untuk Adinda" adalah insert program di 94.3 FM Woman Radio Jakarta. Berdasarkan permintaan pendengar untuk dibukukan, kini "Surat Untuk Adinda bisa kamu baca.

 

"Surat Untuk Adinda" berisi percakapan dari seorang lelaki untuk kekasihnya yang terpisah jarak. Tidak hanya ungkapan rasa, pandangan-pandangannya tentang hidup juga disampaikan dengan untaian kata yang puitis namun tetap realistis.

 

"Adinda, saat ini aku memang tidak bisa menggenggam tanganmu seperti biasanya, tetapi hatiku selalu memelukmu. Tuhan masih mengijinkan rasa itu tetap ada, walau Tuhan belum mengijinkan kita bersama."

BahasaBahasa indonesia
Tanggal rilis20 Jul 2020
ISBN9781393387770
Surat Untuk Adinda

Baca buku lainnya dari Mohamad Risat

Terkait dengan Surat Untuk Adinda

E-book terkait

Romansa untuk Anda

Lihat Selengkapnya

Kategori terkait

Ulasan untuk Surat Untuk Adinda

Penilaian: 4.5 dari 5 bintang
4.5/5

6 rating1 ulasan

Apa pendapat Anda?

Ketuk untuk memberi peringkat

Ulasan minimal harus 10 kata

  • Penilaian: 5 dari 5 bintang
    5/5
    Buku ini sangat bagus dan menyentuh hati. Good job untuk author ?

Pratinjau buku

Surat Untuk Adinda - Mohamad Risat

Prasurat

Ini adalah kumpulan surat cinta dari seorang lelaki kesepian untuk kekasihnya yang tidak terlihat karena ia tinggal di dalam hatinya. Baginya, surat adalah hasrat untuk mengungkapkan rasa yang berdesakan di dalam dada mendesak untuk dibaca.

Ini adalah surat untuk kamu. Iya, untuk kamu dari kekasih imajiner yang tersembunyi di lapisan terdalam bawah sadarmu. Seorang kekasih impian yang akan membawamu ke sebuah tempat yang sunyi di sana hanya ada kamu, dia, dan makna yang sedang berbincang tentang hidup, tentang cinta, tentang rindu, tentang sesal, tentang luka, tentang segalanya.

Bukan kebetulan kamu membaca tulisan ini karena ada yang ingin Tuhan sampaikan untukmu melalui buku ini.

Selamat membaca, selamat datang di dunia makna...

Metamorfosa Hujan

Adinda, pernahkah kamu terperangkap dalam kesulitan hidup yang berat seperti Musa terkurung dalam tubuh Nun di kedalaman samudera? Seperti tak ada jalan keluar walau segala upaya sudah dicoba. Tentu saja kamu pun pernah mengalaminya, karena sejatinya setiap jiwa pasti memiliki kesulitan hidupnya masing-masing. Bentuknya memang berbeda-beda tetapi rasanya tetap sama. Sulit dan menyiksa!

Memang betul, kesulitan hidup yang membuat kita menderita disebabkan oleh dua kemungkinan. Yang pertama sebagai cobaan, dan yang kedua sebagai hukuman atas kesalahan-kesalahan yang pernah diperbuat oleh kita di masa lalu. Tetapi kita kan tak pernah tau disebabkan oleh apa?

Sebagai bentuk pengakuan bahwa kita adalah hamba yang lemah di hadapan-Nya, yang selalu melakukan kesalahan baik yang disadari atau pun yang tak disadari maka kita harus mengakui bahwa semua penderitaan yang menimpa hidup kita itu disebabkan oleh ulah kita sendiri. Jangan menyalahkan siapa-siapa. Bukankah Adam pun tak pernah menyalahkan bisikan setan sebagai penyebab terhempasnya Ia dari surga? Untuk itu jangan pernah berhenti memohon ampunan-Nya supaya kita terbebas dari hukuman. Seperti yang juga dilakukan oleh Adam AS.

Di sisi lain kita pun harus berbaik sangka bahwa Tuhan begitu mengasihi kita dan tak ingin melihat kita menderita, apalagi menghukumnya. Kita saja yang menyebutnya itu adalah sebuah hukuman tetapi sesungguhnya adalah sebuah proses pemurnian jiwa. Sebagai syarat seorang hamba naik ke level berikutnya. Karena pada hakikatnya, apa pun tafsir kita tentang penderitaan semua itu bertujuan untuk kebaikan kita.

Adinda, lihatlah air-air yang berada di laut, sungai, dan di danau tempat kita berbincang di tepinya. Pada waktunya sebagian dari mereka akan menguap oleh panasnya sinar matahari. Bisa kamu bayangkan betapa menyakitkannya proses itu. Pertama, mereka dipaksa untuk berubah menjadi uap – sama seperti penderitaan ulat yang bermetamorfosa menjadi kupu-kupu. Kedua, mereka harus meninggalkan tempat dan kelompoknya menuju kehidupan lain yang baru. Ini bukan persoalan mudah, ini adalah proses pemurnian

Menikmati pratinjau?
Halaman 1 dari 1