Paris, Demain Matin...
Oleh Paris York
5/5
()
Tentang eBuku ini
Agnes dan kekasihnya, Audrey, merencanakan liburan ke Paris bersama. Namun Audrey memutuskan hubungan mereka beberapa hari sebelum keberangkatan. Dalam keadaan patah hati Agnes memaksakan diri berangkat sendirian. Di Paris dirinya bertemu dengan Luna, wanita yang membuat hidupnya semakin terguncang.
Paris York
A lover and a dreamer...
Baca buku lainnya dari Paris York
Honeymoon Penilaian: 4 dari 5 bintang4/5Wanita Beristri Penilaian: 5 dari 5 bintang5/51 Pintu 3 Cinta Penilaian: 4 dari 5 bintang4/5Cinta Jatuh di Bavaria Penilaian: 4 dari 5 bintang4/5Bali Dia Kembali Penilaian: 4 dari 5 bintang4/5Danica Penilaian: 4 dari 5 bintang4/5
Terkait dengan Paris, Demain Matin...
E-book terkait
Cinta 3 Sisi [Not English] Penilaian: 4 dari 5 bintang4/5Trilogi Pelelangan: Sebuah “Jane Eyre” Zaman Modern (Bahasa Indonesia) Penilaian: 4 dari 5 bintang4/5Adagio. Penilaian: 5 dari 5 bintang5/5Memori Tanpa Nama Penilaian: 3 dari 5 bintang3/5Merah (Short Story) Penilaian: 4 dari 5 bintang4/5Perempuan Bergaun Kafan Penilaian: 0 dari 5 bintang0 penilaianCinta (Buku #2 dalam Buku Harian Vampir) Penilaian: 4 dari 5 bintang4/5Penjelmaan (Buku #1 dalam Harian Vampir) Penilaian: 4 dari 5 bintang4/5Kejar, Kumpulan Cerpen Suspense Penilaian: 5 dari 5 bintang5/5Malin Kundang: Si Arcaraga Penilaian: 4 dari 5 bintang4/5Scent of a Dream Penilaian: 4 dari 5 bintang4/5Eliksir Dua Rindu Empat : Aktivis Baper Penilaian: 0 dari 5 bintang0 penilaianCatatan (Seorang) Alien Yang Terdampar di Indonesia Penilaian: 4 dari 5 bintang4/5O Sole Mio Penilaian: 4 dari 5 bintang4/5Last Second Penilaian: 4 dari 5 bintang4/5HeartQuake Penilaian: 0 dari 5 bintang0 penilaianTumbal Janin Penilaian: 1 dari 5 bintang1/5Demoniac the anti god Penilaian: 5 dari 5 bintang5/5Bangsal Covid 19 Penilaian: 5 dari 5 bintang5/5Alona Penilaian: 3 dari 5 bintang3/5Gajah Mada: Cinta Dua Dunia Penilaian: 4 dari 5 bintang4/5Twisi Diary: Puisi-puisi twitter Penilaian: 5 dari 5 bintang5/5Crying Rose Penilaian: 4 dari 5 bintang4/5Lorong Tanpa Cahaya Penilaian: 4 dari 5 bintang4/5Gypsy Penilaian: 4 dari 5 bintang4/5Surat Untuk Adinda Penilaian: 5 dari 5 bintang5/5Ketika Bulan Tidur Penilaian: 4 dari 5 bintang4/5Diary Puisi: #2 Padma Penilaian: 5 dari 5 bintang5/5Terpesona Gadis Tetangga Penilaian: 5 dari 5 bintang5/5Love At The First Sight Penilaian: 3 dari 5 bintang3/5
Kategori terkait
Ulasan untuk Paris, Demain Matin...
2 rating0 ulasan
Pratinjau buku
Paris, Demain Matin... - Paris York
PARIS YORK
Paris, Demain Matin...
Billionaire
Paris, Demain Matin...
© 2015 Paris York
Hak cipta dilindungi oleh undang-undang.
Dilarang memperbanyak dan menggunakan sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin.
Billionaire
Paris, Demain Matin…
Dalam waktu 3 jam aku akan segera terbang menuju Paris, kota impian sejak aku berumur 8 tahun. Tentu saja aku bukan satu-satunya orang di dunia yang bermimpi datang ke Paris. Hampir semua orang ingin melihat Eiffel Tower dari dekat, menikmati lukisan Mona Lisa di Louvre, menyusuri jalanan Champs-Élysées, atau sekedar duduk santai di bangku panjang sambil meminum kopi panas dan menikmati tenangnya River Seine. Paris memang validasi romantisme cinta. Kita belum benar-benar merasakan romantisme sesungguhnya jika belum menginjakkan kaki disana.
Dan bagiku hari itu segera tiba. Dan seharusnya aku bahagia. Nyatanya tidak. Aku terpaksa mengunjungi Paris dalam keadaan terluka parah.
Terminal 2 Bandara Internasional Soekarno Hatta malam itu cukup ramai. Terdapat beberapa grup wisatawan bersama tour guide mereka yang telah mengantri untuk check-in. Masing-masing grup yang beberapa kali membuat riuh bandara itu kira-kira terdiri dari 20 orang, dan semuanya menggunakan maskapai yang sama denganku. Jika di dalam pesawat aku duduk berdekatan