Temukan jutaan ebook, buku audio, dan banyak lagi dengan uji coba gratis

Hanya $11.99/bulan setelah uji coba. Batalkan kapan saja.

Love At The First Sight
Love At The First Sight
Love At The First Sight
eBook220 halaman2 jam

Love At The First Sight

Oleh Arupati

Penilaian: 3 dari 5 bintang

3/5

()

Baca pratinjau

Tentang eBuku ini

Vin sudah lama jatuh hati pada pangeran sekolah, Red.
Tiga tahun memendam perasaan, akankah dia mendapatkan cintanya dari pacar Red selama empat tahun, Iki?
Sebelum tamat, Vin ingin Red menyadari keberadaannya, walau hanya sedetik.
Dan sebuah cokelat mengubah semuanya.

BahasaBahasa indonesia
PenerbitSaiRein
Tanggal rilis28 Okt 2019
ISBN9786027119833
Love At The First Sight
Penulis

Arupati

Penulis dari Werewolf Addicted: https://www.wattpad.com/story/16334133-werewolf-addicted-lgbt-r Alpha Addicted: https://www.wattpad.com/story/46498669-alpha-addicted Love at The First Sight: https://www.wattpad.com/story/22177470-love-at-the-first-sight Baby, I Do Love You:https://www.wattpad.com/61172699-baby-i-do-love-you

Penulis terkait

Terkait dengan Love At The First Sight

E-book terkait

Kategori terkait

Ulasan untuk Love At The First Sight

Penilaian: 3 dari 5 bintang
3/5

2 rating1 ulasan

Apa pendapat Anda?

Ketuk untuk memberi peringkat

Ulasan minimal harus 10 kata

  • Penilaian: 5 dari 5 bintang
    5/5
    The words used are very good. Red's main character depiction is perfect. The story is quite simple but full of meaning.

Pratinjau buku

Love At The First Sight - Arupati

LatFsight

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2002

Tentang Hak Cipta

Lingkup Hak Cipta

Pasal 2:

Hak Cipta merupakan hak eksklusif bagi Pencipta atau Pemegang Hak Cipta untuk mengumumkan atau memperbanyak Ciptaannya, yang timbul secara otomatis setelah suatu ciptaan dilahirkan tanpa mengurangi pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Ketentuan Pidana:

Pasal 72

Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 Ayat (1) atau Pasal 49 Ayat (1) dan Ayat (2) dipidana dengan pidana penjara masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 5.000.000.000,- (lima miliar rupiah).

Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Ayat (1), dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah).

LaTFS - Ebook Ver

Logo copy

CV SAIREIN

2016

Love at The First Sight

Karya Ru

Edisi I

Cetakan pertama: September 2016

Terbitan Pertama September 2016

Jumlah Halaman: 250 hlm

Dimensi: 13 x 20 cm

Rating: R (Dewasa)

Editor: Yenny A Tondang

Perancang Sampul : SaiRein’s Team Designer

Pernah diterbitkan dengan Judul yang sama pada wattpad.com

atas nama akun arupati (sebelumnya, unknowngay)

(wattpad.com/user/arupati)

@2016, Ru

Diterbitkan oleh Penerbit SaiRein

(CV SaiRein)

Jln. Selamat Gg Sadar No 17 A

Medan Binjai, Sumaterta Utara – 20228

Email: penerbit.sairein@gmail.com

ISBN: 9 – 786027- 119833

Ebook Version

Hak cipta dilindungi undang-undang.

Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian

atau seluruh isi buku tanpa izin tertulis dari penerbit.

Isi di luar tanggung jawab percetakan

Aku tidak akan meninggalkan orang yang sangat mencintaiku hanya karena alasan konyol. Prioritasku saat ini adalah membahagiakannya…

E:\prince novel\CV PROJECT\Love at The First Sight - Ru\Latf-chap.jpg

-

Kau tahu kan kalau kau sedang menggali liang kuburmu sendiri karena menyukai orang yang salah?

Komentar Rim membuyarkan lamunan Vin dari fantasi liarnya. Rim memutar bola mata melihat Vin yang tidak bisa mengalihkan pandangannya dari sosok jangkung yang berdiri beberapa meter di depan mereka.

"Vin, sadar. Red itu di luar jangkauanmu."

Namanya, Red, fantasi Vin selama ini.

Red adalah seorang cowok senior yang tampan dengan rambut hitam legam. Matanya berwarna hijau indah dan tampak tajam namun menenangkan. Dia jauh lebih tinggi dari remaja lainnya. Tubuhnya atletis dengan otot sempurna yang tidak berlebihan. Tidak lupa pula, bahwa selain memiliki wujud seorang dewa, kemampuannya juga sama dewanya.

Red itu murid unggulan di sekolah dengan nilai A di tiap pelajaran yang dia ikuti. Dia merupakan Kapten Klub Karate di sekolahan sejak tahun lalu. Dia jago main alat musik, terutama biola. Belum lagi suaranya juga dahsyat ketika bernyanyi dan mampu membuat orang terpana. Bukan hanya itu saja, seperti kebanyakan cowok keren lain, dia memiliki seorang pacar cantik yang setia padanya.

Vin menghela napas, menyadari keberadaan Iki, pacar Red selama tiga tahun ini. Cewek itu cantik, tinggi dan langsing, dengan rambut cokelat kemerahan. Wajahnya lembut dan molek. Dua bola mata besarnya dihiasai bulu mata lentik. Bibirnya seksi dan pink. Amat manis bila tersenyum.

Sama seperti Red, Iki juga tidak kalah hebatnya. Cewek itu Ketua OSIS di sekolah. Pernah menang dalam kejuaraan tenis putri tingkat nasional dan menjadi Ratu sekolahan tahun lalu karena kepopulerannya.

Meski seluruh sekolah iri pada kedua orang itu, tidak ada yang bisa membenci mereka. Pasangan itu bukan seperti pasangan lain yang suka menyombong. Sebaliknya, mereka sosok yang disukai. Mereka ramah dan menyenangkan, bukan tipe orang yang rasis. Mereka bisa masuk ke kelompok manapun dan diterima di manapun.

Mereka idola sekolah dan tidak ada yang berniat merusak hubungan mereka. Kisah cinta mereka seolah kisah cinta di banyak novel teenlit dan serial Drama Korea. Too good to be true.

Andai aku jadi Iki, gumam Vin. Nyaris tiga tahun, cintanya bertepuk sebelah tangan.

Vin pertama kali melihat sosok Red ketika awal sekolah. Jujur saja, dia terpesona dengan wajahnya yang rupawan ketika tertawa mendengar candaan salah satu temannya. Red saat itu sangat bersinar di matanya. Dia tengah mengagumi cowok itu dari kejauhan, sampai akhirnya patah hati dalam semenit begitu melihat Iki yang muncul tiba-tiba, lalu memegang tangan kokoh Red dan dengan manja menggelayut di sana.

Rim mendengus. "Percuma menghayal, Vin. Red tidak mungkin melirik cewek lain, apalagi cowok. Dia pacaran dengan Iki sejak SMP. Nyaris empat tahun. Cintamu ini sebaiknya dipasrahkan saja. Semua orang juga tahu kalau mereka suatu hari pasti akan menikah. Lagian, setelah semester ini, kau juga tidak akan melihat Red lagi. Aku dengar dia dapat beasiswa kuliah di London."

Vin menghela napas, menatap sahabatnya. Rim menaikkan alis. Rambutnya yang panjang dikepang sehingga tampak seperti gadis desa. Dia jauh sekali dari kesan gadis desa jika masih mengenakan rok mini dan sepatu tumit tinggi. Padahal peraturan sekolah melarang sepatu dengan tumit tinggi, tapi gadis itu masih saja memakainya.

Mungkin, Vin berpikir ketika Rim geleng-geleng kepala padanya, sudah saatnya dia melepas cinta terlarang ini.

Lagipula, yang dikatakan Rim ada benarnya. Red bukan gay. Cowok itu tidak mungkin menyadari keberadaan Vin yang biasa-biasa saja.

Vin tidak seperti Red yang tinggi. Dia justru punya tinggi yang normal dengan kulit terlalu pucat. Matanya berwarna hitam membosankan dan rambut hitamnya bergelombang sedikit sehingga kadang sering jatuh ke dahi atau telinganya. Sebagian orang lebih sering menyebutnya cute dan Vin tidak pernah suka disebut cute. Jadi wajar saja bila Red tidak pernah menyadari keberadaannya. Seorang pangeran terlalu jauh dari jangkauan rakyat jelata.

*

Atau itu yang dia pikirkan beberapa minggu lalu, sampai ada keajaiban terjadi.

Vin menggigit bibir, mengintip takut-takut dari balik lokernya. Telapak tangannya basah karena keringat.

Hari ini tanggal 14 Februari. Hari yang dikenal setiap manusia di muka Bumi ini sebagai hari Kasih Sayang. Valentine.

Dan hari ini, setiap orang sepertinya punya incaran yang sama: Red.

Red sedang di kelilingi cewek-cewek yang berebut untuk memberikan cokelat padanya dan cowok itu menerimanya dengan senyuman manis. Iki yang berdiri di sampingnya, sedikit pun tidak merasa terganggu. Mungkin cewek itu sudah terbiasa melihat para cewek ngiler sama cowoknya. Malah Iki dengan sengaja memberikan kantongan besar untuk menampung seluruh cokelat-cokelat itu.

Vin juga sudah menyiapkan cokelat untuk Red dan berniat menyerahkannya hari ini. Dia tahu bahwa tiga tahun menjadi penguntit tidak akan memberikan hasil apapun bila dia tidak berbuat sesuatu. Oleh sebab itu, dia memutuskan untuk memberikan Red cokelat. Setidaknya, walau Red mungkin akan menolaknya, dia tidak ingin menyesal karena tidak melakukan apapun.

Hanya saja, kesempatan emas itu lewat begitu saja saat Red berjalan di depannya tanpa meliriknya, diikuti oleh fans yang masih belum selesai memberi cokelat dan masih menjerit-jerit seakan Red selebriti.

Vin menghela napas setelah seharian mengejar Red untuk memberikan cokelat tapi gagal. Fans Red begitu banyak. Dia tidak punya kesempatan memberikannya secara langsung.

Cara yang paling mudah adalah dengan menyisipkan cokelat buatannya ke antara cokelat-cokelat lain ke loker buku Red. Hanya saja, tempat itu sudah penuh dengan cokelat yang berjatuhan ketika cowok itu membukanya untuk mengambil buku. Laci belajar dan ruang ganti pakaiannya juga tidak ketinggalan.

Cokelat yang dibungkus dengan kertas kado berwarna kuning itu pun kini sudah tidak rapi lagi. Vin menatap cokelat buatannya dengan lesu. Cokelat itu sempat jatuh dan terinjak oleh para fans Red. Tidak disengaja, tapi Vin merasa terpukul luar biasa.

Vin bahkan tidak bisa menemukan dirinya marah-marah pada para cewek itu. Dia justru marah pada dirinya sendiri yang terlalu lemah dan melepaskan benda mungil itu. Kekecewaan menghantui dirinya dalam sekejap.

Air matanya bergulir turun membasahi pipi. Cepat-cepat dia menghapusnya dan berlari menuju lapangan. Ruang karate pastilah diisi oleh para cewek yang belum sempat memberi cokelat dan Vin tidak ingin mengulangi kejadian yang sama.

Benda itu sudah tidak pantas lagi diberikan pada Red. Sudah tidak sempurna.

Dia duduk di rumput, memandangi kembali cokelat valentine buatannya.

Jika tahu seperti ini, aku tidak akan membuatmu, gumam Vin sebal. Dia belajar membuat cokelat selama satu bulan penuh sampai akhirnya bisa membuat cokelat yang enak. Namun, jerih payahnya kali ini juga akan sia-sia. Kenapa aku harus suka padamu? Kau bahkan tidak melihatku. Bukan hanya itu, kau bahkan tidak tahu kalau aku ada, ya kan? Kau menyebalkan! Aku membencimu!

Vin melempar cokelat malang itu. Lemparannya tidak jauh, hanya dua meter. Heh, Vin mendengus sebal, dia benar-benar lemah. Kekuatannya tidak kalah dari anak SD.

Apa yang kau lakukan?

Jantung Vin seakan hendak melompat keluar dari tempatnya begitu mendengar suara dalam yang selama ini menjadi imajinasi dalam kepalanya. Suara yang selalu dia dengar ketika bermimpi. Suara yang selalu membuatnya merinding tidak karuan. Suara yang membuat lututnya lemah dalam gemetar dalam sekejap.

Vin mengangkat kepalanya, melihat sosok tampan luar biasa berlari mendekat.

Red.

*

E:\prince novel\CV PROJECT\Love at The First Sight - Ru\Latf-chap-02.jpg

Red menghela napas panjang, nyaris memijit dahinya begitu melihat cokelat-cokelat yang berjatuhan di depannya. Meskipun sudah memerkirakan bahwa tahun ini akan banyak cokelat diberikan seperti tahun-tahun sebelumnya. Tapi dia sama sekali tidak menyangka kalau para cewek itu akan memberikannya secara langsung.

Alis Iki melihat cokelat-cokelat yang berserakan di lantai. Kalau kau tidak mau, kau bisa bilang mereka untuk berhenti memberimu cokelat.

Aku tidak bisa melakukannya. Mereka sudah membuat cokelat-cokelat itu.

Red tidak bisa membuang makanan yang sudah dimasak dengan begitu rupa. Ada usaha yang diberikan di dalam cokelat-cokelat itu. Meski memang tidak semuanya dibuat sendiri, bukan berarti mereka mendapatkannya dengan gratis.

"Mereka tidak mungkin membuat cokelat-cokelat itu. Mereka membelinya. Iki memperbaiki, mengibaskan rambutnya. Apa kau ingin aku membuang cokelat itu? Anak-anak OSIS bisa mengurusnya."

Iki, kau tidak boleh membuang makanan begitu saja.

Iki menaikkan bahu, memasukan cokelat-cokelat yang dibungkus dengan begitu rupa ke dalam plastik kantungan yang sudah dia bawa. Dia sudah tahu bahwa Red tidak akan menolak pemberian siapapun. Tapi cowok itu juga tidak mungkin memakan cokelat itu sendirian. Kalau begitu, akan kusumbangkan cokelat-cokelat ini ke panti asuhan di belakang sekolah. Bagaimana menurutmu?

Red tersenyum penuh terima kasih. Terima kasih, Sayang. Aku akan membantumu mengangkatnya sepulang sekolah.

Cewek itu menggeleng. Tidak usah. Aku bawa sendiri saja bersama dengan yang lain. Lagipula, hari ini kau ada latihan kan? Aku tidak mau kau sampai terlambat. Nanti Pak Linde semakin tidak menyukaimu.

Pelatih baru, Pak Linde, yang masuk dua bulan lalu benar-benar tidak suka pada Red karena kepopulerannya. Pria itu selalu berupaya untuk membuat Red berlatih lebih keras dari yang lain meski dia tahu Red lebih tangguh.

Maaf aku tidak bisa mengantarmu pulang.

Beberapa hari ini Red merasa menyesal tidak bisa menganntar Iki karena dia sibuk dengan les tambahan dan kegiatan klub. Iki menggeleng lagi, tersenyum penuh pengertian. Ini yang disukai Red darinya. Mereka tak harus bertengkar hanya karena masalah sepele. Aku akan mampir ke rumahmu sepulang sekolah, oke?

Oke, Iki

Menikmati pratinjau?
Halaman 1 dari 1