Temukan jutaan ebook, buku audio, dan banyak lagi dengan uji coba gratis

Hanya $11.99/bulan setelah uji coba. Batalkan kapan saja.

R[a]indu
R[a]indu
R[a]indu
eBook183 halaman3 jam

R[a]indu

Penilaian: 0 dari 5 bintang

()

Baca pratinjau

Tentang eBuku ini

Reina Varsha, seorang gadis yang bisa menyebabkan hujan jika sedang marah. Harus menjalani hari-hari yang berat ketika ia divonis mengalami Insulin Dependent Diabetes Mellitus dan harus segera transplantasi pankreas secepatnya. Menyadari waktunya tidak lama lagi, akhirnya ia memutuskan untuk melakukan hal-hal yang sebelumnya tidak pernah dilakukannya yaitu menari. Dalam usahanya untuk menyukseskan pertunjukan tarinya, dia semakin dekat dengan Elio Pasha, laki-laki pendiam yang ternyata punya elemen bayu, yaitu kemampuan untuk mengendalikan angin.

Pertemuan mereka membuat Reina mulai menyukai Elio, tetapi ketika cinta mereka mulai tumbuh, sakit Reina semakin parah dan nyawanya tak bisa tertolong.

BahasaBahasa indonesia
PenerbitPIMEDIA
Tanggal rilis2 Mei 2022
ISBN9786236488003
R[a]indu

Terkait dengan R[a]indu

E-book terkait

Ulasan untuk R[a]indu

Penilaian: 0 dari 5 bintang
0 penilaian

0 rating0 ulasan

Apa pendapat Anda?

Ketuk untuk memberi peringkat

Ulasan minimal harus 10 kata

    Pratinjau buku

    R[a]indu - Mita Yulia Hikmawati

    Kata Pengantar

    Saat menerima permintaan dari Nduk Ayu untuk mem-buat pengantar R[a]indu, bagi saya ini surprise. Saya mengenal penulis sebagai seorang perempuan kuat. Novel ini telah mengalami perubahan dari versi tantangan yang diadakan di grup RAS, dan bersyukurnya penulis berani bayar harga untuk menulis ulang idenya, membuang yang mubazir dan menyem-purnakan bagian-bagian berlubang.

    Bagi saya pribadi, penulis adalah gambaran anak muda yang berani bertaruh dengan cara berjuang. Menuliskan segala yang dipikirkan sebagai pembuktian dia ada, dan layak disebut seba-gai penulis berbakat. Finally, novel ini sangat layak dibaca, se-bab banyak nilai kehidupan, perenungan, dan perjuangan bagi kaum yang dipinggirkan keadaan.

    Buat Nduk Ayu-ku, teruslah berjuang, mamak bangga padamu.

    Sukoharjo, 10 Ramadan 1412

    Sari Aryanto

    Kata Sahabat

    Tentang Mita Yulia Hikmawati a.k.a Mita Yoo

    Yang saya tahu dan rasa adalah penulis sangat penuh dengan cinta. Kesukaan pada hal-hal sederhana bernuasa romansa mendukung karyanya ini. Penulis juga asik untuk diajak diskusi dan belajar tanpa menggurui. Novel ini ditulis dari hasil menulis novel 30 hari yang pada awalnya sangat mentah, tapi kemudian dikembangkan dan diperdalam dengan cantik dan indah. Sungguh mengejutkan membaca hasil novel setelah self editing. Luar biasa! Alur cerita, ritme cerita, dan penokohan ditulis dengan penuh pemikiran. Salut dengan penulis yang selalu berusaha menulis dengan hati.

    - Fredeswinda Wulandari

    Sosok Mita Yulia Hikmawati a.k.a Mita Yoo bagiku adalah seorang adik perempuan yang polos, kreatif, dan memiliki pribadi sehari-hari yang menyenangkan meski kadang suka ngeselin dengan tingkahnya yang sok manis kek anak kecil. Hahaha, dia tidak pelit berbagi ilmu kepada para sahabat. Karyanya simpel, mudah sekali dibaca dan dipahami. Salah satu pembelajar yang punya semangat tinggi.

    Sukses selalu buatmu, De_Mitt

    - Tri Sk

    Contoh fiksi yang digarap dengan baik oleh seorang penulis muda. Dikemas dengan diksi ringan namun intelek

    - Kinsar

    Dari apa yang saya baca, buku ini easy going. Ringan, khas permasalahan anak muda. Persaingan dan persahabatan sangat kental, dibumbui kisah roman menjadikan buku ini menarik dan menjadikan rasa penasaran di bab-bab selanjutnya.

    - Bintang Pramesti

    Sebaris Cinta

    Tiada kata yang bisa mewakili, selain ucapan Alhamdulillah, karena bisa melahirkan karya setelah lama mati. Terima kasih untuk dukungan dari Pimedia, pak Ikhwanul Halim, terima kasih sudah berkenan membuka jalan saya untuk hidup kembali. Mak Guru Sari, terimakasih segala bentuk cintamu, Bunda Na, Mas Bay, kak Nisrina, Mbak Winda (terimakasih sudah jadi teman diskusi selama menggarap cerita ini), kak Anisa, teh Ani, kak Lely, teman-teman di RAS, terimakasih sudah apresiasi karya pitik baru netes.

    Tak lupa, untuk yang tersayang, suamiku, terimakasih dukungannya. Untuk Bapak dan Ibu, anakmu sudah memilih jalan berbeda dan semoga kalian bisa bangga.

    Untuk teman-teman di BBS, terimakasih banyak, saya banyak belajar dari karya-karya kalian semua. Terimakasih banyak untuk segala bentuk cintanya. Teman-teman IT yang selalu mengingatkan dalam kebaikan, terimakasih banyak.

    Karya ini adalah fiksi, segala bentuk yang tidak baik, mohon untuk tidak ditiru. Segala bentuk apresiasi yang membangun akan saya terima dengan senang hati. Untuk semua pembaca buku ini, terimakasih banyak, karena tanpa kalian, saya bukan siapa-siapa. Love you.

    Belitung, April 2021

    Daftar Isi

    Kata Pengantar

    Kata Sahabat

    Sebaris Cinta

    Daftar Isi

    Bab 1. Sebaris Pernyataan menuju Kematian

    Bab 2. Bertemu

    Bab 3. Lelaki yang Menarik Perhatian

    Bab 4. Transisi

    Bab 5. Sayup Nada

    Bab 6. Langkah Awal

    Bab 7. Kabar Mengejutkan

    Bab 8. Perpecahan

    Bab 9. Kehilangan

    Bab 10. Message

    Bab 11. Rencana Baru

    Bab 12. Lelah

    Bab 13. Calon Donor

    Bab 14. Usaha Terakhir

    Bab 15. The Show Begin

    Bab 16. Merenda Kisah

    Bab 17. Another Story

    Bab 18. Hari Penentuan

    Bab 19. Hanya Harapan

    Bab 20. Akhir Kisah

    Bab 21. Monolog

    Tentang Penulis

    Bab 1

    Sebaris Pernyataan menuju Kematian

    Bab 1. Sebaris Pernyataan menuju Kematian

    Pancaran cahaya matahari mengentaskan embun yang menempel di dedaunan. Pepohonan dan tanaman yang tumbuh di tanah Miami, Florida sedang berbunga. Ombak di pantai tak terlalu tinggi. Waktu yang tepat untuk berlibur bersama keluarga. Banyak orang mengoles krim anti radiasi ultraviolet sambil menikmati hangat pasir pantai dan membenamkan tubuh di dalam pasir lalu menutup diri dengan topi lebar. Tak lupa segelas es lemon segar sebagai teman berjemur sangat cocok untuk diminum saat-saat seperti ini.

    Lukisan bunga beraneka warna dan pemandangan pantai tergantung indah di ruangan bercat putih itu. Corak kecokelatan di dindingnya menambah kesan hangat ruangan. Sebuah patung model tiruan anatomi tubuh manusia terpajang di sisi ruangan lengkap dengan gambaran mikroskopis organ pankreas.

    Reina membasahi kerongkongannya yang terasa mengering. Keindahan ruangan itu tak bisa mengurangi rasa takutnya.

    Di dalam ruangan berukuran 24 meter persegi berlantai marmer itu, Reina duduk berhadapan dengan seorang dokter penyakit dalam. Nama Brian Smith, MD, tercetak di plakat akrilik yang berada di meja kayu dengan ukiran serupa gambaran pohon kelapa yang rimbun. Brian Smith, dokter berambut kecokelatan itu menjadi salah satu dokter di rumah sakit Mount Sinai Medical Center yang mendampingi proses pengobatan Reina selama ini.

    Dokter Smith memegang hasil CT scan pankreas milik Reina. Dokter berkacamata itu menampilkan mimik serius, walau demikian keramahan tetap terpancar dari wajahnya. Reina menatap dokter Smith dengan ekspresi tak terbaca. Orang tua Reina tampak tak siap untuk mendengarkan hasil pemeriksaan putri mereka.

    Varina dan Harsha Varsha menunggu penjelasan dokter Smith dengan wajah tegang. Meski begitu, masing-masing dari mereka berusaha untuk menampilkan senyum, memberi semangat di hadapan Reina.

    Tuan dan Nyonya, berdasarkan hasil pemeriksaan kami, fungsi pankreas nona Reina sudah semakin memburuk. Hal ini menyebabkan kesehatannya terganggu, dan penglihatannya semakin kabur.

    Mendengar penjelasan dokter, sepasang suami istri itu saling menautkan jari mereka, menggenggam tangan anak gadis mereka yang terlihat menatap kosong.

    Lalu, bagaimana untuk pengobatan selanjutnya, Dokter? Harsha Varsha akhirnya membuka suara.

    Dokter Brian Smith tersenyum cerah, Masih ada harapan.

    Untuk sementara waktu, terapi insulin bisa membantu Nona Reina. Namun karena kondisinya dikhawatirkan semakin melemah, maka saya sarankan untuk segera mencari donor pankreas yang sesuai dan melakukan transplantasi organ.

    Apa itu bisa berhasil, Dokter Smith? Harsha bertanya dengan nada khawatir.

    Keberhasilan transplantasi organ bisa di atas lima puluh persen. Itu artinya harapan hidup bagi nona Reina semakin besar. Namun, untuk melakukan transplantasi diperlukan waktu yang cukup panjang. Kesiapan donor dan serangkaian pemeriksaan harus dilakukan sebelum operasi transplantasi organ.

    Usai mendengar penjelasan dari dokter Smith, Harsha Varsha sekeluarga pamit dari ruangan itu. Lelaki berusia awal empat puluh tahunan itu menggamit istri dan anak gadisnya keluar ruangan.

    Pemeriksaan Reina telah selesai. Mereka berjalan dalam hening. Masing-masing sibuk dengan pikirannya sendiri. Harsha membawa keluarganya kembali ke rumah.

    Sepanjang perjalanan pulang, Reina hanya terdiam sembari memandang keluar jendela mobil. Sebagai seorang ibu, Varina merasa sedih. Namun hatinya lebih nyeri melihat anak gadisnya terlihat murung.

    Harsha yang berada di balik kemudi mengusap bahu istrinya pelan. Ia memberi isyarat lewat gerakan matanya agar istrinya membiarkan putri mereka untuk menenangkan pikiran. Masalah yang dihadapi putri mereka tak mudah apalagi Reina akan berusia sembilan belas tahun bulan mendatang. Usia yang masih belia untuk menerima kenyataan yang sepahit ini.

    Harsha tak kehilangan akal. Untuk memecah kesunyian sepanjang perjalanan, lelaki berusia empat puluh tahunan itu menyalakan mp3 player di dashboard. Memutar lagu Soledad milik boyband asal Irlandia, Westlife, kenangan masa mudanya. Musik lembut mengalun memenuhi ruang pendengaran ketiganya.

    If only you could see the tears

    In the world you left behind

    If only you could heal my heart

    Just one more time

    Even when I close my eyes

    There’s an image of your face

    And once again I come to realise

    You’re a loss I can’t replace

    Soledad

    It’s a keeping for the lonely

    Since the day that you were gone

    Why did you leave me

    Soledad

    Lagu yang mengalun membuat Reina ikut bersenandung. Hal serupa yang juga dilakukan Harsha, ayahnya. Namun suara Reina terdengar parau karena ia terbawa suasana hatinya yang tengah diselimuti awan mendung yang siap menjatuhkan hujan kapan saja.

    Ayahnya seringkali menceritakan makna di balik lagu itu sewaktu kecil. Lagu yang mengisahkan tentang seseorang yang kehilangan. Teringat akan cerita ayahnya membuat air mata Reina meleleh tanpa terasa.

    Setibanya di rumah, Reina segera berlari menuju kamar dan mengunci pintunya. Suasana hatinya sedang tak baik. Bahkan ia sama sekali tak membalas sapaan adiknya.

    Ada apa dengan Kakak? tanya Jeremy keheranan.

    Varina mengusap lembut pundak anak lelakinya, Kakakmu lelah. Butuh istirahat.

    Hal itu membuat Jeremy Varsha hanya bisa mengangguk pasrah. Ia tak ingin mengganggu kakak perempuannya.

    ***

    Malam merambat pelan, lampu-lampu jalanan mulai menyala. Semilir angin dan suhu udara yang mencapai 59,5 derajat Fahrenheit meninggalkan hawa gigil bagi siapapun. Setiap rumah menyalakan pemanas ruangan masing-masing.

    Liburan sudah usai dan semester ini mulai dengan tugas dari

    Menikmati pratinjau?
    Halaman 1 dari 1