R[a]indu
Oleh Mita Yulia Hikmawati
()
Tentang eBuku ini
Reina Varsha, seorang gadis yang bisa menyebabkan hujan jika sedang marah. Harus menjalani hari-hari yang berat ketika ia divonis mengalami Insulin Dependent Diabetes Mellitus dan harus segera transplantasi pankreas secepatnya. Menyadari waktunya tidak lama lagi, akhirnya ia memutuskan untuk melakukan hal-hal yang sebelumnya tidak pernah dilakukannya yaitu menari. Dalam usahanya untuk menyukseskan pertunjukan tarinya, dia semakin dekat dengan Elio Pasha, laki-laki pendiam yang ternyata punya elemen bayu, yaitu kemampuan untuk mengendalikan angin.
Pertemuan mereka membuat Reina mulai menyukai Elio, tetapi ketika cinta mereka mulai tumbuh, sakit Reina semakin parah dan nyawanya tak bisa tertolong.
Terkait dengan R[a]indu
E-book terkait
Alona Penilaian: 3 dari 5 bintang3/5Yang Terlarang: Kisah Humor Keluarga Vampir Kontemporer Penilaian: 0 dari 5 bintang0 penilaianTrilogi Pelelangan: Sebuah “Jane Eyre” Zaman Modern (Bahasa Indonesia) Penilaian: 4 dari 5 bintang4/5Penjelmaan (Buku #1 dalam Harian Vampir) Penilaian: 4 dari 5 bintang4/5Cinta 3 Sisi [Not English] Penilaian: 4 dari 5 bintang4/5Kesalahpahaman: Roh Pemandu, Roh Harimau, Dan Seorang Ibu Yang Menakutkan! Penilaian: 0 dari 5 bintang0 penilaianPenghianatan (Buku #3 Dalam Buku Harian Vampir) Penilaian: 5 dari 5 bintang5/5Cinta (Buku #2 dalam Buku Harian Vampir) Penilaian: 4 dari 5 bintang4/5Perempuan Bergaun Kafan Penilaian: 0 dari 5 bintang0 penilaianPenasihat Rahasia Penilaian: 0 dari 5 bintang0 penilaianTakdir (Buku #4 dalam Buku Harian Vampir) Penilaian: 4 dari 5 bintang4/5Ini Tentang Hidupku Penilaian: 0 dari 5 bintang0 penilaianMalaikat Pelindung Gotik (Bahasa Indonesia) (Indonesian Edition) Penilaian: 0 dari 5 bintang0 penilaianGaruda Hitam Penilaian: 4 dari 5 bintang4/5Twisi Diary: Puisi-puisi twitter Penilaian: 5 dari 5 bintang5/5Kerajaan Misteri Penilaian: 0 dari 5 bintang0 penilaianGypsy Penilaian: 4 dari 5 bintang4/5Terlalu Luka Penilaian: 5 dari 5 bintang5/5Lorong Tanpa Cahaya Penilaian: 4 dari 5 bintang4/5Tumbal Janin Penilaian: 1 dari 5 bintang1/5Bangkitnya Para Naga (Raja dan Penyihir—Buku 1) Penilaian: 5 dari 5 bintang5/5Nikiolika, Flight of the Starling Book 2 Penilaian: 5 dari 5 bintang5/5Bangsal Covid 19 Penilaian: 5 dari 5 bintang5/5Lyra Gadis Perkasa Penilaian: 3 dari 5 bintang3/5Diary Puisi: #3 Magnolia Penilaian: 4 dari 5 bintang4/51 Pintu 3 Cinta Penilaian: 4 dari 5 bintang4/5Gulungan Rahasia Vatikan Penilaian: 5 dari 5 bintang5/5Tuhan Yang Mengagumkan Penilaian: 0 dari 5 bintang0 penilaianBintang Kejora Penilaian: 0 dari 5 bintang0 penilaianAku Anak yang Menyimpan Tanya Penilaian: 0 dari 5 bintang0 penilaian
Ulasan untuk R[a]indu
0 rating0 ulasan
Pratinjau buku
R[a]indu - Mita Yulia Hikmawati
Kata Pengantar
Saat menerima permintaan dari Nduk Ayu untuk mem-buat pengantar R[a]indu, bagi saya ini surprise. Saya mengenal penulis sebagai seorang perempuan kuat. Novel ini telah mengalami perubahan dari versi tantangan yang diadakan di grup RAS, dan bersyukurnya penulis berani bayar harga untuk menulis ulang idenya, membuang yang mubazir dan menyem-purnakan bagian-bagian berlubang.
Bagi saya pribadi, penulis adalah gambaran anak muda yang berani bertaruh dengan cara berjuang. Menuliskan segala yang dipikirkan sebagai pembuktian dia ada, dan layak disebut seba-gai penulis berbakat. Finally, novel ini sangat layak dibaca, se-bab banyak nilai kehidupan, perenungan, dan perjuangan bagi kaum yang dipinggirkan keadaan.
Buat Nduk Ayu-ku, teruslah berjuang, mamak bangga padamu.
Sukoharjo, 10 Ramadan 1412
Sari Aryanto
Kata Sahabat
Tentang Mita Yulia Hikmawati a.k.a Mita Yoo
Yang saya tahu dan rasa adalah penulis sangat penuh dengan cinta. Kesukaan pada hal-hal sederhana bernuasa romansa mendukung karyanya ini. Penulis juga asik untuk diajak diskusi dan belajar tanpa menggurui. Novel ini ditulis dari hasil menulis novel 30 hari yang pada awalnya sangat mentah, tapi kemudian dikembangkan dan diperdalam dengan cantik dan indah. Sungguh mengejutkan membaca hasil novel setelah self editing. Luar biasa! Alur cerita, ritme cerita, dan penokohan ditulis dengan penuh pemikiran. Salut dengan penulis yang selalu berusaha menulis dengan hati.
- Fredeswinda Wulandari
Sosok Mita Yulia Hikmawati a.k.a Mita Yoo bagiku adalah seorang adik perempuan yang polos, kreatif, dan memiliki pribadi sehari-hari yang menyenangkan meski kadang suka ngeselin dengan tingkahnya yang sok manis kek anak kecil. Hahaha, dia tidak pelit berbagi ilmu kepada para sahabat. Karyanya simpel, mudah sekali dibaca dan dipahami. Salah satu pembelajar yang punya semangat tinggi.
Sukses selalu buatmu, De_Mitt
- Tri Sk
Contoh fiksi yang digarap dengan baik oleh seorang penulis muda. Dikemas dengan diksi ringan namun intelek
- Kinsar
Dari apa yang saya baca, buku ini easy going. Ringan, khas permasalahan anak muda. Persaingan dan persahabatan sangat kental, dibumbui kisah roman menjadikan buku ini menarik dan menjadikan rasa penasaran di bab-bab selanjutnya.
- Bintang Pramesti
Sebaris Cinta
Tiada kata yang bisa mewakili, selain ucapan Alhamdulillah, karena bisa melahirkan karya setelah lama mati. Terima kasih untuk dukungan dari Pimedia, pak Ikhwanul Halim, terima kasih sudah berkenan membuka jalan saya untuk hidup kembali. Mak Guru Sari, terimakasih segala bentuk cintamu, Bunda Na, Mas Bay, kak Nisrina, Mbak Winda (terimakasih sudah jadi teman diskusi selama menggarap cerita ini), kak Anisa, teh Ani, kak Lely, teman-teman di RAS, terimakasih sudah apresiasi karya pitik baru netes.
Tak lupa, untuk yang tersayang, suamiku, terimakasih dukungannya. Untuk Bapak dan Ibu, anakmu sudah memilih jalan berbeda dan semoga kalian bisa bangga.
Untuk teman-teman di BBS, terimakasih banyak, saya banyak belajar dari karya-karya kalian semua. Terimakasih banyak untuk segala bentuk cintanya. Teman-teman IT yang selalu mengingatkan dalam kebaikan, terimakasih banyak.
Karya ini adalah fiksi, segala bentuk yang tidak baik, mohon untuk tidak ditiru. Segala bentuk apresiasi yang membangun akan saya terima dengan senang hati. Untuk semua pembaca buku ini, terimakasih banyak, karena tanpa kalian, saya bukan siapa-siapa. Love you.
Belitung, April 2021
Daftar Isi
Kata Pengantar
Kata Sahabat
Sebaris Cinta
Daftar Isi
Bab 1. Sebaris Pernyataan menuju Kematian
Bab 2. Bertemu
Bab 3. Lelaki yang Menarik Perhatian
Bab 4. Transisi
Bab 5. Sayup Nada
Bab 6. Langkah Awal
Bab 7. Kabar Mengejutkan
Bab 8. Perpecahan
Bab 9. Kehilangan
Bab 10. Message
Bab 11. Rencana Baru
Bab 12. Lelah
Bab 13. Calon Donor
Bab 14. Usaha Terakhir
Bab 15. The Show Begin
Bab 16. Merenda Kisah
Bab 17. Another Story
Bab 18. Hari Penentuan
Bab 19. Hanya Harapan
Bab 20. Akhir Kisah
Bab 21. Monolog
Tentang Penulis
Bab 1
Sebaris Pernyataan menuju Kematian
Bab 1. Sebaris Pernyataan menuju Kematian
Pancaran cahaya matahari mengentaskan embun yang menempel di dedaunan. Pepohonan dan tanaman yang tumbuh di tanah Miami, Florida sedang berbunga. Ombak di pantai tak terlalu tinggi. Waktu yang tepat untuk berlibur bersama keluarga. Banyak orang mengoles krim anti radiasi ultraviolet sambil menikmati hangat pasir pantai dan membenamkan tubuh di dalam pasir lalu menutup diri dengan topi lebar. Tak lupa segelas es lemon segar sebagai teman berjemur sangat cocok untuk diminum saat-saat seperti ini.
Lukisan bunga beraneka warna dan pemandangan pantai tergantung indah di ruangan bercat putih itu. Corak kecokelatan di dindingnya menambah kesan hangat ruangan. Sebuah patung model tiruan anatomi tubuh manusia terpajang di sisi ruangan lengkap dengan gambaran mikroskopis organ pankreas.
Reina membasahi kerongkongannya yang terasa mengering. Keindahan ruangan itu tak bisa mengurangi rasa takutnya.
Di dalam ruangan berukuran 24 meter persegi berlantai marmer itu, Reina duduk berhadapan dengan seorang dokter penyakit dalam. Nama Brian Smith, MD, tercetak di plakat akrilik yang berada di meja kayu dengan ukiran serupa gambaran pohon kelapa yang rimbun. Brian Smith, dokter berambut kecokelatan itu menjadi salah satu dokter di rumah sakit Mount Sinai Medical Center yang mendampingi proses pengobatan Reina selama ini.
Dokter Smith memegang hasil CT scan pankreas milik Reina. Dokter berkacamata itu menampilkan mimik serius, walau demikian keramahan tetap terpancar dari wajahnya. Reina menatap dokter Smith dengan ekspresi tak terbaca. Orang tua Reina tampak tak siap untuk mendengarkan hasil pemeriksaan putri mereka.
Varina dan Harsha Varsha menunggu penjelasan dokter Smith dengan wajah tegang. Meski begitu, masing-masing dari mereka berusaha untuk menampilkan senyum, memberi semangat di hadapan Reina.
Tuan dan Nyonya, berdasarkan hasil pemeriksaan kami, fungsi pankreas nona Reina sudah semakin memburuk. Hal ini menyebabkan kesehatannya terganggu, dan penglihatannya semakin kabur.
Mendengar penjelasan dokter, sepasang suami istri itu saling menautkan jari mereka, menggenggam tangan anak gadis mereka yang terlihat menatap kosong.
Lalu, bagaimana untuk pengobatan selanjutnya, Dokter?
Harsha Varsha akhirnya membuka suara.
Dokter Brian Smith tersenyum cerah, Masih ada harapan.
Untuk sementara waktu, terapi insulin bisa membantu Nona Reina. Namun karena kondisinya dikhawatirkan semakin melemah, maka saya sarankan untuk segera mencari donor pankreas yang sesuai dan melakukan transplantasi organ.
Apa itu bisa berhasil, Dokter Smith?
Harsha bertanya dengan nada khawatir.
Keberhasilan transplantasi organ bisa di atas lima puluh persen. Itu artinya harapan hidup bagi nona Reina semakin besar. Namun, untuk melakukan transplantasi diperlukan waktu yang cukup panjang. Kesiapan donor dan serangkaian pemeriksaan harus dilakukan sebelum operasi transplantasi organ.
Usai mendengar penjelasan dari dokter Smith, Harsha Varsha sekeluarga pamit dari ruangan itu. Lelaki berusia awal empat puluh tahunan itu menggamit istri dan anak gadisnya keluar ruangan.
Pemeriksaan Reina telah selesai. Mereka berjalan dalam hening. Masing-masing sibuk dengan pikirannya sendiri. Harsha membawa keluarganya kembali ke rumah.
Sepanjang perjalanan pulang, Reina hanya terdiam sembari memandang keluar jendela mobil. Sebagai seorang ibu, Varina merasa sedih. Namun hatinya lebih nyeri melihat anak gadisnya terlihat murung.
Harsha yang berada di balik kemudi mengusap bahu istrinya pelan. Ia memberi isyarat lewat gerakan matanya agar istrinya membiarkan putri mereka untuk menenangkan pikiran. Masalah yang dihadapi putri mereka tak mudah apalagi Reina akan berusia sembilan belas tahun bulan mendatang. Usia yang masih belia untuk menerima kenyataan yang sepahit ini.
Harsha tak kehilangan akal. Untuk memecah kesunyian sepanjang perjalanan, lelaki berusia empat puluh tahunan itu menyalakan mp3 player di dashboard. Memutar lagu Soledad milik boyband asal Irlandia, Westlife, kenangan masa mudanya. Musik lembut mengalun memenuhi ruang pendengaran ketiganya.
If only you could see the tears
In the world you left behind
If only you could heal my heart
Just one more time
Even when I close my eyes
There’s an image of your face
And once again I come to realise
You’re a loss I can’t replace
Soledad
It’s a keeping for the lonely
Since the day that you were gone
Why did you leave me
Soledad
Lagu yang mengalun membuat Reina ikut bersenandung. Hal serupa yang juga dilakukan Harsha, ayahnya. Namun suara Reina terdengar parau karena ia terbawa suasana hatinya yang tengah diselimuti awan mendung yang siap menjatuhkan hujan kapan saja.
Ayahnya seringkali menceritakan makna di balik lagu itu sewaktu kecil. Lagu yang mengisahkan tentang seseorang yang kehilangan. Teringat akan cerita ayahnya membuat air mata Reina meleleh tanpa terasa.
Setibanya di rumah, Reina segera berlari menuju kamar dan mengunci pintunya. Suasana hatinya sedang tak baik. Bahkan ia sama sekali tak membalas sapaan adiknya.
Ada apa dengan Kakak?
tanya Jeremy keheranan.
Varina mengusap lembut pundak anak lelakinya, Kakakmu lelah. Butuh istirahat.
Hal itu membuat Jeremy Varsha hanya bisa mengangguk pasrah. Ia tak ingin mengganggu kakak perempuannya.
***
Malam merambat pelan, lampu-lampu jalanan mulai menyala. Semilir angin dan suhu udara yang mencapai 59,5 derajat Fahrenheit meninggalkan hawa gigil bagi siapapun. Setiap rumah menyalakan pemanas ruangan masing-masing.
Liburan sudah usai dan semester ini mulai dengan tugas dari