Kejar, Kumpulan Cerpen Suspense
Oleh Ronny Mailindra
4.5/5
()
Tentang eBuku ini
Detektif swasta, petugas KPK, orang biasa, atau siapa pun tokohnya, cerita tentang pengejaran bisa menguras adrenalin. Kejar adalah kumpulan cerita pendek (cerpen) berisi tujuh cerita suspense dan action yang bertema pengejaran. Cocok untuk pembaca yang menyukai cerita-cerita seru.
Ronny Mailindra
Ronny Maiilindra adalah penulis novel thriller, fantasi, dan silat.Berdomisili di Bandung Indonesia, penyandang gelar M.Sc in eBusiness ini sehari-hari bekerja sebagai software engineer.Buku-buku yang telah Ronny terbitkan adalah ‘Novel Lenka’, Fantasy Fiesta 2010, Antologi Cerpen Fantasi Terbaik 2010’, Kumpulan Cerpen Fiksi Fantasi 2012, dan Spammer 2016Ronny Mailindra bisa dihubungi lewat Twitter @mailindra atau di blog pribadinya: https://mailindra.com
Terkait dengan Kejar, Kumpulan Cerpen Suspense
E-book terkait
Lorong Tanpa Cahaya Penilaian: 4 dari 5 bintang4/5Pendekar Empat Alis: Duel Jago Pedang: Serial Petualangan Pendekar Empat Alis Penilaian: 5 dari 5 bintang5/5Scent of a Dream Penilaian: 4 dari 5 bintang4/5Pendekar Harum: Maling Romantis: Serial Pendekar Harum Penilaian: 4 dari 5 bintang4/5Cinta Jatuh di Bavaria Penilaian: 4 dari 5 bintang4/5Demoniac the anti god Penilaian: 5 dari 5 bintang5/5Perjalanan ke masa lalu Penilaian: 0 dari 5 bintang0 penilaianGypsy Penilaian: 4 dari 5 bintang4/5Perempuan Bergaun Kafan Penilaian: 0 dari 5 bintang0 penilaianKetika Bulan Tidur Penilaian: 4 dari 5 bintang4/5Capung Vs Kupu-Kupu Monarch: Buku Ke-2 Penilaian: 0 dari 5 bintang0 penilaianRUMAH LAMA DI HUJUNG JALAN Penilaian: 5 dari 5 bintang5/5Merah (Short Story) Penilaian: 4 dari 5 bintang4/5Dunia Yang Hancur Penilaian: 4 dari 5 bintang4/5Paris, Demain Matin... Penilaian: 5 dari 5 bintang5/5Pendekar Pedang Naga Menangis: Malaekat Putih: Seri Pendekar Pedang Naga Menangis, #1 Penilaian: 5 dari 5 bintang5/5Pendekar Empat Alis: Bandit Penyulam: Serial Petualangan Pendekar Empat Alis Penilaian: 0 dari 5 bintang0 penilaianLast Second Penilaian: 4 dari 5 bintang4/5Alkimia Penilaian: 4 dari 5 bintang4/5Love At The First Sight Penilaian: 3 dari 5 bintang3/5Pendekar Pemuas Nafsu: Erang Kenikmatan Lie Mo Ciu Penilaian: 0 dari 5 bintang0 penilaianTapol Penilaian: 4 dari 5 bintang4/5Bangsal Covid 19 Penilaian: 5 dari 5 bintang5/5Kesalahpahaman: Roh Pemandu, Roh Harimau, Dan Seorang Ibu Yang Menakutkan! Penilaian: 0 dari 5 bintang0 penilaianPercayalah Padaku: Kisah Seorang Narsisis Penilaian: 0 dari 5 bintang0 penilaianPawang Mimpi Penilaian: 4 dari 5 bintang4/5Alona Penilaian: 3 dari 5 bintang3/5Lyra Gadis Perkasa Penilaian: 3 dari 5 bintang3/51 Pintu 3 Cinta Penilaian: 4 dari 5 bintang4/5Pendekar Tanpa Air Mata Penilaian: 5 dari 5 bintang5/5
Kategori terkait
Ulasan untuk Kejar, Kumpulan Cerpen Suspense
8 rating1 ulasan
- Penilaian: 4 dari 5 bintang4/5cukup menarik, :)
Pratinjau buku
Kejar, Kumpulan Cerpen Suspense - Ronny Mailindra
Novel suspense yang ditulis penulis Indonesia termasuk barang langka, padahal penggemarnya cukup banyak. Dan suspense yang dibuat dalam bentuk cerpen (cerita pendek) jauh lebih sedikit lagi. Buku ini mencoba mengisi kekosongan cerita suspense di Indonesia. Semoga buku ini akan membuat lebih banyak penulis suspense Indonesia yang menerbitkan karyanya.
Seru, tegang, dan menguras adrenalin. Hal itulah yang diinginkan pembaca cerita suspense. Salah satu tema yang bisa membangkitkan hal itu adalah adegan pengejaran. Adegan seperti itulah yang akan kawan sekalian temukan dalam buku ini.
Selamat membaca.
Salam,
Ronny Mailindra
Si Gendut yang Licin
Pria yang sedang duduk di sofa lobi hotel itu mendekatkan ponsel ke telinga lalu terdiam seolah sedang mendengarkan khotbah maha penting. Matanya nyalang. Ia melirik ke kiri, ke arah lelaki tambun yang berdiri di depan meja resepsionis hotel—lima belas meter di depan.
Sambil terus tersenyum, Sang Resepsionis—seorang gadis berusia dua puluhan—mengangguk-angguk seperti burung pelatuk. Beberapa saat kemudian gadis itu berjalan ke belakang lalu menghilang.
Lampu kristal di langit-langit lobi memancarkan cahaya kuning cemerlang; dua orang tamu berambut pirang menyeret koper merah dan berjalan ke kiri ruangan lalu menuju lift; pria itu tak mau melepaskan pandangannya dari lelaki tambun yang ia amati.
Beberapa saat kemudian Sang Resepsionis kembali. Gadis itu membawa sebuah amplop. Pria yang sedang mendengarkan ponsel itu ingin sekali mendekati mereka lalu mencuri dengar pembicaraan. Kalau mungkin sekalian melihat isi amplop tersebut. Namun ia tak mungkin melakukannya. Bisa kacau semuanya. Ia telah bersumpah kali ini harus berhasil.
Sepertinya keputusannya kali ini tepat. Pria itu ingat dua minggu lalu sempat terkecoh. Dua minggu lalu bapak gendut itu pergi ke hotel lain dan ia hanya mengamati mobil bapak itu saja.
Setelah dua jam menunggu, dan Si Gendut tidak kunjung muncul, pria itu pun masuk mencari tahu namun mendapati fakta ajaib: Si Gendut tidak pernah masuk ke kamar ataupun meninggalkan hotel. Ke mana hilangnya pria segendut itu?
Keledai pun tak masuk lubang yang sama dua kali. Ia tak ingin disamakan dengan keledai apalagi kalah pintar dari keledai. Demi arwah Sherlock Holmes, ia adalah detektif profesional. Kali ini ia akan menempel Si Gendut. Tidak terlalu dekat, tapi mustahil untuk lenyap.
Awalnya dia pikir ini pekerjaan surveillance ringan yang bisa dikerjakan dua atau tiga hari. Sebuah perkiraan yang biasa ia pakai untuk mengamati kasus perselingkuhan. Seorang wanita berusia empat puluhan mencurigai suaminya dan menyewa mereka untuk menyelidiki. Sebuah kasus ringan. Biasanya begitu. Bodat! Siapa sangka suami wanita itu benar-benar licin.
Dalam sebuah kasus perselingkuhan, target mungkin mengandalkan hotel sebagai tempat bertemu. Namun mereka jarang memeriksa atau membuat langkah antisipasi untuk mengelabui para penguntit. Itu mungkin karena bedebah di selangkangan mereka sudah mengeras hingga otak mereka tak sempat memikirkan apa pun selain lubang untuk landing.
Tapi Si Gendut ini berbeda. Si Gendut mau berepot-repot membuat langkah antisipasi. Apa dia terlalu banyak nonton film spy?
Ah, Si Gendut bergerak, pikir detektif itu.
Si Gendut berjalan ke kanan ruangan. Detektif itu segera bangkit lalu mengikuti.
Si Gendut tampak berjalan menuju area parkir di lantai dasar. Napas detektif itu memburu. Ia mempercepat langkah dan bertanya dalam hati, mau apa Si Gendut di tempat parkir?
Udara di area parkir terasa pengap; bau asap