Temukan jutaan ebook, buku audio, dan banyak lagi dengan uji coba gratis

Hanya $11.99/bulan setelah uji coba. Batalkan kapan saja.

Danica
Danica
Danica
eBook44 halaman28 menit

Danica

Penilaian: 4 dari 5 bintang

4/5

()

Baca pratinjau

Tentang eBuku ini

Kisah cinta dua remaja, Bara dan Danica. Bara curiga kalau Danica diam-diam sudah selingkuh. Yang dia tidak duga adalah Danica menyelingkuhinya dengan seorang cewek.

Danica lebih menginginkan cewek itu ketimbang dirinya. Dia bahkan gak pernah menyentuh dan menciumnya seperti yang dia lakukan kepada cewek itu. Danica bahkan menatap cewek itu seperti dia melihat malaikat, gumamnya. Hatinya kembali panas.

BahasaBahasa indonesia
PenerbitParis York
Tanggal rilis31 Agu 2020
ISBN9781005967963
Danica
Penulis

Paris York

A lover and a dreamer...

Baca buku lainnya dari Paris York

Terkait dengan Danica

E-book terkait

Ulasan untuk Danica

Penilaian: 4.166666666666667 dari 5 bintang
4/5

6 rating0 ulasan

Apa pendapat Anda?

Ketuk untuk memberi peringkat

Ulasan minimal harus 10 kata

    Pratinjau buku

    Danica - Paris York

    Amarah itu sesaat.

    Tapi cinta menetap.

    Perasa

    BARA DAN DANICA DUDUK di meja paling belakang, di samping pintu menuju smoking area. Menjelang jam makan siang, restoran cepat saji top Amerika ini semakin banyak didatangi pelanggan. Hampir setengahnya adalah anak SMA yang datang berkelompok. Wajar sih, karena SMA 111 berada berseberangan dari restoran ini. 

    Hampir semua dari anak SMA yang duduk tersebar di beberapa meja berbicara dengan suara keras, membuat Bara yang lagi ngobrol serius dengan Danica jadi terganggu. Keningnya mengerut dan mulutnya sedikit manyun. Bara tambah kesal melihat Danica yang pasif dan memainkan ponselnya. Yang dilihatnya pun gak jelas. Buka Instagram, lalu ditutup. Kemudian membuka Line, tapi ditutup lagi. Terus berpindah-pindah dan membuka tutup aplikasi. Gak jelas. 

    Kamu tuh denger aku ngomong gak sih? tanya Bara dengan menekan suaranya, biar dua pekerja kantoran yang duduk di meja sebelah gak dengar. 

    Denger. Udah deh, habisin dulu makan kamu, baru kita ngobrol serius. Lagian jangan di sini deh. Risih, tau gak? jawab Danica lumayan ngotot, dengan wajah nyolot. Justru suara Danica yang menarik perhatian dua pekerja kantoran itu sampai-sampai melirik ke arah mereka berbarengan. Bara yang malu langsung berpura-pura menghabiskan ayam crispy dan kentang goreng yang sudah dingin dan mengeras. 

    Memang Bara yang memilih ngobrol di restoran itu. Bisa sembari makan siang, pikirnya. Meski dari awal Danica sudah bilang kalau di sana rame oleh anak SMA, Bara tetap membawanya ke sana dengan motor Vespa putihnya. 

    Sepuluh menit kemudian mereka keluar menuju ke parkiran motor. Sambil berjalan Bara kembali membahas apa yang tadi mereka bicarakan di dalam. 

    Aku tuh ngerasa ada yang aneh sama kamu, kenapa sih? Dari tadi ditanya malah diem. Kamu berubah, kata Bara, kali ini bicara dengan lebih tenang. 

    Aku diem ya karena gak ada yang harus aku jelasin. Lagian aku gak berubah, kamu aja yang perasa, balas Danica. Kenapa sih kita harus ngebahas ini berkali-kali? tambahnya mulai kesal. Mereka sampai di parkiran. Di bawah pohon Flamboyan yang melindungi Vespa Bara dari sengatan sinar matahari tengah hari bolong, mereka berdiri dan lanjut bicara. Baru kali ini Bara merasa khawatir dan terganggu. Bahkan sampai mikir yang enggak-enggak. 

    "Aku gak akan bahas ini kalau ngerasa kita baik-baik aja. Belakangan kamu susah kalau

    Menikmati pratinjau?
    Halaman 1 dari 1