Temukan jutaan ebook, buku audio, dan banyak lagi dengan uji coba gratis

Hanya $11.99/bulan setelah uji coba. Batalkan kapan saja.

Eliksir Dua Rindu Empat : Aktivis Baper
Eliksir Dua Rindu Empat : Aktivis Baper
Eliksir Dua Rindu Empat : Aktivis Baper
eBook204 halaman3 jam

Eliksir Dua Rindu Empat : Aktivis Baper

Penilaian: 0 dari 5 bintang

()

Baca pratinjau

Tentang eBuku ini

Sandra menemani Gimin kampanye jadi ketua BEM , itu bikin Arlisa protes, " Pokoknya akhir semester kamu gak berhenti, mending kamu nikah sama Sandra deh Min!"  
Belum selesai masalah dengan Arlisa, datang Dinda, mahasiswi baru idola baru kampus Fakultas Farmasi.

 

BahasaBahasa indonesia
Tanggal rilis12 Agu 2022
ISBN9798215020562
Eliksir Dua Rindu Empat : Aktivis Baper
Penulis

Bernadi Malik

Bernadi Malik adalah seorang penulis, ceo pabrik novel baper & thriller, blogger di bernadimalik.com, penikmat seni dan fotografi, bernafas dan hidup di Indonesia, berjalan di muka bumi, pengagum alkimia dan filsafat bergelar apoteker, memposisikan diri di tengah-tengah, punya sifat humanis, pecinta sate kambing dan tongseng. Senang jalan-jalan dan menulis.

Baca buku lainnya dari Bernadi Malik

Terkait dengan Eliksir Dua Rindu Empat

E-book terkait

Ulasan untuk Eliksir Dua Rindu Empat

Penilaian: 0 dari 5 bintang
0 penilaian

0 rating0 ulasan

Apa pendapat Anda?

Ketuk untuk memberi peringkat

Ulasan minimal harus 10 kata

    Pratinjau buku

    Eliksir Dua Rindu Empat - Bernadi Malik

    Bernadi Malik

    BERNADIMALIK.COM

    All rights are reserved.

    No permission is given for any part of this book to be reproduced, transmitted in any form or means; electronic or mechanical, stored in a retrieval system, photocopied, recorded, scanned, or otherwise. Any of these actions require the proper written permission of the author.

    ISBN: 000-1234567890

    Bernadimalik.com Publishing

    informasi dan kontak:

    Bernadi.apt@gmail.com

    SEBELUM MEMBACA

    "JANGAN PUTUS ASA KALAU maksiat, jangan kege'eran kalau taat."  DR.A.H

    CERITANYA,...

    Sandra menemani Gimin kampanye jadi ketua BEM , itu bikin Arlisa protes, Pokoknya akhir semester kamu gak berhenti, mending kamu nikah sama Sandra deh Min!  

    Belum selesai masalah dengan Arlisa, datang Dinda, mahasiswi baru idola baru kampus Fakultas Farmasi.

    BAB 1 Dua Sisi ?

    Di teras Fakultas Farmasi Universitas London, sebuah mobil VW Golf warna hitam berhenti. Ada suara wanita memanggil ,  Lisa, jadi ke Portland  ?

    Arlisa naik ke atas mobil, dia mengenakan jaket kulit hitam, scarf Chanel, celana panjang dan sepatu boots  merah dr.Martens. Reni dan Lisa keluar dari kampus, meluncur di jalanan Kota London. Ayo buruan, aku telat nih. Bibir Lisa bergetar kedinginan, dia membuka bungkus Croissant, menikmati mentega yang lumer di mulutnya. Eh, Lisa ada salam dari Ed,

    Ed yang mana ?

    Itu yang kemarin aku ceritain.  Dia kayaknya ngebet sama Lisa deh, bolak balik titip salam, dia bilang gak pernah ketemu Lisa kalau pulang kampus, sahut Reni.

    "Tadi dia jemput aku, naik Rolls-Royce hitam nunggu di depan kampus. Aku sembunyi di kelas."

    Kok Lisa gak mau ikut  dijemput ?

    Aku takut  sama cowok model gitu.

    Emangnya dia galak ? 

    Takut aku naksir dong, sahut Lisa, dia melirik nakal.Aku kan wanita normal.

    Huuh, kirain, balas Neni sambil menepuk pundak Arlisa.

    "Kamu ditaksir cowok bule, cool, keren, kaya, kok nolak sih !" protes Neni.

    Hus, aku  ada calon suami.

    Masih sama Gimin ya ? Lisa melirik ke Reni, rambut wanita itu, pendek, hitam, dia agak gemuk tapi kulitnya putih matanya cenderung sipit. Reni ini tidak terlalu suka Gimin, katanya Gimin kolot-lah, anak alim, tidak kuliah di luar negeri, bukan anak pejabat, bukan anak konglomerat.

    Reni melanjutkan, Lisa inget si Rudi loh, itu anaknya menteri pertahanan yang kuliah di Oxford, kok kamu gak suka sih ?

    Yang manis itu kan ?

    Tau aja cowok manis. sahut Reni.

    Dia belikan aku bunga, tapi dia deket sama cewek lain juga kan jadi gak deh, ehh, parkir dimana nih ? tanya Lisa.

    Sudah dua semester Lisa memang tak ingin  dekat dengan cowok lain, padahal dia jadi pusat perhatian. Istilah para mahasiswa Indonesia di Inggris, Lisa idola dan model paling cantik, body-goals nyaris sempurna,  pintar, baik, ramah, apalagi Lisa aktivis sosial bersama para mahasiswa Indonesia di London. 

    Setelah keluar dari jalan bebas hambatan, Lisa dan Reni sampai di Portland Road,  di depan mobil mendadak ada kerumunan orang yang berdiri melingkar, itu demonstran yang membawa spanduk di depan Kantor BBC, tepat di seberang Mayo Clinic. Lima puluh orang berdiri, membentuk lingkaran,salah satunya sedang orasi. Islam teroris, enyahkan muslim imigran.Yang lain membawa spanduk, poster. Tulisannya agak provokatif untuk dibaca Lisa.

    Seorang polisi, mengenakan seragam hitam dan topi hitam mendekat, dia melambaikan tangannya meminta mobil berhenti dan bertanya pada Reni. Anda mau kemana madam ?

    "Aku ada interview di BBC Pak," jawab Arlisa.

    Silahkan parkir di depan. Polisi itu menyuruh Reni parkir diujung, di sebelah mobil truk pengangkut tentara.

    Lisa buru-buru turun, diikuti Reni di belakangnya, mereka  berjalan melewati pendemo dikawal  polisi wanita yang berjalan menunjukkan jalan. Di sekeliling mereka pendemo  berteriak-teriak suaranya memekakkan telinga.

    Sebelum masuk  kantor BBC  dari sana semua barang Lisa dan Reni masuk ke alat pemindai sinar X, lalu Lisa diperiksa dengan detektor logam. Setelah itu mereka menuju meja mirip reservasi di hotel , mengisi buku tamu dan memakai pin tanda pengenal, mereka berdua diperbolehkan masuk ke dalam, di ruang tengah berkarpet merah tebal  ada tulisan putih, yang sangat mencolok terbaca BBC-London.

    Seorang wanita mendekat, dia menyambut Lisa, namanya Susan pembawa acara talkshow di BBC, dia bilang pada Arlisa. Hai Lisa, kamar rias di sebelah sini, sambil menggengam lengan Lisa, setengah memaksa dia  menariknya, lebih tepat disebut menyeret.

    Arlisa masuk ke kamar samping studio, di sana ada seorang wanita yang sedang duduk, wajahnya dipoles alas bedak. Dia mengenakan pakaian ungu muda, rok batik dan dia disanggul. Lisa menyapanya Hai. Lisa tahu dia orang Indonesia juga yang akan di wawancara hari itu.  Halo aku Arlisa.

    Aku Eva, sahut wanita tersebut.

    "Nice to meet you Mbak Eva," Arlisa duduk di depan kaca, ada bolam lampu pijar mengelilingi cermin di depan, seorang wanita datang melapisi wajah Arlisa dengan pembersih wajah.

    Reni menunggu diluar, dia sibuk dengan tabletnya mencari-cari kanal Live Streaming BBC di youtube. Lisa sibuk memeriksa Instagram memperhatikan foto Gimin sedang duduk di kelas, ditemani Rizal dan Bobi, Lisa meninggalkan pesan bahwa dia rindu ingin pulang ke Indonesia. Padahal ya dia sebenarnya rindu dengan Gimin, dia sudah hampir dua semester ini belum ketemu si gemesin itu.

    Lima belas menit berlalu Arlisa dan Eva masuk ke studio, mereka duduk di depan Susan di sofa warna biru tua, lampu studio dinyalakan, musik di mulai, direktur acara terdengar menghitung, 3,2,1

    Selamat malam, bbc mengundang dua orang narasumber, keduanya berasal dari Indonesia, negara berpenduduk mayoritas agama islam yang terbesar di dunia.  Arlisa, Ketua Ikatan Mahasiswa Indonesia di Inggris, mahasiswi farmasi di universitas London.Kamera menyorot Arlisa yang  tersenyum manis, dia lebih cantik setelah make-up tebalnya disinari lampu.  Suara itu melanjutkan.

    Di sebelahnya ada Eva Sundari, pramugari senior dari Garuda Indonesia yang sudah 20 tahun ini keliling dunia, dia juga asal Indonesia

    Susan mulai wawancara, Arlisa menurut kamu Islam di Indonesia terkait dengan kekerasan ?

    Arlisa menjawab, Menurut aku Indonesia adalah negara yang toleran terhadap semua agama, Islam memang agama mayoritas tapi pemeluk agama lain dilindungi oleh negara dan undang-undang untuk beribadah  menurut agama mereka masing-masing.

    Kalau anda Eva apakah islam mencegah anda untuk berkarir di Indonesia ?

    Aku bekerja di Garuda Indonesia, aku banyak berinteraksi dengan orang dari seluruh dunia,  islam, non islam, itu tidak mencegahku tetap bekerja..

    Susan senyum, dia melirik ke arah Arlisa. 

    Nona Arlisa, islomophobia yang terjadi di Eropa apakah itu cerminan islam, apakah islam disebarkan dengan rasa takut seperti di Indonesia ?

    Tidak-tidak pernah, islam adalah agama yang damai, cinta kepada sesama. Fanatisme yang jadi dasar dari para fundamentalis, teroris dan ekstremis itu bukan landasan agama kita. Islam tidak pernah disebarkan dengan pedang di Indonesia, justru disebarkan melalui akulturasi budaya, perdangangan.

    Susan mengangguk, dia senyum ke Eva, Apakah anda dipaksa untuk berhijab atau bercadar di Indonesia ?

    Tidak pernah, jawab Eva sambil senyum. Kami memiliki jalan hidup sendiri. Keluargaku mendukung aku, teman, sahabat, kami berjuang sendiri-sendiri berharap dan berdoa.  

    Arlisa, apakah menurut anda Indonesia negara paling toleran di dunia  ? tanya Susan.

    Ya, kami negara paling toleran di dunia, anda bisa datang ke Bali dan melihat saudara kita umat Hindu di sana beribadah tanpa rasa takut. Atau ke Jakarta tempat pemeluk agama Kristen dan Islam hidup berdampingan. Semua dibesarkan dengan landasan toleransi.

    DI JAKARTA, DI KAFE Rotbak, pukul 21:00 wib, Sandra sudah selesai menyanyi, tidak ada yang tahu semua lagu itu sebenarnya bikin Sandra sedih, dia menyanyi  namun pikirannya tidak di atas panggung, dia sedang memperhatikan Gimin yang duduk di kursi belakang.  Dia selalu ingin bilang, Tau nggak sih aku nyanyiin ini buat kamu. kurang apa aku coba.    Berulang kali Sandra ingin bilang ke Gimin, Coba deh senyum atau tepuk tangan, terus temani aku, andai kamu tau, perasaanku kalau menyanyikan lagu ini, itu ada dipikiran sandra.Atau kamu minimal memberikan sedikit senyum buat aku. Datang ke sini dan bilang terima kasih Sandra buat rayuanmu yang bikin aku sayang kamu.

    Khayalan Sandra memang agak lebay, terlalu jauh, nyatanya dia takut bilang ke cowok ganteng, tambah berisi, kulitnya tambah putih, sekarang terlihat dewasa,  cowok idolanya itu si Gimin pasti diam dan langsung ngacir kalau dia tidak suka dengan apa yang diucapkan Sandra.

    Akhirnya yang paling tau lagu itu untuk siapa jelas Bobi dan anggota Band, lirik lagu yang dinyanyikan Sandra itu disimpan dalam map plastik pink, dicetak di kertas A4, diselipkan ke dalam map dan setiap Sandra menyanyi dia akan membuka map itu di atas panggung. Bobi juga sudah membuat akun khusus Scribd buat Sandra, ada tiga puluh lagu mulai dari pop, rock, sampai dangdut.

    Kemarin, satu hari sebelum pentas malam minggu ada kejadian mengejutkan karena  saat itu Bobi mengaku ke Sandra.

    Sandra, aku terus terang dukung kamu dengan Gimin, itu kata Bobi.  Kalimat itu  jelas bikin Sandra salah tingkah, apalagi malam itu di atas panggung, Kafe Rotbak sudah mau tutup, dia di kelilingi Asep, Danu, Willy. Mereka sedang geladi bersih.

    Kok kamu bilang gitu Bob ?.

    Aku juga dukung Sandra, itu suara Danu, diikuti Asep, Willy, Aku juga. Mereka sama-sama menunjukan perhatian ke Sandra.

    Sandra menatap empat orang laki-laki itu, disorot sinar lampu panggung,  uap asap rokok, asap vape yang melayang-layang, campuran bau tembakau gosong dan aroma buah jeruk dan apel. 

    Emangnya apa alasan kalian dukung aku sama Gimin, dia sudah jadi milik Arlisa, dan aku ya hanya bisa begini. Sandra tak tahu mau menjelaskan apa.

    Buatku, kamu gadis yang terbaik buat Gimin sih. Itu suara Bobi, Kami tau apa yang dirasakan Sandra, kamu tulus banget suka sama Gimin.

    Kalian kok tega. Itu kata Sandra, Aku gak mau bahas itu kalian jahat.

    Rizal yang sejak tadi diam di meja depan panggung jadi naik ke panggung.

    Kalian ini, kenapa kok gituin Sandra ? protesnya.

    Loh Rizal, emang kenapa, aku kan bilang kalau aku dukung Sandra sama Gimin, sahut Bobi.

    Aku gak suka kalian bilang gitu, sahut Rizal, dia agak  emosi  mendekat ke depan Bobi. Arlisa itu teman kita juga loh.

    Heh, mau berantem disini sama aku ? Bobi juga  mendekat di depan Rizal, dia memegang mikrofon hitam dan siap kalau dibanting Rizal.  

    Rizal, kamu gak tau kan Sandra kalau sedih, nyanyi bareng kita disini. sahut Danu.

    Asep menambahkan, Ya, Rizal gak tau kalau kami jadi teman curhatnya Sandra, dan itu bikin kami kasian dong sama dia. 

    Berhenti, potong Sandra. Kok kalian jadi berantem gara-gara ini ?

    Aku gak suka sama kalian ! balas Rizal. 

    Asep sudah siap dengan gitar bassnya, dia angkat suara, Zal, kamu kenapa emang emosi ? kami kan bilang sama Sandra, kalau dia itu cocoknya sama Gimin.

    Ya kalian kok malah mau merusak hubungan Gimin dan Lisa  ? jawab Rizal.

    Mereka belum nikah juga kan, gak usah kebaperan deh Rizal masih ada kesempatan, sahut Willy sambil menunjuk Rizal pake stik drum.

    Kesempatan ? potong Rizal. 

    Sandra sama Gimin, sambung Danu.

    Kalian mau merusak Lisa dan Gimin ? sambung Rizal.

    Mereka belum sah kan? sahut Willy lagi. Lagian Sandra tau sendiri selalu sedih kalau ingat kejadian itu.

    Berhenti ! potong Sandra dia jadi panik memperhatikan empat orang temannya itu mendadak ribut. Kalau kalian gak berhenti, aku bilang ke ayahku kalian bikin aku nangis kalian bakal kehilangan vokalis wanita deh.

    Ok, ok jawab Bobi,  dia melirik ke Rizal,

    Kita gak usah debat deh, kata Rizal.

    Ganti topik, sahut Bobi yang tadi sudah mau mengeluarkan jurus tendangan si buta dari goa hantu. "Betewe Rizal tadi Amnesia mau dijemput jam 10 malam, dia kerja kelompok di Kampus."

    Ok sip. sahut Rizal, dia bilang lagi, Pokoknya dilarang dukung Sandra sama Gimin, ucap Rizal ketus.

    "Suka-suka gue dong broh," sahut Bob,

    Iya bener, sambung Willy.

    Bob melanjutkan, Rizal dukung Arlisa, aku dukung Sandra, adil kan ? asal tau aja anggota band ini pilih Sandra.

    "Hei, kalau sampai gegara

    Menikmati pratinjau?
    Halaman 1 dari 1