Temukan jutaan ebook, buku audio, dan banyak lagi dengan uji coba gratis

Hanya $11.99/bulan setelah uji coba. Batalkan kapan saja.

Menata Hati Seluas Samudra
Menata Hati Seluas Samudra
Menata Hati Seluas Samudra
eBook134 halaman1 jam

Menata Hati Seluas Samudra

Penilaian: 5 dari 5 bintang

5/5

()

Baca pratinjau

Tentang eBuku ini

Kehidupan duniawi ini menyuguhkan banyak masalah.  Banyak sekali ujian kehidupan yang datang silih berganti.  Tidak heran banyak orang merasa tidak bahagia dan stress.  Sebagian orang mengira kekayaan dan kekuasan adalah solusi terhadap masalah kehidupan.  Ternyata mereka tertipu oleh asumsi mereka sendiri.  Setelah kaya raya dan berkuasa tetap saja mereka pusing.  Masalah tetap datang terus.  Itulah sebabnya anda membutuhkan ketrampilan menata hati. Saya tidak beranggapan buku ini bakal menyelesaikan masalah menata hati.  Tapi paling tidak buku ini bisa memicu anda memikirkan kiat menata hati.  Tnetu saja harapannya anda mampu menata hati agar seluas samudra sehingga paling tidak mereningankan beban kehidupan anda. 

BahasaBahasa indonesia
Tanggal rilis9 Sep 2021
ISBN9798201823443
Menata Hati Seluas Samudra
Penulis

Bambang Udoyono

Bambang Udoyono is a writer, a tourist guide and a tour leader.  He conducts inbound tours to Indonesia and outbound tours abroad. He writes books on tourism, English, and culture.  Based on his experience he writes this book.

Baca buku lainnya dari Bambang Udoyono

Penulis terkait

Terkait dengan Menata Hati Seluas Samudra

E-book terkait

Zaman & Spiritualitas Baru untuk Anda

Lihat Selengkapnya

Ulasan untuk Menata Hati Seluas Samudra

Penilaian: 4.833333333333333 dari 5 bintang
5/5

6 rating0 ulasan

Apa pendapat Anda?

Ketuk untuk memberi peringkat

Ulasan minimal harus 10 kata

    Pratinjau buku

    Menata Hati Seluas Samudra - Bambang Udoyono

    Pengantar

    Buku ini memang kumpulan catatan yang saya tulis setiap pagi.  Jadi sebenarnya masing masing adalah artikel lepas.  Meskipun demikian sejatinya ada juga benang merah yang menghubungkan mereka. Semuanya adalah tentang menata hati.  Itulah sebabnya saya memilih judul ‘Menata Hati Seluas Samudra’ untuk kumpulan catatan ini.

    Saya terinspirasi oleh banyak pakar, cendekiawan, seniman dari berbagai negara.  Ada yang dari Indonesia, Turki, Amerika Serikat, Eropa, dan lain lain.  Itulah sebabnya saya menulis catatan berdasarkan quotes dari mereka dan juga peri bahasa dari berbagai negara. 

    Quotes dari Rumi memberi inspirasi tentang spiritualitas.  Jika diikuti quotesnya akan memandu kita menata hati agar tidak dikuasai oleh amarah, emosi dan egoisme.  Einstein tidak hanya seorang pakar fisika tapi memiliki quotes yang meluaskan wawasan kita tentang kehidupan.  Demikian juga Ernest Hemingway sang sastrawan besar dari negeri Paman Sam.  Orang Prancis seperti Henry Matissee, Exupery dan Honore de Balzac memiliki quotes yang sangat menginspirasi tentang parenting dan kiat menata hati. Cicero, sang negarawan Romawi kuno memiliki quotes tentang kehidupan yang memperkaya wawasan kita.  Paulo Coelho juga memiliki quotes indah yang meluaskan wawasan kita tentang kiat menata hati dan kehidupan.  Adele Faber, Dave Willis dan Birgit Coste memiliki quotes indah tentang parenting. Roy Bennet punya quotes yang memberi pencerahan tentang sikap hati.

    Jadi sebagian besar catatan itu adalah tentang menata sikap mental atau menata hati.  Selain itu ada beberapa catatan tentang parenting.  Kemudian ada juga tentang pengembangan diri. 

    Semoga kumpulan catatan ini bisa bermanfaat untuk anda.

    1.I wrote your name in my heart and forever it will stay.  (Rumi)

    Aku tulis namamu di hatiku dan selamanya ia akan tinggal.  Indah sekali dan romantis sekali kalimat mutiara dari Maulana Jalaludin Rumi ini.  Hanya seorang empu sastra yang mampu mengutarakan cintanya dengan kalimat yang indah itu.  Mari kita ulas.

    Jangan tafsirkan cinta Rumi itu sebagai ungkapan  gombal orang biasa.  Orang sekelas Rumi pastilah tidak suka nggombal.  Kalimat itu adalah ungkapan cintanya kepada sang penciptanya.  Memang idealnya hubungan antara sang khalik (pencipta) dengan mahluk (ciptaan) adalah hubungan yang saling mencintai, saling menyayangi.  Di dalam Al Qur’an disebutkan bahwa Allah swt bersifat pengasih penyayang.  Tapi mengapa banyak orang tidak merasakannya?  Lalu mereka tidak membalas cintaNya.

    Kendalanya adalah ego dan nafsu manusia.  Pada dasarnya semua orang memilikinya tapi ada yang sudah menguasainya dan banyak yang belum menguasai dan justru dikuasai. Orang yang dikuasai ego ini mengira bahwa jika Tuhan mencintai itu artinya harus memanjakan. Keinginannya harus dikabulkan dengan cepat.  Jadi dia maunya kaya raya, berkuasa, tidak ada masalah dsb.  Dia tidak mau ada kerugian, sakit, ujian, kesulitan dll. 

    Allah swt memang bersifat pengasih, penyayang dan juga pengampun. Meskipun demikian Allah di dalam Al Qur’an menegaskan bahwa manusia akan diuji dengan berbagai kesulitan. Maka orang yang egois dan dikuasai nafsu menganggap Tuhan tidak mencintanya.

    Selain itu ada juga pemberian yang namanya istidraj. Kalau dalam bahasa Jawa dilulu, artinya diberi tapi tanpa rido.  Inilah pemberian untuk orang yang melakukan pelanggaran aturan Allah.  Orang yang melakukan banyak maksiat tapi malah makmur. Itulah dilulu atau istidraj.

    Semua ritual seperti solat, puasa dll jika dilakukan dengan baik akan membuat orang merdeka dari penjajahan nafsu dan setan. Orang yang sudah menggapai kemerdekaan sejati ini akan merasakan kenikmatan cinta Allah swt yang melebihi cinta manusia.  Dengan segala hormat, malah lebih daripada cinta seorang ibu kandung.  Mohon maaf seorang ibu juga masih manusia biasa. Beliau juga memiliki keterbatasan.  Apakah cintanya setara dengan cinta kasih Allah swt?  Cinta kasih Allah tidak dibatasi oleh egoisme atau apapun. 

    Saya yakin tahap itulah yang sudah dicapai oleh Rumi.  Dia sudah mencapai kemerdekaan sejati. Maka hubungannya dengan Tuhannya adalah hubungan saling mencintai, saling menyayangi.  Orang yang sudah sangat dekat dengan Allah itu akan merasakan kebahagiaan sejati. Di duniapun dia sudah bahagia.  Insya Allah di akherat dia juga akan merasakan kebahagiaan sejati selamanya.  Orang seperti itu akan dikabulkan segala doanya.  Meskipun demikian dia tidak meminta kekayaan duniawi yang jauh di luar kebutuhannya.  Karena dia tidak dikuasai nafsu ingin memiliki harta sebanyak banyaknya.  Tapi orang seperti itu tidak miskin juga. Dia kecukupan.  Semua kebutuhannya terpenuhi.

    Jadi silahkan berupaya membebaskan diri dari penjajahan hawa nafsu dan egoisme.  Caranya sudah jelas.  Tinggal diniatkan saja maka nanti akan ada jalan.  Monggo.

    2. We carry inside us the wonders we seek outside us. (Rumi)

    Kita membawa di dalam diri keajaiban yang kita cari di luar diri. Lagi lagi Maulana Jalaludin Rumi menyuguhkan sebuah quote yang indah dan menginspirasi.  Mari kita bahas.

    Saya sering melihat orang yang sangat terpesona, sangat takjub dengan kemegahan dunia ini.  Mereka sampai melongo saking takjubnya melihat kemajuan yang dicapai orang lain.  Kadang tindakan selanjutnya ada yang aneh.  Ada yang memberi nama anaknya dengan nama orang atau tempat yang dia kagumi.  Ada yang memakainya untuk memberi julukan pada dirinya sendiri. Yang dikagumi itu bisa negri, orang atau sekelompok tertentu.  Ada yang meniru busananya atau penampilannya.  Yang paling parah sebenarnya adalah mereka yang lupa dengan jati dirinya dan menjadi orang lain.

    Rumi mengingatkan bahwa Allah swt sudah memberi anugerah di dalam diri kita  berupa bakat, minat, kecerdasan dll.  Itulah ‘tambang emas’ kita yang bisa berbeda dengan orang lain.  Boleh saja mengidolakan orang lain tapi kalau potensinya beda maka justru potensi diri sendiri bisa dilupakan.  Kalau sama tidak masalah, malah bagus.

    Dalam perspektif parenting maka tugas orang tua adalah mengembangkan semua potensi anak anaknya.  Amatan orang tua itu sebaiknya disampaikan kepada anak anaknya agar mereka tidak lupa dengan potensinya.  Orang tua harus memusatkan perhatian pada potensi anaknya. Jangan sampai orang tua terlalu terpesona dengan kemajuan orang lain lantas memaksakan anaknya menjadi orang lain.  Akibatnya buruk.  Potensi anak anaknya bisa tidak berkembang karena mereka bekerja dengan setengah hati lantaran tidak mencintai bidang yang dipaksakan orang tuanya.

    Jadi amati mereka dan tunjukkan potensi yang ada di dalam diri mereka. Bantu mereka mengembangkannya.

    3. Menumbuhkan impian

    Semua orang pasti memiliki impian.  Semua pasti ingin menjadi orang sukses. 

    Menikmati pratinjau?
    Halaman 1 dari 1