Minuet (Antologi Puisi)
Oleh Ikhwanul Halim
()
Tentang eBuku ini
Puisi dalam buku ini merupakan kumpulan tulisan puisi menjelang tidur, penutup hari di facebook, saat badan litak dan mata nyaris terpejam.
Menantang diri untuk menulis puisi tanpa menyunting. "Yang terunggah, terunggahlah."
Minuet.
Yang kumaksud bukan kucing napoleon hasil kawin paksa munchkin dan persia, tapi tarian pergaulan berpasangan asal Prancis yang gemulai, singkat, dengan ketukan 3/4.
Pasa suatu masa, hanya lelaki sejati yang layak berdansa minuet dengan pasangannya. Selain menunggang kuda dan bertarung dengan pedang, tentunya
Aku bukan ingin menabalkan genre puisi baru, sama sekali tidak. Hanya saja kata itu yang tercetus saat memulai rutinitas menahan kantuk sekejap untuk menekan tombol aksara di laptop.
Dan ... voilà! Buku ini pun jadilah.
Baca buku lainnya dari Ikhwanul Halim
Rindu yang Memanggil Pulang Penilaian: 5 dari 5 bintang5/5Bobo Pengantar Dongeng Penilaian: 0 dari 5 bintang0 penilaianMenembus Batas Takut Penilaian: 0 dari 5 bintang0 penilaian
Terkait dengan Minuet (Antologi Puisi)
E-book terkait
Aku Anak yang Menyimpan Tanya Penilaian: 0 dari 5 bintang0 penilaianMalam Ketika Dia Menembak Dirinya (Kumpulan Cerpen) Penilaian: 5 dari 5 bintang5/5Ini Tentang Hidupku Penilaian: 0 dari 5 bintang0 penilaianTwisi Diary: Puisi-puisi twitter Penilaian: 5 dari 5 bintang5/5Antologi Puisi Dan Haiku: Bulan, Bintang dan Cintaku Penilaian: 5 dari 5 bintang5/5Menolak Panggilan Pulang Penilaian: 4 dari 5 bintang4/5Sajak Sang Pencari Inspirasi Penilaian: 5 dari 5 bintang5/5Alona Penilaian: 3 dari 5 bintang3/5Bintang Kejora Penilaian: 0 dari 5 bintang0 penilaianKearifan Global Penilaian: 5 dari 5 bintang5/5Diary Puisi: #3 Magnolia Penilaian: 4 dari 5 bintang4/5Scent of a Dream Penilaian: 4 dari 5 bintang4/5Ketika Bulan Tidur Penilaian: 4 dari 5 bintang4/5Mandat dari Pakde: Satir Getir untuk Sebuah Negeri Penilaian: 0 dari 5 bintang0 penilaianTumbal Janin Penilaian: 1 dari 5 bintang1/5Garuda Hitam Penilaian: 4 dari 5 bintang4/5Melodi Pelangi Rasa Penilaian: 0 dari 5 bintang0 penilaianTrilogi Pelelangan: Sebuah “Jane Eyre” Zaman Modern (Bahasa Indonesia) Penilaian: 4 dari 5 bintang4/5Kerajaan Misteri Penilaian: 0 dari 5 bintang0 penilaianRinai dalam Angan Penilaian: 0 dari 5 bintang0 penilaianMalaikat Pelindung Gotik (Bahasa Indonesia) (Indonesian Edition) Penilaian: 0 dari 5 bintang0 penilaianBangsal Covid 19 Penilaian: 5 dari 5 bintang5/5Tuhan Mencintaimu Penilaian: 4 dari 5 bintang4/5Wanita Beristri Penilaian: 5 dari 5 bintang5/5Tarian Kelopak Rindu Penilaian: 3 dari 5 bintang3/5Cinta 3 Sisi [Not English] Penilaian: 4 dari 5 bintang4/5Paris, Demain Matin... Penilaian: 5 dari 5 bintang5/5Perempuan Bergaun Kafan Penilaian: 0 dari 5 bintang0 penilaianKearifan Jawa Penilaian: 3 dari 5 bintang3/5Bukan Dia Penilaian: 5 dari 5 bintang5/5
Puisi untuk Anda
Rindu Itu Penilaian: 0 dari 5 bintang0 penilaianMimpi (Kumpulan Puisi) Penilaian: 0 dari 5 bintang0 penilaianSajak Sang Pencari Inspirasi Penilaian: 5 dari 5 bintang5/5Retak (Kumpulan Puisi) Penilaian: 0 dari 5 bintang0 penilaianDiary Puisi: #2 Padma Penilaian: 5 dari 5 bintang5/5Baris Puitis & Haiku Penilaian: 5 dari 5 bintang5/5Pahlawan Wanita Muslimah Dari Kerajaan Aceh Yang Melegenda Penilaian: 5 dari 5 bintang5/5Tuhan Yang Mengagumkan Penilaian: 0 dari 5 bintang0 penilaianAlona Penilaian: 3 dari 5 bintang3/5Diary Puisi: #3 Magnolia Penilaian: 4 dari 5 bintang4/5
Kategori terkait
Ulasan untuk Minuet (Antologi Puisi)
0 rating0 ulasan
Pratinjau buku
Minuet (Antologi Puisi) - Ikhwanul Halim
PRADIKSI
Puisi dalam buku ini merupakan kumpulan tulisan puisi menjelang tidur, penutup hari di facebook, saat badan litak dan mata nyaris terpejam.
Menantang diri untuk menulis puisi tanpa menyunting. Yang terunggah, terunggahlah.
Minuet.
Yang kumaksud bukan kucing napoleon hasil kawin paksa munchkin dan persia, tapi tarian pergaulan berpasangan asal Prancis yang gemulai, singkat, dengan ketukan 3/4.
Pasa suatu masa, hanya lelaki sejati yang layak berdansa minuet dengan pasangannya. Selain menunggang kuda dan bertarung dengan pedang, tentunya
Aku bukan ingin menabalkan genre puisi baru, sama sekali tidak. Hanya saja kata itu yang tercetus saat memulai rutinitas menahan kantuk sekejap untuk menekan tombol aksara di laptop.
Dan ... voilà! Buku ini pun jadilah.
Bandung, 30 Juli 2021
I.H
DAFTAR ISI
PRADIKSI
DAFTAR ISI
[TAK BERJUDUL]
PERMOHONAN YANG TIGA
INDERAJA
KEABADIAN FANA
PUTIK REMAJA
O, HASRAT!
JANJI API
KITARA DEWI
MERUAP
KARENA KAMI KELAPARAN
SUEH
CIPTA CAMILAN
PASCAYUDA
ANGKA
LACAK ASAL SEMULA
PASCASEJARAH
CANTIK
TULISAN DI DINDING
MINUET #19
MELUKIS EGO
HIMNE
KAMARANG JEUNG PAPATONG
ZURIAT
KEMBANG KENANGAN
IBLIS DAN MALAIKAT
PAPASAN
MITE TALENTA
HUBUNGAN TERPUTUS
TIADA AMPUN
MARA
BIARKAN LEPAS TERBANG
ORNITOPHOBIA
JIKA BUKAN WAKTU
VIVALDI PAGI HARI
BARA
LAPAR
PARA-PARA BERCUMBU
RAMAH LINGKUNGAN
GELAGAP
ODE UNTUK KOPI
TOLONG BERI TAHU TUAN JAGGER BAHWA SAYA BUKAN MAURITS BAGINYA
BAHAGIA 'KU DI SINI
BUNGA BAKUNG
SURIAH
MEMORI NASI KOTAK RENDANG LENGKUAS
BUKU SAMPUL TEBAL
PAHLAWAN
KOTA KECIL KAMI
ANJING ITU BUNTING
TINGGALKAN JEJAK
PADERI
KURSI LIPAT BIRU
RANJANG SUSUN
TERPAKU PADA KEBERADAAN YANG KELIRU
KASIH
KOTAK MASUK
TARIAN KEMATIAN UNTUK DEMONSTRAN JALANAN
MATA HATI KOYAK
MEREKA TAK TAHU
HINGGA MAUT MEMISAHKAN
GELAP TERDALAM
PANDUAN JIWA
KEMARAU TELANJANG
LANCANG
DI USIA RAPUH
TEMBANG BINTANG
MIMPI KEONG RACUN
JIKA HANYA
GELINCIR KONSENTRASI
GAMBAR SUDUT