Brigantia (Edisi Bahasa Indonesia)
Oleh Judith Kaethe Bern
3/5
()
Tentang eBuku ini
Pulau Eslandelle dikutuk untuk mengalami musim dingin abadi dan tampaknya keadaan itu akan berlangsung selamanya. Tetapi Branthur si Penyihir Hebat Earandelle, penyihir yang telah mengutuk Eslandelle, sangatlah cerdik. Ia tahu akan tiba suatu hari saat Cahaya mengirimkan anaknya untuk membebaskan Eslandelle dari kutukan, dan juga dari Earandelle.
Ini adalah cerita mengenai Anak Cahaya
Ini adalah cerita mengenai Brigantia
Judith Kaethe Bern
Judith Kaethe Bern loves swimming, reading and travelling. She loves writing too and has penned several stories for her personal enjoyment. Her first published books, Brigantia (2014) and Eira and the Noble Phoenix (2018), are taken from her personal collection.Feel free to follow her on Facebook, Twitter or Instagramhttp://Instagram.com/judithkaethe
Terkait dengan Brigantia (Edisi Bahasa Indonesia)
E-book terkait
Kerajaan Misteri Penilaian: 0 dari 5 bintang0 penilaianPerempuan Bergaun Kafan Penilaian: 0 dari 5 bintang0 penilaianNikiolika, Flight of the Starling Book 2 Penilaian: 5 dari 5 bintang5/5Penghianatan (Buku #3 Dalam Buku Harian Vampir) Penilaian: 5 dari 5 bintang5/5Yang Terlarang: Kisah Humor Keluarga Vampir Kontemporer Penilaian: 0 dari 5 bintang0 penilaianMasa Depan Putri Sabina Penilaian: 1 dari 5 bintang1/5Cinta (Buku #2 dalam Buku Harian Vampir) Penilaian: 4 dari 5 bintang4/5Trilogi Pelelangan: Sebuah “Jane Eyre” Zaman Modern (Bahasa Indonesia) Penilaian: 4 dari 5 bintang4/5Ketika Bulan Tidur Penilaian: 4 dari 5 bintang4/5Burmester dan nyala api yang panas: Thriller Penilaian: 0 dari 5 bintang0 penilaianIf Only Penilaian: 0 dari 5 bintang0 penilaianThe Letter Carrier Penilaian: 0 dari 5 bintang0 penilaianTerpesona Dengan Gadis Natal Nakal: Indonesian Penilaian: 0 dari 5 bintang0 penilaianDi Lembah Kegelapan dan Cerita Lainnya Penilaian: 0 dari 5 bintang0 penilaianGipsi Penilaian: 0 dari 5 bintang0 penilaianMalin Kundang: Si Arcaraga Penilaian: 4 dari 5 bintang4/5Percayalah Padaku: Kisah Seorang Narsisis Penilaian: 0 dari 5 bintang0 penilaianPenjelmaan (Buku #1 dalam Harian Vampir) Penilaian: 4 dari 5 bintang4/5Cahaya Malam (Ikatan Darah Buku 2): Ikatan Darah Buku 2 Penilaian: 0 dari 5 bintang0 penilaianLagu untuk Jiwaku: Editorial Alvi Books Penilaian: 5 dari 5 bintang5/5HeartQuake Penilaian: 0 dari 5 bintang0 penilaianSon Of Badass Let's Be Badass Penilaian: 0 dari 5 bintang0 penilaianBangkitnya Para Naga (Raja dan Penyihir—Buku 1) Penilaian: 5 dari 5 bintang5/5Pendekar Empat Alis: Kekaisaran Rajawali Emas: Serial Petualangan Pendekar Empat Alis Penilaian: 5 dari 5 bintang5/5Tumbal Janin Penilaian: 1 dari 5 bintang1/5Paris, Demain Matin... Penilaian: 5 dari 5 bintang5/5Pekik Kemuliaan (Buku #4 Dalam Cincin Bertuah) Penilaian: 2 dari 5 bintang2/5Malapetaka Terakhir dan Cerita Lainnya Penilaian: 0 dari 5 bintang0 penilaianTakdir Naga (Buku #3 Dalam Cincin Bertuah) Penilaian: 4 dari 5 bintang4/5Eliksir Dua Rindu Empat : Aktivis Baper Penilaian: 0 dari 5 bintang0 penilaian
Fantasi untuk Anda
Biografi Kehidupan Nabi Muhammad SAW Edisi Bahasa Indonesia Penilaian: 4 dari 5 bintang4/5Pahlawan Wanita Muslimah Dari Kerajaan Aceh Yang Melegenda Penilaian: 5 dari 5 bintang5/5Meneladani Sikap & Perilaku Nabi Muhammad SAW Penilaian: 5 dari 5 bintang5/5Biografi Nabi Muhammad SAW Edisi Bilingual Inggris & Indonesia Penilaian: 4 dari 5 bintang4/5Kitab Hadist Sunan An-Nasa'i Ultimate Penilaian: 5 dari 5 bintang5/5Kisah Hikayat Siti Aminah Ibunda Rasulullah SAW Penilaian: 2 dari 5 bintang2/5Demoniac the anti god Penilaian: 5 dari 5 bintang5/5Kisah Hikayat Sahabat Rasul Vol 1 Abu Hurairah Sang Bapak Kucing Kecil Edisi Bilingual Indonesia & Melayu Penilaian: 4 dari 5 bintang4/5Gadis Penenun Mimpi & Pria yang Melipat Kertas Terbang Penilaian: 4 dari 5 bintang4/5Ketika Allah SWT, Muhammad, Yesus Dan Bunda Maria Dalam Satu Kubah Penilaian: 5 dari 5 bintang5/5Kisah Hikayat Pertemuan Sahabat Nabi Muhammad SAW Dengan Sahabat Nabi Isa AS Penilaian: 0 dari 5 bintang0 penilaianKisah Supernatural Dari Dunia Jin Vol 1 Penilaian: 4 dari 5 bintang4/5Pekik Kemuliaan (Buku #4 Dalam Cincin Bertuah) Penilaian: 2 dari 5 bintang2/5Kisah Hikayat Nabi Adam AS Utusan Allah SWT Yang Pertama Penilaian: 3 dari 5 bintang3/5Bangkitnya Para Naga (Raja dan Penyihir—Buku 1) Penilaian: 5 dari 5 bintang5/5Kisah Masjid Kobe Dari Jepang Yang Tetap Kokoh Walau Di Hantam Serangan Bom Perang Dunia Ke-2 & Gempa Bumi Penilaian: 4 dari 5 bintang4/5Kisah Legendaris Nabi Adam AS Dalam Islam Penilaian: 4 dari 5 bintang4/5Kisah Hikayat Laba-Laba Gua Tsur Yang Mencintai & Melindungi Nabi Muhammad SAW Edisi Bilingual Inggris & Indonesia Penilaian: 0 dari 5 bintang0 penilaianKisah Hikayat Nabi Syits AS (Seth AS) Dalam Islam Penilaian: 2 dari 5 bintang2/5Barisan Para Raja (Buku #2 dari Cincin Bertuah) Penilaian: 4 dari 5 bintang4/5Kisah Hikayat Pemuda Saleh Pecinta Masjid & Iblis yang Baik Hati Penilaian: 5 dari 5 bintang5/5Kisah Hikayat Nabi Idris AS (Enoch AS) Jalan-Jalan Ke Surga Penilaian: 3 dari 5 bintang3/5Kesalahpahaman: Roh Pemandu, Roh Harimau, Dan Seorang Ibu Yang Menakutkan! Penilaian: 0 dari 5 bintang0 penilaianHikayat Islami Kisah Kejujuran Gadis Penjual Susu Penilaian: 5 dari 5 bintang5/5Ikrar Kemenangan (Buku #5 Dalam Cincin Bertuah) Penilaian: 5 dari 5 bintang5/5Perjuangan Para Pahlawan (Buku #1 Dari Cincin Bertuah) Penilaian: 4 dari 5 bintang4/5Pendekar Empat Alis: Duel Jago Pedang: Serial Petualangan Pendekar Empat Alis Penilaian: 5 dari 5 bintang5/5Takdir Naga (Buku #3 Dalam Cincin Bertuah) Penilaian: 4 dari 5 bintang4/5Biografi Kehidupan Nabi Isa AS (Jesus) Edisi Bilingual Inggris & Indonesia Penilaian: 0 dari 5 bintang0 penilaianKisah Hikayat Nabi Sulaiman AS (Solomon) Edisi Bilingual Inggris & Indonesia Penilaian: 5 dari 5 bintang5/5
Ulasan untuk Brigantia (Edisi Bahasa Indonesia)
5 rating1 ulasan
- Penilaian: 5 dari 5 bintang5/5awasome122
1 orang merasa ini bermanfaat.
Pratinjau buku
Brigantia (Edisi Bahasa Indonesia) - Judith Kaethe Bern
Brigantia
Judith Kaethe Bern
Copyright 2014 Judith Kaethe Bern
All rights reserved
First published in Indonesian on / Dipublikasikan untuk pertama kalinya dalam Bahasa Indonesia pada 18th April 2014
Editor / Editor: Lee Viesnik
Cover Design by / Disain Sampul oleh: Yvonne Less
Translated by / Penerjemah: Jenna Ashanti
Smashwords edition, License Notes
Buku ini berisikan material dengan copyright terdaftar. Buku ini, baik sebagian atau keseluruhan, tidak boleh dishare, digunakan, diproduksi ulang, disimpan dalam retrieval system atau ditransmisikan dalam bentuk apapun dengan cara apapun, baik untuk kegiatan komersial maupun non-komersial, tanpa ijin tertulis dari pemegang copyright.
Dedikasi
Untuk tante tercinta OMK
Berikut ini adalah karya fiktif. Kesamaan nama, tempat atau kejadian adalah kebetulan belaka
Daftar isi
Chapter 1 Awal mulanya
Chapter 2 Namanya Brigantia
Chapter 3 Dua Belas Tahun Pertama
Chapter 4 Ulangtahun ke tiga belas
Chapter 5 Permata yang berkilau dan para nenek
Chapter 6 Siluet di dalam permata
Chapter 7 Menuju ke laut
Chapter 8 Luka Bakar
Chapter 9 Apa yang disimpulkan oleh Archibald
Chapter 10 Perpisahan
Chapter 11 Brigantia di Efrandelle
Chapter 12 Burung yang lapar dan daging makan siang yang bercahaya
Chapter 13 Peternakan lebah di sudut The Forest of Foyn
Chapter 14 Cahaya Putih Terang
Chapter 15 Setahun kemudian
Connect with me
Chapter 1 Awal mulanya
Eslandelle, The Forest of Foyn, Bagian Barat
Saat itu adalah pertengahan musim terdingin dalam setahun. Pepohonan dan permukaan tanah di hutan masih terselimuti salju dan es yang belum menunjukkan tanda-tanda akan segera meleleh meskipun sudah saatnya hari mulai memanjang lagi. Sudah lewat tengah malam dan semua penduduk Eslandelle sedang terlelap, ketika seberkas cahaya keemasan dan terang benderang melesat dari langit menuju hutan kecil di bagian paling utara pulau dimana Everott, sumber api abadi berada.
Eslandelle, The Forest of Foyn, Tepi Timur.
Briallen terbangun kaget didalam kabin yang dingin dan gelap karena api sudah padam saat ia masih tertidur. Tetapi yang membangunkannya bukanlah hawa dingin yang menggigit melainkan mimpi itu. Mimpi yang paling aneh yang pernah ia alami. Sesuatu yang sangat terang melesat dari langit and mendarat diatas permukaan tanah yang bersalju diperkarangan The Honey Hut, tempat tinggal Briallen, dan bersinar. Dalam mimpinya, Briallen bergerak mendekati bungkusan kecil yang bersinar diatas tanah, memperhatikan bungkusan itu baik-baik meskipun dengan sedikit ragu pada mulanya dan langsung mengenali sesuatu yang berada dalam bungkusan itu apa adanya.
Tidak mungkin, pikir Briallen, mengenyahkan mimpinya bersamaan dengan munculnya sebuah ingatan. Bayangan seorang wanita yang terlihat menyenangkan muncul dikepalanya. Wanita itu memiliki rambut berwarna hitam legam dan mata berwarna biru terang.
Akan tiba saatnya ketika Cahaya mengirimkan anaknya padamu,
kata wanita yang terlihat menyenangkan itu dengan serius. Semua itu sudah tertulis di bintang-bintang. Kau telah dipilih dan Cahaya memiliki alasannya sendiri untuk memilihmu.
Mum,
kata itu keluar dari mulut Briallen tanpa ia sadari. Briallen menggelengkan kepalanya dan menarik selimut biru nya sampai ke dagu sambil menggigil dan gemetar. Rasa dingin itu sangat menggigit.
Aku perlu api, pikir Briallen, masih menggigil and gemetaran karena selimut biru yang tebal itu tidak bisa menghangatkannya. Briallen bangun dan memakai satu-satunya mantel yang ia miliki. Ia masih merasa kedinginan. Briallen sangat terbiasa dengan udara dingin tapi malam itu adalah malam terdingin yang pernah ia alami.
Aku tidak akan bertahan sampai pagi bila tidak ada api yang menghangatkanku, pikir Briallen sambil melilit tubuhnya yang sudah memakai mantel dengan selimut biru itu. Ia kemudian memakai sepatu boot nya dan dengan perlahan meraba-raba menuju pintu.
Earandelle, The Rock of Shadow
Hal itu sedang terjadi. Aku bisa merasakannya, pikir Edkai dengan gelisah. Ia bangun dari tempat tidurnya.
Edkai memakai mantel tidurnya, pergi ke ruang kerjanya dilantai atas menara dan mengintip langit menggunakan teleskop besar. Ia kemudian memandang ke jendela yang tak bertirai dari mana ia dapat melihat dengan mata telanjang: langit tak berbulan, bintang-bintang dan tidak ada hal-hal yang tidak biasa. Ia kemudian pergi ke jendela itu, membukanya dan menjulurkan kepalanya keluar. Edkai dapat merasakan angin dingin menampar wajahnya dengan keras dan ia menutup jendela dengan segera meskipun ia dapat mencium bau wangi yang semerbak.
Sebuah badai salju baru saja melewati Eslandelle, menuju selatan. Yah setidaknya angin dinginnya akan mempertahankan salju dan es yang sedang membenamkan Eslandelle untuk sekurang-kurangnya dua minggu lagi, pikir Edkai sambil berjalan menuju meja tulisnya.
Tapi itu tadi benar-benar wangi, entah wangi apa itu, pikir Edkai lagi, mengingat bau wangi yang dibawa angin dingin yang menampar wajahnya tadi.
Edkai mengacak-acak satu-satunya laci dimeja tulisnya dan beberapa detik kemudian menemukan yang ia cari: sebuah rantai dengan medalion kecil berbentuk segiempat. Ada bentuk mini pohon yew dengan empat daun yang terpahat pada medalion tersebut. Edkai mengalungkan medalion itu dilehernya dan menuruni tangga batu berbentuk lingkaran menuju ruang bawah tanah.
Earandelle, The Castle Chameleon
Prince Percival berbalik ditempat tidurnya and kemudian melanjutkan mengorok. Kumis tebalnya bergerak naik turun diatas bibirnya setiap kali suara yang tidak menyenangkan itu keluar dari mulutnya. Prince Percival tidur dengan nyenyak dan tidak terganggu sama sekali oleh mimpi, udara dingin, ataupun perasaan tidak nyaman yang datang dengan tiba-tiba.
The Strait of Girbadelle, The Falme Warrior
Pria tua itu sedang mengarahkan The Falme Warrior, kapal yang dengan bangga ia miliki, menuju bagian barat Eslandelle ketika seberkas cahaya terang turun dari langit menuju ke pulau itu.
Demi segala sesuatu yang ada di Weltedellen, apa sebenarnya itu? pikirnya dengan heran. Ia berusaha mengingat-ingat semua hal, baik hal-hal rahasia maupun hal-hal umum, yang pernah dikatakan oleh Obremann, gurunya yang sudah tiada. Tapi tidak ada satu informasi pun mengenai cahaya terang benderang dari langit.
Dari The Falme Warrior, pria tua itu melihat badai salju hampir saja mengenai pulau Eslandelle. Badai salju itu menuju selatan dan angin yang bertiup membawa udara dingin dan wewangian yang menutupi bau amis air laut.
Sesuatu sedang terjadi. Langit tak berbulan. Wangi semerbak … dan cahaya terang apa itu? Itu tadi jelas-jelas bukan Cahaya Brolea, pikir pria tua itu lagi sambil memandangi langit yang berbintang. Ia memiliki sepasang mata biru berkilau, kepala yang hampir botak dan tubuh kekar.
Sudah saatnya aku mengunjungi Frodry dan cucu lelaki baruku, pikirnya beberapa saat kemudian. Entah bagaimana, ia tiba-tiba merasa ingin bertemu keluarga. Ia kemudian mengubah arah kapal dan menyetir The Falme Warrior menuju Happa Harbour di pesisir timur pulau Eslandelle.
Eslandelle, The Forest of Foyn
The Honey Hut, tempat dimana Briallen tinggal seumur hidupnya, terletak di bagian timur Forest of Foyn. The Honey Hut sebenarnya adalah sebuah kabin kecil yang terbuat dari gelondongan kayu dengan ranting-ranting dan dedaunan yang sudah dianyam rapi sebagai atapnya. Diperkarangannya, Briallen memiliki sebuah kebun kecil tempat ia menanam sayuran, buah-buahan dan tanaman herbal yang cukup untuk ia konsumsi sendiri sepanjang tahun. Briallen juga memiliki peternakan lebah dari mana ia mendapatkan madu untuk dijual dikota terdekat. Ia membotolkan madu dan menyimpan botol-botol penuh madu di gudang madu yang terletak disebelah kabin. Briallen hanya pergi ke kota