Temukan jutaan ebook, buku audio, dan banyak lagi dengan uji coba gratis

Hanya $11.99/bulan setelah uji coba. Batalkan kapan saja.

Suara Tuhan yang Berkuasa
Suara Tuhan yang Berkuasa
Suara Tuhan yang Berkuasa
eBook276 halaman5 jam

Suara Tuhan yang Berkuasa

Penilaian: 0 dari 5 bintang

()

Baca pratinjau

Tentang eBuku ini

“Suara TUHAN di atas air, Allah yang mulia mengguntur, TUHAN di atas air yang besar. Suara TUHAN penuh kekuatan, suara TUHAN penuh semarak” (Mazmur 29:3-4).

Tuhan mengerti kelemahan umat manusia dan ketidakmampuannya untuk melakukan perintah-perintah Tuhan. Kuasa untuk melakukan apa yang Ia minta berasal dari mendengar suara-Nya secara pribadi. Banyak orang Kristen tidak mengenal suara Tuhan atau telah disesatkan, mengira suara lain adalah suara-Nya.

Bagaimana kita bisa mengenali suara Tuhan?
Bagaimana kita dapat membedakan suara-Nya dari suara-suara lain di dalam dunia?
Bagiamana kita menghindari penyesatan?
Apa hubungannya antara mendengar suara-Nya dengan iman, kebenaran, dan hikmat?

Pelajaran ini memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan di atas dan pertanyaan-pertanyaan lainnya. Ketika Anda membaca dan mendengar Tuhan mengetuk pintu hati Anda, tanggapi dengan mendekat kepada-Nya.
BahasaBahasa indonesia
Tanggal rilis18 Feb 2020
ISBN9781596659193
Suara Tuhan yang Berkuasa

Baca buku lainnya dari Rev. Robert A. Tucker

Terkait dengan Suara Tuhan yang Berkuasa

E-book terkait

Kristen untuk Anda

Lihat Selengkapnya

Kategori terkait

Ulasan untuk Suara Tuhan yang Berkuasa

Penilaian: 0 dari 5 bintang
0 penilaian

0 rating0 ulasan

Apa pendapat Anda?

Ketuk untuk memberi peringkat

Ulasan minimal harus 10 kata

    Pratinjau buku

    Suara Tuhan yang Berkuasa - Rev. Robert A. Tucker

    Suara Tuhan yang Berkuasa

    Mendengar & Menanggapi Dia

    Robert A. Tucker

    Judul asli dalam bahasa Inggris GOD’S POWERFUL VOICE

     ©2003 ROBERT A TUCKER 

    SUARA TUHAN YANG BERKUASA

     ©2012 ROBERT A TUCKER 

    Terjemahan ini berdasarkan versi bahasa Inggris nomor 1.0 

    Penerjemah ke dalam bahasa Indonesia: CLAUDIA KRISTANTI

    Penyunting: YULIATI PURNOMO

    Disain sampul:

     © 2011 Zion Fellowship Inc.

    Hak Cipta Dilindungi Undang-undang

    Penerbit:  Zion Christian Publishers

    A Zion Fellowship ® Ministry

    Diterbitkan sebagai e-book (buku elektronik) dalam bahasa Indonesia pada tahun 2020  

     ISBN buku elektronik 1-59665-919-X

    Bagian mana pun dari buku ini tidak dapat direproduksi dalam bentuk apa pun atau dengan peralatan elektronik/mesin apa pun tanpa izin tertulis dari penerbit, kecuali kalau untuk kutipan singkat dalam artikel atau resensi.

     Kecuali disebutkan lain, semua kutipan ayat Alkitab berbahasa Indonesia di sini diambil dari Alkitab TB@LAI.

    Penerjemah menggunakan kode KJV untuk setiap terjemahan bebas dari ayat-ayat dalam Alkitab berbahasa Inggris versi King James.

    Pertanyaan umum tentang versi bahasa Inggris, silakan menghubungi

    Zion Christian Publishers di:

    P.O. Box 70

    Waverly, New York 14892

    Phone: (607) 565 2801

    Toll free: 1-877-768-7466

    Fax: 607-565-3329

    http://www.zcpublishers.com/

    Pertanyaan umum tentang versi bahasa Indonesia, silakan menghubungi

    VOICE OF HOPE

    Gedung DNR Jl. Budi Raya no.9

    Kemanggisan, Palmerah, Jakarta 11530

    Tlp: (021) 5363572

    Email: y.voiceofhope@gmail.com

    www.yayasanvoh.org

    KATA PENGANTAR

    Suara TUHAN di atas air, Allah yang mulia mengguntur, TUHAN di atas air yang besar. Suara TUHAN penuh kekuatan, suara TUHAN penuh semarak (Mzm. 29:3-4). 

    Tuhan memahami kelemahan umat manusia dan ketidakmampuan manusia untuk memelihara perintah-perintah Tuhan dengan kekuatannya sendiri. Di seluruh Alkitab, Ia berbicara mengenai pentingnya manusia mendengar suara Tuhan. Suara-Nya memberdayakan orang-orang yang mendengar apa yang Ia katakan, memampukan mereka untuk menggenapi apa yang telah Ia ucapkan. Banyak orang, sebagaimana bangsa Israrel pada zaman dahulu, lebih suka menuruti perintah yang disampaikan kepada mereka oleh orang yang mendengar suara Tuhan. Namun, kuasa untuk melakukan apa yang Tuhan inginkan diperoleh ketika seseorang mendengar sendiri suara Tuhan secara langsung.

    "Jika semua dombanya telah dibawanya ke luar, ia berjalan di depan mereka dan domba-domba itu mengikuti dia, karena mereka mengenal suaranya. Tetapi seorang asing pasti tidak mereka ikuti, malah mereka lari dari padanya, karena suara orang-orang asing tidak mereka kenal"(Yoh. 10:4-5). 

    Di hari-hari ini, banyak orang yang mengikuti suara orang-orang asing. Biarlah kita membiasakan hati kita kepada suara-Nya dan sungguh-sungguh taat kepada-Nya.

    Hai, penghuni kebun, teman-teman memperhatikan suaramu, perdengarkanlah itu kepadaku! (Kid. 8:13).

    Bab 1

    Buatlah Aku Mendengar Suara-Mu

    Apakah Itu Penting?

    Pendahuluan

    Pada tahun 1980 saya melakukan perjalanan pertama ke luar negeri menuju Kepulauan Filipina. Karena saya seorang pelancong yang belum berpengalaman, saya memesan tiket pesawat untuk berangkat, tetapi tidak memesan tiket untuk pulang. Ketika tiba di Manila, saya berusaha memesan tiket pulang untuk dua minggu kemudian. Maskapai penerbangan memberitahu saya bahwa mereka baru bisa menyediakan tempat duduk dalam beberapa bulan lagi. Mereka menambahkan nama saya ke dalam daftar tunggu, dan membuat saya tidak memiliki kepastian tentang tanggal kepulangan saya. Dengan merasa sedikit tertekan akibat situasi tersebut, saya menelepon isteri saya, Angeline, untuk menjelaskan kepadanya situasi ini. Saya meminta dia mendoakan agar saya bisa mendapat sebuah tiket pesawat walau saya masih mengantri di daftar tunggu.

    Dua minggu kemudian ketika saya masih menunggu, Angeline merasa kuatir mengenai kepulangan saya dan merasakan kegelisahan sepanjang malam. Sebelum pukul 6 pagi, ia sedang berdoa, memohon ketenangan kepada Tuhan, dan bertanya apakah saya bisa dalam perjalanan pulang hari itu. Roh Kudus mendorongnya untuk membaca Alkitab. Pada titik itu ia tidak merasa ingin membaca Alkitab, tetapi ia mengerti bahwa Tuhan tahu yang terbaik. Pembacaan Firman pagi itu dimulai dari Yesaya 6. Ketika ia sedang membaca, terasa ada penekanan dalam kata-kata ini, "dua sayap dipakai untuk melayang-layang"(ayat 2). Ia kemudian merasakan damai Tuhan dan suatu keyakinan bahwa saya sedang dalam perjalanan pulang.

    Di Manila sebelum pukul 6 sore (yang adalah jam 6 pagi di rumah saya di Amerika), saya naik pesawat, tetapi rekan-rekan seperjalanan saya belum naik pesawat. Mereka mengambil perjalanan tambahan ke Hong Kong. Mereka tiba di Filipina persis sebelum saya berangkat dan "dua sayap dipakai untuk melayang-layang" tepat seperti yang Tuhan katakan kepada isteri saya. Betapa tepat perkataan yang Tuhan berikan kepada isteri saya untuk menenangkan dia! Tuhan senang berkomunikasi dengan umat-Nya.

    Kerinduan Tuhan untuk Bersekutu

    Tuhan menciptakan kita untuk kesenangan-Nya, untuk persekutuan dan keintiman dengan Dia. Betapa mengagumkan mengetahui bahwa Tuhan ingin berbicara secara langsung kepada kita dan ingin agar kita mengenal suara-Nya! Firman Tuhan dimulai dengan Tuhan bertemu setiap hari dengan Adam dan Hawa di dalam taman. "Ketika mereka mendengar bunyi  langkah TUHAN Allah, yang berjalan-jalan dalam taman itu pada waktu hari sejuk" (Kej. 3:8). Sepertinya Tuhan datang secara rutin untuk menghabiskan waktu bersekutu bersama mereka.

    Kitab terakhir di dalam Alkitab menunjukkan hati dan kerinduan Tuhan untuk berkomunikasi dengan manusia dan membuat kita mendengar suara-Nya. Lihat, Aku berdiri di muka pintu dan mengetok; jikalau ada orang yang mendengar suara-Ku dan membukakan pintu, Aku akan masuk mendapatkannya dan Aku makan bersama-sama dengan dia, dan ia bersama-sama dengan Aku (Why. 3:20). Undangan yang luar biasa bila kita merenungkan bahwa Tuhanlah yang menciptakan dan memerintah atas seluruh alam semesta! Ketika merenungkan hal ini, Raja Daud menyatakan, "Apakah manusia sehingga Engkau mengingatnya?" (Mzm. 8:4). Tuhan sedang mencari di seluruh bumi orang-orang yang mau menanggapi suara-Nya dan merindukan persekutuan dengan-Nya. Sebagaimana akan kita lihat dalam pelajaran ini, Firman Tuhan berisi banyak undangan untuk mendengar suara Tuhan.

    Mengapa penting untuk mendengar suara Tuhan? Apakah sungguh-sungguh berarti bahwa kita memiliki komunikasi langsung dengan Dia? Bagaimana kita bisa membedakan suara Tuhan dari suara-suara lain di dunia? Bagaimana seseorang bisa yakin bahwa sungguh-sungguh Tuhanlah yang sedang berbicara? Bagaimana topik-topik seperti iman, pengharapan, perbuatan baik, kebenaran, dan hikmat berkaitan dengan suara Tuhan? Ini adalah suatu pelajaran yang menarik yang akan menyediakan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan di atas dan pertanyaan-pertanyaan lain yang mungkin Anda miliki mengenai topik ini. Bukalah hati Anda bagi Tuhan ketika kita menelaah buku ini dan lihatlah apakah Anda mendengar suara-Nya yang sedang memanggil Anda. Semoga Anda mendeklarasikan bersama penulis kitab Kidung Agung, Teman-teman memperhatikan suaramu, buatlah aku mendengarnya! (8:13 KJV).

    Bab 2

    Masalah Utama

    Israel Sebagai Contoh

    Ketika menulis kepada jemaat di Korintus, Paulus menasihati mereka untuk memperhatikan Israel sebagai contoh ketika mereka berada di padang gurun dalam perjalanan dari Mesir menuju Kanaan. Ia menunjukkan kegagalan-kegagalan mereka dan mengingatkan Gereja untuk tidak melakukan kesalahan-kesalahan yang sama dengan yang dilakukan oleh Israel.

    Aku mau, supaya kamu mengetahui, saudara-saudara, bahwa nenek moyang kita semua berada di bawah perlindungan awan dan bahwa mereka semua telah melintasi laut. Untuk menjadi pengikut Musa mereka semua telah dibaptis dalam awan dan dalam laut. Mereka semua makan makanan rohani yang sama  dan mereka semua minum minuman rohani yang sama, sebab mereka minum dari batu karang rohani yang mengikuti mereka, dan batu karang itu ialah Kristus. Tetapi sungguhpun demikian Allah tidak berkenan kepada bagian yang terbesar dari mereka, karena mereka ditewaskan di padang gurun. Semuanya ini telah terjadi sebagai contoh bagi kita untuk memperingatkan kita, supaya jangan kita menginginkan hal-hal yang jahat seperti yang telah mereka perbuat, dan supaya jangan kita menjadi penyembah-penyembah berhala, sama seperti beberapa orang dari mereka, seperti ada tertulis: ‘Maka duduklah bangsa itu untuk makan dan minum; kemudian bangunlah mereka dan bersukaria.’ Janganlah kita melakukan percabulan, seperti yang dilakukan oleh beberapa orang dari mereka, sehingga pada satu hari telah tewas dua puluh tiga ribu orang. Dan janganlah kita mencobai Tuhan, seperti yang dilakukan oleh beberapa orang dari mereka, sehingga mereka mati dipagut ular. Dan janganlah bersungut-sungut, seperti yang dilakukan oleh beberapa orang dari mereka, sehingga mereka dibinasakan oleh malaikat maut. Semuanya ini telah menimpa mereka sebagai contoh dan dituliskan untuk menjadi peringatan bagi kita yang hidup pada waktu, di mana zaman akhir telah tiba. Sebab itu siapa yang menyangka, bahwa ia teguh berdiri, hati-hatilah supaya ia jangan jatuh! (1 Kor. 10: 1-12).

    Perjalanan Israel melintasi padang gurun diukir dengan banyak kegagalan. Kegagalan-kegagalan tertentu lebih bermakna daripada yang lain. Kadangkala seseorang dapat memahami alasan-alasan utama mengapa terjadi masalah-masalah yang lebih besar. Itulah yang terjadi pada Israel. Marilah melihat satu alasan utama mengapa generasi pertama tidak dapat masuk tanah perjanjian dan sebaliknya mati di padang gurun.

    Panggilan Tuhan yang Mulia

    Israel melakukan perjalanan keluar dari Mesir di malam Paskah. Mereka berjalan melintasi Laut Merah dan tiba di Gunung Sinai lima puluh hari kemudian. Tuhan telah membawa mereka ke sana dan menyiapkan mereka agar Ia dapat berbicara kepada mereka. Pada mulanya, Ia berbicara kepada mereka tentang hal ini:

    Lalu naiklah Musa menghadap Allah, dan TUHAN berseru dari gunung itu kepadanya: "Beginilah kaukatakan kepada keturunan Yakub dan kauberitakan kepada orang Israel: Kamu sendiri telah melihat apa yang Kulakukan kepada orang Mesir, dan bagaimana Aku telah mendukung kamu di atas sayap rajawali dan membawa kamu kepada-Ku. Jadi sekarang, jika kamu sungguh-sungguh mendengarkan firman-Ku dan berpegang pada perjanjian-Ku, maka kamu akan menjadi harta kesayangan-Ku sendiri dari antara segala bangsa, sebab Akulah yang empunya seluruh bumi.  Kamu akan menjadi bagi-Ku kerajaan imam dan bangsa yang kudus. Inilah semuanya firman yang harus kaukatakan kepada orang Israel" (Kel. 19:3-6).

    Tuhan mengatakan kepada mereka bahwa Ia akan menjadikan mereka kerajaan imam dan bangsa yang kudus jika mereka menanggapi dengan dua cara – menaati suara-Nya dan berpegang pada perjanjian-Nya. Janji yang luar biasa! Di dalam Keluaran 20 Tuhan memberikan perjanjian itu kepada mereka – Sepuluh Perintah Tuhan. Tuhan berbicara kepada mereka dari Gunung Sinai di tengah berbagai manifestasi kuasa yang luar biasa.  

    Seluruh bangsa itu menyaksikan guruh mengguntur, kilat sabung-menyabung, sangkakala berbunyi dan gunung berasap. Maka bangsa itu takut dan gemetar dan mereka berdiri jauh-jauh. Mereka berkata kepada Musa: ‘Engkaulah berbicara dengan kami, maka kami akan mendengarkan; tetapi janganlah Allah berbicara dengan kami, nanti kami mati.’ Tetapi Musa berkata kepada bangsa itu: ‘Janganlah takut, sebab Allah telah datang dengan maksud untuk mencoba kamu dan dengan maksud supaya takut akan Dia ada padamu, agar kamu jangan berbuat dosa.’ Adapun bangsa itu berdiri jauh-jauh, tetapi Musa pergi mendekati embun yang kelam di mana Allah ada (Kel. 20:18-21). 

    Umat itu sangat ketakutan dengan semua yang terjadi. Musa berusaha untuk menenangkan umat dan menjelaskan kepada mereka apa yang sedang terjadi. Tuhan tidak sedang berusaha menakut-nakuti mereka. Ia ingin memberi mereka rasa takut akan Tuhan yang akan membantu melindungi mereka dan mencegah mereka dari berbuat dosa. Dengan kasih dan kesetiaan, kesalahan diampuni, karena takut akan TUHAN orang menjauhi kejahatan (Ams. 16:6). Tuhan menguatkan bangsa Israel untuk tidak takut akan fenomena alam atau api-Nya yang menghanguskan yang membara di dalam roh mereka. Ia ingin agar mereka takut akan Tuhan dan respek terhadap Dia lebih daripada yang lain. Yesus mengatakan hal yang sama kepada murid-murid-Nya. Dan janganlah kamu takut kepada mereka yang dapat membunuh tubuh, tetapi yang tidak berkuasa membunuh jiwa; takutlah terutama kepada Dia yang berkuasa membinasakan baik jiwa maupun tubuh di dalam neraka (Mat. 10:28).

    Pengulangan kisah ini dalam kitab Ulangan memberi kita gambaran yang lebih utuh dan lengkap mengenai insiden ini. Kita melihat bahwa Israel menolak untuk mendengarkan Tuhan.

    ‘TUHAN telah bicara dengan berhadapan muka dengan kamu di gunung dan di tengah-tengah api-- aku pada waktu itu berdiri antara TUHAN dan kamu untuk memberitahukan firman TUHAN kepadamu, sebab kamu takut kepada api dan kamu tidak naik ke gunung--dan Ia berfirman … Firman itulah yang diucapkan TUHAN kepada seluruh jemaahmu dengan suara nyaring di gunung, dari tengah-tengah api, awan dan kegelapan, dan tidak ditambahkan-Nya apa-apa lagi. Ditulis-Nya semuanya pada dua loh batu, lalu diberikan-Nya kepadaku.’ ‘Ketika kamu mendengar suara itu dari tengah-tengah gelap gulita, sementara gunung itu menyala, maka kamu, yakni semua kepala sukumu dan para tua-tuamu, mendekati aku, dan berkata: Sesungguhnya, TUHAN, Allah kita, telah memperlihatkan kepada kita kemuliaan dan kebesaran-Nya, dan suara-Nya telah kita dengar dari tengah-tengah api. Pada hari ini telah kami lihat, bahwa Allah berbicara dengan manusia dan manusia itu tetap hidup. Tetapi sekarang, mengapa kami harus mati? Sebab api yang besar ini akan menghanguskan kami. Apabila kami lebih lama lagi mendengar suara TUHAN, Allah kita, kami akan mati. Sebab makhluk manakah yang telah mendengar suara dari Allah yang hidup yang berbicara dari tengah-tengah api, seperti kami dan tetap hidup? Mendekatlah engkau dan dengarkanlah segala yang difirmankan TUHAN, Allah kita, dan engkaulah yang mengatakan kepada kami segala yang difirmankan kepadamu oleh TUHAN, Allah kita, maka kami akan mendengar dan melakukannya (Ul. 5:4-5; 22-27). 

    Ketika Tuhan Berbicara, Manusia Hidup

    Tanggapan pertama bangsa Israel kepada Musa adalah bahwa ketika Tuhan berbicara, kehidupan memancar di dalam diri manusia. Kebenaran ini diteguhkan oleh sejumlah ayat yang mendemonstrasikan kuasa Tuhan yang dilepaskan ketika Ia berbicara. Kehidupan memancar keluar ketika perkataan-perkataan dari mulut-Nya mengalir.  

    Suara TUHAN di atas air, Allah yang mulia mengguntur, TUHAN di atas air yang besar. Suara TUHAN penuh kekuatan, suara TUHAN penuh semarak. Suara TUHAN mematahkan pohon aras, bahkan, TUHAN menumbangkan pohon aras Libanon. Ia membuat gunung Libanon melompat-lompat seperti anak lembu, dan gunung Siryon seperti anak banteng. Suara TUHAN menyemburkan nyala api. Suara TUHAN membuat padang gurun gemetar, TUHAN membuat padang gurun Kadesh gemetar. Suara TUHAN membuat beranak rusa betina yang mengandung, bahkan, hutan digundulinya; dan di dalam bait-Nya setiap orang berseru: Hormat! (Mzm. 29:3-9).

    Apabila Ia memperdengarkan suara-Nya, menderulah bunyi air di langit, Ia menaikkan kabut awan dari ujung bumi, Ia membuat kilat serta dengan hujan, dan mengeluarkan angin dari perbendaharaan-Nya (Yer. 51:16).

    Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya saatnya akan tiba dan sudah tiba, bahwa orang-orang mati akan mendengar suara Anak Allah, dan mereka yang mendengarnya, akan hidup (Yoh. 5:25).

    Ketika Tuhan berbicara, kuasa memancar dari suara-Nya dan mulai terjadi sesuatu! Bahkan orang-orang mati bergerak ketika Ia berbicara! Yesus juga mengatakan, Perkataan-perkataan yang Kukatakan kepadamu adalah roh dan hidup(Yoh. 6:63). Ketika para serdadu datang bersama Yudas ke Taman Getsemani, Yesus bertanya siapa yang mereka cari. Mereka menjawab bahwa mereka datang untuk mencari Yesus dari Nazaret. Ketika Ia menyatakan, "AKULAH DIA," kuasa yang begitu besar keluar bersama suara-Nya sehingga mereka terdorong mundur dan jatuh ke tanah (Yoh. 18:3-6).

    Israel menyatakan bahwa pada hari ketika mereka berada di Gunung Sinai mereka melihat dan memahami kuasa yang terkandung di dalam suara Tuhan dan kehidupan yang mengalir kepada manusia ketika Ia berbicara. Oh, seandainya mereka tetap setia kepada pemahaman tersebut! Semua kuasa yang mereka butuhkan untuk memenuhi perjanjian itu tersedia bagi mereka jika saja mereka telah menaati suara-Nya.

    Mengapa Kita Harus Mati?

    Namun, tanggapan bangsa Israel tidak berakhir di sana. "Tetapi

    Menikmati pratinjau?
    Halaman 1 dari 1