Temukan jutaan ebook, buku audio, dan banyak lagi dengan uji coba gratis

Hanya $11.99/bulan setelah uji coba. Batalkan kapan saja.

Pilar-Pilar Iman
Pilar-Pilar Iman
Pilar-Pilar Iman
eBook232 halaman3 jam

Pilar-Pilar Iman

Penilaian: 5 dari 5 bintang

5/5

()

Baca pratinjau

Tentang eBuku ini

Di dalam buku Pilar-Pilar Iman yang memancing pemikiran ini, Dr. Brian J. Bailey membuka pemikiran kita tentang prinsip-prinsip Allah dalam hal iman. Tatkala kita berjalan dengan-Nya menuju ke sebuah jalan iman yang lebih sempurna, kita ditantang sekali lagi untuk memasuki alam- alam Roh yang baru di mana gunung-gunung dipindahkan dan iman menjadi perbuatan.

Sebagai pondasi dasar bagi kehidupan orang Kristen, iman adalah langkah pertama di dalam pengalaman kekristenan kita. Tanpa iman kita tidak dapat menyenangkan Allah. Segala yang kita lakukan di dalam Tuhan berakar di dalam iman. Banyak orang di dalam Gereja melihat iman melalui cermin yang gelap, sehingga tidak mampu mendefinisikan dengan jelas aspek-aspek iman sejati yang memiliki banyak sisi.

Pilar-Pilar Iman adalah sebuah karya besar dari prinsip-prinsip yng dipenuhi dengan iman untuk kita jalani dan ikuti. Dr. Brian J. Bailey meyakinkan kita bahwa iman sejati adalah suatu kenyataan yang mutlak dan selalu menghasilkan sesutu.

Dengan memberikan contoh-contoh dari orang-orang kudus di Perjanjian Lama yang telah berkemenangan di dalam hal iman, buku ini memimpin kita melalui kehidupan tokoh-tokoh besar di dalam Tuhan.
BahasaBahasa indonesia
Tanggal rilis16 Apr 2020
ISBN9781596659209
Pilar-Pilar Iman

Baca buku lainnya dari Dr. Brian J. Bailey

Terkait dengan Pilar-Pilar Iman

E-book terkait

Kristen untuk Anda

Lihat Selengkapnya

Kategori terkait

Ulasan untuk Pilar-Pilar Iman

Penilaian: 5 dari 5 bintang
5/5

2 rating0 ulasan

Apa pendapat Anda?

Ketuk untuk memberi peringkat

Ulasan minimal harus 10 kata

    Pratinjau buku

    Pilar-Pilar Iman - Dr. Brian J. Bailey

    PILAR-PILAR

    IMAN

    Dan inilah kemenangan yang mengalahkan dunia: Iman kita.

    Editor: Paul dan Betsy Caram

    Judul asli dalam bahasa Inggris PILLARS OF FAITH

    ©1995 BRIAN J. BAILEY

    PILAR-PILAR IMAN

    ©1996 BRIAN J. BAILEY

    Terjemahan ini berdasarkan versi bahasa Inggris nomor 1.0

    Penerjemah ke dalam bahasa Indonesia: DRS. YAHYA KRISTIYANTO

    Disain sampul:

    © Zion Fellowship Inc. 

    Hak Cipta Dilindungi Undang-undang

    Penerbit: Zion Christian Publishers

    A Zion Fellowship ® Ministry

    Diterbitkan sebagai e-book (buku elektronik) dalam bahasa Indonesia pada tahun 2020 

    ISBN buku elektronik 1-59665-920-3

    Bagian mana pun dari buku ini tidak dapat direproduksi dalam bentuk apa pun atau dengan peralatan elektronik/mesin apa pun tanpa izin tertulis dari penerbit, kecuali kalau untuk kutipan singkat dalam artikel atau resensi.

    Kecuali disebutkan lain, semua kutipan ayat Alkitab berbahasa Indonesia di sini diambil dari Alkitab TB@LAI.

    Penerjemah menggunakan kode KJV untuk setiap terjemahan bebas dari ayat-ayat dalam Alkitab berbahasa Inggris versi King James.

    Pertanyaan umum tentang versi bahasa Inggris, silakan menghubungi

    Zion Christian Publishers di:

    P.O. Box 70

    Waverly, New York 14892

    Phone: (607) 565 2801

    Toll free: 1-877-768-7466

    Fax: 607-565-3329

    http://www.zcpublishers.com/

    Pertanyaan umum tentang versi bahasa Indonesia, silakan menghubungi

    VOICE OF HOPE

    Gedung DNR Jl. Budi Raya no.9

    Kemanggisan, Palmerah, Jakarta 11530

    Tlp: (021) 5363572

    Email: y.voiceofhope@gmail.com

    www.yayasanvoh.org

    DIPERSEMBAHKAN

    Kepada Bapa Surgawi tercinta,

    Yang telah menjadikan kita sebagai anak-anak-Nya,

    Dan kepada Tuhan dan Juru Selamat yang sangat mulia, Yesus Kristus.

    Dan kepada istriku Audrey yang tercinta,

    Yang merupakan pilar iman yang begitu berkemenangan Semasa hidupnya.

    PENDAHULUAN

    Iman merupakan pondasi dasar dari kehidupan orang Kristen. Tanpa iman, kita tidak mungkin berkenan kepada Allah atau menerima sesuatu dari-Nya (Ibr. 11:6).

    Kehidupan iman itu penting, karena segala sesuatu di dalam kehidupan rohani kita berakar dari iman. Selain itu, ada banyak aspek iman lainnya. Seseorang tidak bisa sekadar berkata, Saya memiliki iman, karena iman itu memiliki banyak sisi seperti halnya berlian. Diagram berikut melukiskan peranan iman, yang didasarkan pada 2 bagian penting dalam Firman Allah – 2 Petrus 1:5-8 dan Filemon 1:5-6.

    Delapan Langkah Menuju Kesempurnaan dan Kuasa

    Di dalam 2 Petrus 1:5-7, Rasul Petrus memberikan 8 langkah menuju kesempurnaan dan kuasa. Saya ingin membahas delapan langkah ini secara singkat karena semuanya ini sangatlah penting.

    Petrus memulainya di dalam ayat lima dengan berkata, dengan sungguh-sungguh berusaha. Dengan kata lain, kita harus berusaha untuk menuju kesempurnaan. Kita juga harus mempertimbangkan si pembicara di sini. Dalam kasus ini, si pembicara adalah Rasul Petrus - sang rasul utama dari sang Anak Domba. Ini dibuktikan dengan fakta bahwa ia adalah salah satu dari ketiga rasul yang berdiri di atas Bukit Kemuliaan dengan Tuhan Yesus. Paulus menggambarkan Petrus sebagai salah satu dari ketiga pilar penopang Gereja yang mula-mula (Gal. 2:9). Karena itu, apa pun yang dituliskan oleh Petrus itu sangat penting. Surat Petrus yang ke dua ditulis sebelum ia mati syahid, ketika ia dengan jelas memahami bahwa itu akan menjadi kesempatannya yang terakhir untuk berkomunikasi dengan gereja-gereja yang berada di bawah naungan kerasulannya. Karena itu, apa yang ia tulis di dalam 2 Petrus adalah curahan jiwanya - hal-hal yang ia anggap sebagai aspek-aspek yang paling penting dalam kekristenan dan iman orang Kristen.

    Iman

    Petrus melanjutkan di dalam ayat lima dengan menasihatkan, Tambahkan kepada imanmu .... Sebagaimana kita lihat di dalam diagram di halaman pertama, iman terletak di dasar bukit kesempurnaan orang Kristen. Iman adalah  langkah pertama di dalam pengalaman kekristenan kita. Ini berbicara tentang iman yang diperlukan untuk memperoleh keselamatan. Di dalam Efesus 2:8 Rasul Paulus menyebutkan tentang hal ini ketika ia berkata, Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah. Melalui kasih karunia dan tindakan merendahkan diri-Nya, kita diselamatkan. Medium yang diperlukan untuk dapat diselamatkan adalah iman, dan iman ini bukan berasal dari diri kita sendiri. Iman itu bukan berasal dari diri kita sendiri; iman itu ilahi dan berasal dari Allah. Iman adalah sebuah karunia dari Allah. Itu bukan hasil dari perasaan-perasaan, pemikiran-pemikiran, atau kehendak kita. Iman hanya berasal dari Allah.

    Kebajikan

    Kemudian Petrus menasihati kita untuk menambahkan tujuh hal yang baik, atau kemurahan, kepada iman kita. Ketujuh langkah atau hal yang baik ini mengalir keluar dari iman. Ketujuh hal yang baik ini sesungguhnya merupakan produk-produk dari iman. Langkah selanjutnya setelah iman adalah kebajikan. Kebajikan adalah suatu buah iman. Kita dimurnikan dan disucikan oleh iman. Pada dasarnya kebajikan berarti kemurnian moral, dan melalui imanlah kita menerima suatu hati yang bersih dan murni. Yang ingin saya tekankan di sini adalah bahwa iman ialah sebuah pemberian, dan semua kemurahan lainnya ini diterima melalui perantaraan iman. Karena itu, suatu hati yang bersih adalah pemberian dan berkat dari Allah.

    Pengetahuan

    Langkah ke tiga dalam tangga kesempurnaan orang Kristen adalah pengetahuan. Pengetahuan juga diterima melalui iman. Pengetahuan tidak datang begitu saja melalui proses belajar. Bahkan, Rasul Paulus membuat hal ini menjadi sangat jelas di dalam Ibrani 11:3, di mana ia menyatakan, Karena iman kita mengerti. Karena itu, pengertian dan pengetahuan datang melalui iman. Keduanya bukanlah produk dari intelek kita. Namun, kita harus disiplin dan rajin mempelajari Firman Allah dengan seksama serta mendalam. Belajar Firman Allah harus dicampur dengan iman (Ibr. 4:2).

    Pengetahuan itu bukanlah sekadar pengetahuan sekuler, sekalipun kadangkala pengetahuan sekuler juga dilepaskan oleh iman. Banyak ahli ilmu pengetahuan di sepanjang zaman telah mengembalikan kemuliaan kepada Allah atas pengetahuan dan ilmu pengetahuan ilmiah (sains) yang mereka peroleh. Thomas Edison, seorang Kristen yang beriman, berkata bahwa pengetahuan datang melalui pengilhaman. Pengetahuan dan penemuan-penemuan ilmiah, selain dari proses belajar, juga datang melalui pengilhaman. Jadi, kita dapat melihat bahwa proses belajar kita harus disertai dengan iman. Imanlah yang melepaskan kebenaran serta pengetahuan Firman Allah dan yang memampukan kita untuk menafsirkan ayat-ayat Firman Allah dengan benar dan tepat.

    Orang-orang yang telah belajar  literatur tahu bahwa kunci yang penting untuk mempelajari literatur adalah dengan  memahami apa yang dimaksudkan oleh sang penulis dan apa yang sedang ia pikirkan ketika ia menuliskan bagian yang mana pun dari buku itu. Sebagai seorang yang berkebangsaan Inggris dan dibesarkan di Inggris, saya harus mempelajari Shakespeare. Guru bahasa Inggris saya cukup sering berkata, "Sekarang, dengan frasa ini Shakespeare bermaksud untuk mengatakan ini dan ini …

    Tatkala kita membaca dan mempelajari Firman Allah, kita harus mengetahui apa yang dimaksudkan oleh sang pengarang ketika ia memakai frasa-frasa tertentu; sehingga kita tidak salah menafsir- kannya. Siapakah pengarang Alkitab? Roh Kudus adalah pengarang dari ayat-ayat yang telah diilhamkan; dan melalui imanlah kita menerima penafsiran yang tepat dari yang telah Ia tuliskan.

    Penguasaan Diri

    Langkah ke empat dari perjalanan kekristenan kita adalah penguasaan diri. Begitu sering orang bertanya, Apakah kehendak Allah? Di dalam 1 Tesalonika 4:3-4 [KJV] kita mendapati sebuah aspek kehendak Allah yang sangat penting bagi setiap orang percaya: Karena inilah kehendak Allah: pengudusanmu, yaitu supaya kamu menjauhi percabulan: Agar setiap kamu tahu bagaimana memiliki tubuhnya sendiri dalam kekudusan dan hormat. Penguasaan diri adalah kemampuan untuk memiliki dan mengendalikan tubuh kita sendiri dengan tepat dalam kekudusan dan hormat.

    Kesempurnaan orang Kristen dan penguasaan diri itu saling berkaitan. Rasul Yakobus menggambarkan kesempurnaan dengan cara ini - Barangsiapa tidak bersalah dalam perkataannya, ia adalah orang sempurna, yang dapat juga mengendalikan seluruh tubuhnya (Yak. 3:2b). Bagaimana cara kita mengendalikan mulut dan tubuh kita, perkataan, dan perbuatan kita? Yaitu dengan menerima iman! Iman menghasilkan penguasaan diri di dalam hidup kita, karena penguasaan diri adalah suatu buah Roh (Gal. 5:23). Penguasaan diri itu tidak berasal dari manusia, melainkan ilahi.

    Ketekunan

    Ketekunan adalah langkah ke lima. Ketekunan banyak kali disebutkan di dalam Firman Allah. Yakobus 1:4 berkata, Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang, supaya kamu menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apa pun. Dari manakah datangnya ketekunan? Roma 5:3 berkata bahwa ketekunan dihasilkan di dalam hidup kita melalui ujian- ujian dan penderitaan. Kata penderitaan menyiratkan adanya kesulitan-kesulitan dan tekanan-tekanan yang luar biasa banyak. Adalah suatu hal yang mustahil bagi kita untuk dapat melalui lembah penderitaan apabila kita tidak memiliki iman Allah. Tanpa iman-Nya, kita akan menyerah dan berhenti. Ketekunan dihasilkan melalui penderitaan. Namun, kita hanya dapat melalui Lembah Baka (Mzm. 84:7), lembah airmata dan duka, jika kita memiliki iman. Iman memelihara kita di dalam ujian-ujian dan membawa kita melaluinya dalam kemenangan.

    Ketekunan di dalam bahasa Yunaninya berarti kemampuan untuk menanggung, ketahanan. Rasul Paulus menasihati kita di dalam Ibrani 12:1 untuk berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita. Ketekunan adalah suatu kekuatan karakter batiniah yang tidak pernah menyerah, melainkan maju terus, menerobos setiap rintangan di sepanjang jalan. Ketekunan (atau ketahanan) adalah suatu kualitas ilahi dan produk iman.

    Kesalehan

    Langkah ke enam adalah kesalehan (godliness). Di dalam bahasa Inggris kita dapat mengatakan bahwa godliness berarti kesamaan dengan Allah, atau menjadi seperti Allah. Namun, seperti apakah Allah itu? Agar kita tahu seperti apakah Kristus itu, kita harus memperoleh sebuah pewahyuan yang meningkat secara bertahap dan semakin dalam tentang Dia. Paulus berkata bahwa barangsiapa telah mengenal Kristus menurut ukuran manusia, tidak boleh menilai-Nya seperti itu lagi (2 Kor. 5:16). Paulus sedang mengatakan bahwa tidak cukup baik jika kita sekadar mengenal Tuhan ketika Ia masih ada di atas bumi ini. Setiap orang perlu memiliki suatu pewahyuan yang segar tentang Kristus yang sudah bangkit itu. Tidak cukup bagi kita untuk sekadar pernah bertemu dengan Tuhan dan menyerahkan hati kita kepada-Nya. Kita harus memiliki suatu pewahyuan yang senantiasa meningkat tentang Dia. Terang Kristus harus bersinar semakin dan semakin terang di dalam hati kita sampai rembang tengah hari.

    Di dalam kitab Kidung Agung, sang Mempelai Sulam memiliki suatu pewahyuan yang meningkat secara bertahap tentang sang Mempelai Laki-laki. Pewahyuan ini terus-menerus dan semakin banyak menyingkapkan karakter sang Kekasih kepada gadis Sulam itu. Suatu pewahyuan yang meningkat secara bertahap tentang Mempelai Surgawi kita merupakan kunci untuk dapat menjadi seperti Kristus dan mengembangkan karakter ilahi. Rasul Yohanes menyatakan, Apabila Kristus menyatakan diri-Nya, kita akan menjadi sama seperti Dia, sebab kita akan melihat Dia dalam keadaan-Nya yang sebenarnya (1Yoh. 3:2b).

    Menjadi seperti Yesus itu terjadi saat kita melihat-Nya sebagaimana adanya Dia. Kita harus memiliki suatu pewahyuan yang jelas dan tidak terbiaskan tentang pribadi Kristus. II Korintus 3:18 menunjukkan kepada kita sebuah kebenaran yang penting: Dan kita semua mencerminkan kemuliaan Tuhan dengan muka yang tidak berselubung. Dan karena kemuliaan itu datangnya dari Tuhan yang adalah Roh, maka kita diubah menjadi serupa dengan gambar-Nya, dalam kemuliaan yang semakin besar.

    Kita harus menyadari bahwa tatkala kita melihat kemuliaan Tuhan, kita diubahkan ke dalam gambaran yang persis sama dengan Tuhan Yesus. Inilah kunci untuk menjadi saleh. Sampai ke tingkat di mana Tuhan bisa menyingkapkan karakter-Nya kepada kitalah, kita diubahkan dari dalam. Dengan demikian, penting bagi kita untuk mencari Dia agar kita bertemu dengan-Nya. Kita harus memiliki hati yang lembut dan rendah yang membuat Tuhan tertarik dan memanifestasikan diri-Nya kepada kita.

    Mengapa kita akan menjadi seperti Dia? Yohanes berkata bahwa kita akan menjadi seperti Kristus karena kita akan melihat Dia dalam keadaan-Nya yang sebenarnya. Ini adalah salah satu hukum dasar kehidupan. Kitab Mazmur memberitahu kita bahwa orang-orang yang menyembah berhala menjadi seperti berhala- berhala yang mereka sembah (baca Mzm. 115:8; 135:18). Setelah beberapa lama, kita akan menjadi seperti obyek yang kita sembah. Tingkat perubahan yang kita alami untuk menjadi serupa dengan Kristus akan sama dengan tingkat penyembahan kita kepada-Nya. Sebab itu, marilah kita berusaha menjadi penyembah-penyembah sejati yang menyembah Tuhan di dalam roh dan kebenaran (Yoh. 4:23-24).

    Beberapa tahun yang lalu ketika kami berada di Israel, saya dan istri pergi mengunjungi taman kuburan Kristus. Setelah kelompok kami melihat kuburan itu, saya kembali ke dalamnya dan berseru kepada Tuhan, Tuhan, seperti apakah Engkau? Kemudian di seberang kuburan itu saya melihat kata lemah lembut tertulis. Lemah lembut hanyalah salah satu aspek dari karakter Allah, namun itu adalah sebagian dari sifat Kristus yang terus-menerus ditekankan di dalam Firman Allah. Bahkan deskripsi Kristus tentang diri-Nya adalah seperti ini: Aku lemah lembut dan rendah hati (Mat. 11:29). Karena  itu, kita harus berusaha memperoleh kelemahlembutan-Nya dan tidak pernah kasar atau menaruh dendam.

    Kita harus berusaha untuk menjadi seperti Kristus di dalam setiap aspek sifat-Nya. Karena itu, kunci untuk menjadi saleh adalah memiliki suatu pewahyuan yang meningkat secara bertahap serta terbuka atas kepribadian dan sifat-Nya. Pewahyuan ini datang melalui iman. Kita harus melihat Kristus melalui iman. Kadang- kadang kita mendapat hak istimewa untuk melihat Tuhan secara harfiah, namun di lain kesempatan kita harus melihat Dia melalui mata iman. Ini termasuk memiliki suatu pewahyuan tentang keseluruhan sifat dan kepribadian-Nya.

    Saat Tuhan menyingkapkan diri-Nya kepada kita, Ia menyingkap- kan suatu aspek tertentu dari karakter-Nya yang ingin Ia bagi kepada kita. Jadi, kesalehan datang melalui iman tatkala kita memiliki suatu pewahyuan yang terus-menerus tentang kepribadian Tuhan Yesus Kristus.

    Kasih akan Saudara-saudara

    Langkah ke tujuh di dalam hidup orang Kristen adalah kasih akan saudara-saudara. Langkah

    Menikmati pratinjau?
    Halaman 1 dari 1