Opera Pantun
Oleh Wijatmoko Bintoro Sambodo, Nurul Huzaimah, Alan Reis dan
()
Tentang seri ini
Salah satu bentuk sastra Melayu yang masih jamak digunakan oleh masyarakat adalah pantun. Pantun
digunakan sebagai alat hiburan, melampiaskan rasa marah, rindu, dendam, teguran, sindiran, dan
menyampaikan berbagai pesan moral. Hakikatnya, Pantun menghimpun nilai-nilai luhur agama, budaya
dan norma-norma sosial yang tumbuh di masyarakat.
Judul dalam Seri Ini (6)
- Galeri Pantun: Opera Pantun, #1
1
Pantun merupakan puisi lama yang terdiri dari baris nomor genap dan berdasarkan skema berima ABAB. Seiring perkembangan zaman, pantun masih sangat digemari hingga kini. Dan inilah alasan Alan Reis menulis pantun, yaitu untuk lebih melestarikan lagi seni sastra nusantara ini yang sudah ada sejak abad ke-15. Dalam "Galeri Pantun" ini, ada beraneka ragam isi pantun yaitu pantun nasehat dan jenaka. Semoga, pantun-pantun ini dapat bermanfaat dan dapat diambil hikmahnya.
- Suluh Damar: Opera Pantun, #2
2
Pantun merupakan satu karya sastra klasik yang telah menjadi bagian dari identitas bangsa ini. Kehadiran pantun tak hanya sebagai sebuah karya sastra, tapi juga menjadi media komunikasi antar manusia. Salah satunya dengan menjadikan pantun sebagai media penyampaian nasihat-nasihat. Ada kesan tersendiri ketika nasihat-nasihat itu disampaikan dengan berpantun. Yakni kita tak hanya mendapatkan wejangan berupa nasihat-nasihat itu sendiri, tapi kita juga sekaligus akan terhibur dengan untaian kata-kata dan kalimat indah yang menjadi ciri khas sebuah pantun. Kesan seperti ini dicoba dilukiskan penulis dengan mempersembahkan buku berjudul SULUH DAMAR ini. Selain itu, penulis juga ingin menghadirkan kembali budaya memberikan nasihat dengan pantun yang sering dilakukan para orang tua zaman dulu. Pesan-pesan nasihat tersebut kemudian dijabarkan penulis dalam rangkaian 5 – 7 bait pantun yang disusun secara sistematis sesuai topik yang dibicarakan. Metode ini dilakukan penulis untuk memberi kesan agar nasihat-nasihat yang disampaikan terasa lebih bermakna. Meskipun bertajuk nasihat, buku ini sejatinya membahas topik-topik ringan yang terkait dengan keseharian kita sehingga buku ini bisa dinikmati oleh siapa saja dan bagus untuk dijadikan sebagai bacaan di berbagai kesempatan.
- Pantun Santun: Opera Pantun, #3
3
Buku Pantun Santun berisi 60 tema puisi atau 420 bait pantun karangan penulis yang mulai ditulis pada tanggal 26 Mei 2023 sampai dengan 24 Juli 2023. Tema yang penulis angkat antara lain teman, murid, guru, karyawan, penjahat, hujan, kecemasan, sampah, buku, sebuah nama, kereta api, kapal, narapidana, makan, minum, langkah, rumput, mulut, lidah, kopi, buaya, senja, bahkan debu pun dibuat pantun, serta tema lainnya. Penulis ingin mencoba mengolah suatu hal yang sederhana atau hal tak terpikirkan kebanyakan orang menjadi sebuah nilai seni berwujud karya sastra. Terdapat dua pantun berkait (seloka) di antara 60 judul pantun di dalamnya. Pantun Santun memuat beragam pesan dengan tetap berusaha elegan walaupun di antaranya sarkasme atau satire.
- Madura dalam Pantun: Opera Pantun, #4
4
Termasuk dalam seri OPERA PANTUN, Madura dalam Pantun, sebagaimana judulnya buku ini berisi kumpulan pantun tentang Madura. Di mana unsur-unsur ke-Madura-an dikaitkan dengan berbagai aspek yang saat ini tengah kita hadapi. Madura yang khas dan unik, menjadi ruh pada kumpulan pantun ini. Ruh ini sengaja Penulis letakkan bukan semata menjadi isi. Ruh ini, kadang bisa ditemui pada larik-larik isi, kadang pada sampiran dan tidak jarang pula bisa ditemui pada keseluruhan badan pantun.
- Sebait Pendar Layar: Opera Pantun, #5
5
Dewasa ini ponsel menjadi sebuah benda yang sangat penting bagi kehidupan umat manusia. Dari berbagai peristiwa, kisah, asmara, nasihat, hingga hiburan dapat dengan mudah tersebar melalui ponsel. Darinya pula lahir karya sastra pantun yang bercerita tentang ponsel yang turut andil dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu buku serial Opera Pantun yang layak dikoleksi.
- Pantun Slenco: Opera Pantun, #6
6
Salah satu bentuk sastra Melayu yang masih jamak digunakan oleh masyarakat adalah pantun. Pantun digunakan sebagai alat hiburan, melampiaskan rasa marah, rindu, dendam, teguran, sindiran, dan menyampaikan berbagai pesan moral. Hakikatnya, Pantun menghimpun nilai-nilai luhur agama, budaya dan norma-norma sosial yang tumbuh di masyarakat.
Terkait dengan Opera Pantun
Puisi untuk Anda
Pahlawan Wanita Muslimah Dari Kerajaan Aceh Yang Melegenda Penilaian: 5 dari 5 bintang5/5Antologi Puisi Dan Haiku: Bulan, Bintang dan Cintaku Penilaian: 5 dari 5 bintang5/5Rindu yang Memanggil Pulang Penilaian: 5 dari 5 bintang5/5Sajak Sang Pencari Inspirasi Penilaian: 5 dari 5 bintang5/5Minuet (Antologi Puisi) Penilaian: 0 dari 5 bintang0 penilaianTwisi Diary: Puisi-puisi twitter Penilaian: 5 dari 5 bintang5/5Baris Puitis & Haiku Penilaian: 5 dari 5 bintang5/5Tuhan Yang Mengagumkan Penilaian: 0 dari 5 bintang0 penilaianRindu Itu Penilaian: 0 dari 5 bintang0 penilaianDiary Puisi: #2 Padma Penilaian: 5 dari 5 bintang5/5Ini Tentang Hidupku Penilaian: 0 dari 5 bintang0 penilaianRetak (Kumpulan Puisi) Penilaian: 0 dari 5 bintang0 penilaianMimpi (Kumpulan Puisi) Penilaian: 0 dari 5 bintang0 penilaianLagu untuk Jiwaku: Editorial Alvi Books Penilaian: 5 dari 5 bintang5/5Diary Puisi: #3 Magnolia Penilaian: 4 dari 5 bintang4/5Pupus (Kumpulan Puisi) Penilaian: 0 dari 5 bintang0 penilaianAlona Penilaian: 3 dari 5 bintang3/5
Kategori terkait
Ulasan untuk Opera Pantun
0 rating0 ulasan