Galeri Pantun: Opera Pantun, #1
Oleh Alan Reis
5/5
()
Tentang eBuku ini
Pantun merupakan puisi lama yang terdiri dari baris nomor genap dan berdasarkan skema berima ABAB.
Seiring perkembangan zaman, pantun masih sangat digemari hingga kini. Dan inilah alasan Alan Reis menulis pantun, yaitu untuk lebih melestarikan lagi seni sastra nusantara ini yang sudah ada sejak abad ke-15.
Dalam "Galeri Pantun" ini, ada beraneka ragam isi pantun yaitu pantun nasehat dan jenaka. Semoga, pantun-pantun ini dapat bermanfaat dan dapat diambil hikmahnya.
Terkait dengan Galeri Pantun
Judul dalam Seri Ini (6)
Galeri Pantun: Opera Pantun, #1 Penilaian: 5 dari 5 bintang5/5Suluh Damar: Opera Pantun, #2 Penilaian: 0 dari 5 bintang0 penilaianPantun Santun: Opera Pantun, #3 Penilaian: 0 dari 5 bintang0 penilaianSebait Pendar Layar: Opera Pantun, #5 Penilaian: 0 dari 5 bintang0 penilaianMadura dalam Pantun: Opera Pantun, #4 Penilaian: 0 dari 5 bintang0 penilaianPantun Slenco: Opera Pantun, #6 Penilaian: 0 dari 5 bintang0 penilaian
E-book terkait
Pantun Slenco: Opera Pantun, #6 Penilaian: 0 dari 5 bintang0 penilaianMenuai Apa yang Kami Tabur 2: Menuai Apa yang Kami Tabur, #2 Penilaian: 0 dari 5 bintang0 penilaianSuluh Damar: Opera Pantun, #2 Penilaian: 0 dari 5 bintang0 penilaianMadura dalam Pantun: Opera Pantun, #4 Penilaian: 0 dari 5 bintang0 penilaianSebait Pendar Layar: Opera Pantun, #5 Penilaian: 0 dari 5 bintang0 penilaianPantun Santun: Opera Pantun, #3 Penilaian: 0 dari 5 bintang0 penilaianSajak Sang Pencari Inspirasi Penilaian: 5 dari 5 bintang5/5L Factor Penilaian: 0 dari 5 bintang0 penilaianMenuai Apa yang Kami Tabur 1: Menuai Apa yang Kami Tabur, #1 Penilaian: 5 dari 5 bintang5/5Melodi Pelangi Rasa Penilaian: 0 dari 5 bintang0 penilaianProsa Kopi Esai dari Pinggiran Penilaian: 0 dari 5 bintang0 penilaianRindu yang Memanggil Pulang Penilaian: 5 dari 5 bintang5/5Gajah Mada: Cinta Dua Dunia Penilaian: 4 dari 5 bintang4/5Jentik Jen(T)aka Cinta Penilaian: 4 dari 5 bintang4/5Cyan Magenta Penilaian: 0 dari 5 bintang0 penilaianSetelah Usai Penilaian: 5 dari 5 bintang5/5Hikayat Islami Kisah Kejujuran Gadis Penjual Susu Penilaian: 5 dari 5 bintang5/5Diary Puisi: #3 Magnolia Penilaian: 4 dari 5 bintang4/5Muslimat NU: Buku Antologi Al-Mad Al-Badiu - Cerita Indah Muslimat Nahdatul U'lama Penilaian: 0 dari 5 bintang0 penilaianR[a]indu Penilaian: 0 dari 5 bintang0 penilaianAntologi Esai Menjemput Kesuksesan (PPMN Goes To Jakarta) Integrasi Literasi Motivasi Penilaian: 0 dari 5 bintang0 penilaianBintang Kejora Penilaian: 0 dari 5 bintang0 penilaianSake! (Saatnya Ketawa!) Penilaian: 4 dari 5 bintang4/5Aku Ingin Meniup Balon Penilaian: 0 dari 5 bintang0 penilaianAzlan Penilaian: 5 dari 5 bintang5/5Aku Anak yang Menyimpan Tanya Penilaian: 0 dari 5 bintang0 penilaianAlona Penilaian: 3 dari 5 bintang3/5Resep Asli Indonesia Penilaian: 4 dari 5 bintang4/5Kumpulan Artikel Motivasi dan Spiritualitas Penilaian: 2 dari 5 bintang2/5Kearifan Global Penilaian: 5 dari 5 bintang5/5
Puisi untuk Anda
Mimpi (Kumpulan Puisi) Penilaian: 0 dari 5 bintang0 penilaianIni Tentang Hidupku Penilaian: 0 dari 5 bintang0 penilaianRindu Itu Penilaian: 0 dari 5 bintang0 penilaianRindu yang Memanggil Pulang Penilaian: 5 dari 5 bintang5/5Antologi Puisi Dan Haiku: Bulan, Bintang dan Cintaku Penilaian: 5 dari 5 bintang5/5Retak (Kumpulan Puisi) Penilaian: 0 dari 5 bintang0 penilaianPupus (Kumpulan Puisi) Penilaian: 0 dari 5 bintang0 penilaianSajak Sang Pencari Inspirasi Penilaian: 5 dari 5 bintang5/5Diary Puisi: #2 Padma Penilaian: 5 dari 5 bintang5/5Tuhan Yang Mengagumkan Penilaian: 0 dari 5 bintang0 penilaianMinuet (Antologi Puisi) Penilaian: 0 dari 5 bintang0 penilaianPahlawan Wanita Muslimah Dari Kerajaan Aceh Yang Melegenda Penilaian: 5 dari 5 bintang5/5Alona Penilaian: 3 dari 5 bintang3/5Lagu untuk Jiwaku: Editorial Alvi Books Penilaian: 5 dari 5 bintang5/5Diary Puisi: #3 Magnolia Penilaian: 4 dari 5 bintang4/5Twisi Diary: Puisi-puisi twitter Penilaian: 5 dari 5 bintang5/5Baris Puitis & Haiku Penilaian: 5 dari 5 bintang5/5
Kategori terkait
Ulasan untuk Galeri Pantun
3 rating2 ulasan
- Penilaian: 5 dari 5 bintang5/5Goodd sngt memotivasi sekali untuk para generasi muda zaman sekarang
1 orang merasa ini bermanfaat.
- Penilaian: 5 dari 5 bintang5/5Buku tentang pantun/puisi nya recommended banget ?? cover nya juga keren
Pratinjau buku
Galeri Pantun - Alan Reis
Daftar Isi
Daftar Isi
Pantun Gombal (1)
Pantun Gombal (2)
Pantun Mengaji (1)
Pantun Mengaji (2)
Sang Pejabat Tebal Muka (1)
Sang Pejabat Tebal Muka (2)
Paku Alam Tatar Pasundan
Pantun Tasawuf (1)
Pantun Tasawuf (2)
Pantun (Rahasia) Manusia
Pantun Furu’iyah (1)
Pantun Furu’iyah (2)
Pantun Umat Akhir Zaman
Pantun Tanda Akhir Zaman
Pantun Sejarah Jenaka: Abu Nawas (1)
Abu Nawas dan Enam Lembu
Pantun Sejarah Jenaka: Abu Nawas (2)
Abu Nawas Anti Hujan
Pantun Sejarah Jenaka: Abu Nawas (3)
Raja Disuruh Jadi Pengemis
Pantun Sejarah Jenaka: Abu Nawas (4)
Baghdad Kedatangan Peramal
Pantun Hikmah (1): Jujur dalam Berdagang
Pantun Hikmah (2): Ramah Dalam Berdagang
Pantun Khazanah (1): 5 Fase Umat Islam
Masa Rasulullah SAW
Pantun Khazanah (2): 5 Fase Umat Islam
Fase Khulafa'ur Rasyidin
Pantun Khazanah (3): 5 Fase Umat Islam
Fase Kerajaan yang Menggigit I
Pantun Khazanah 3 (b): 5 Fase Umat Islam
Pantun Khazanah 3 (c): 5 Fase Umat Islam
Pantun Khazanah 4: 5 Fase Umat Islam
Fase Mulkan Jabbariyan
Pantun Khazanah 5: 5 Fase Umat Islam
Fase Imam Mahdi
Pantun Sahabat (1)
Pantun Sahabat (2)
Pantun Shalat Jum'at
Pantun Habit
Pantun Cinta Tanah Air
Pantun Gotong Royong
Pantun Sayyidina Ali
Pantun Semesta (Bumi)
Pantun Alam Semesta (Tata Surya)
Pantun Persatuan
Pantun Kemenangan
Tentang Penulis
Pantun Gombal (1)
Jalan jalan ke kota wajit
Pulang nya mampir ke moch toha
Aduh kenapa hati ini sakit
Ternyata kamu sudah ada yang punya
Ngaji di surau deket empang
Pulangnya bawa keripik dan rambutan
Jangan galau jangan bimbang
Karena kamu cantik dan menawan
Anak gadis bermain karet tali
Melihat ikan dipinggir sawah
Wahai sang pujaan hati
Melihat kamu makan begitu indah
Minum susu minum kopi
Diaduknya dengan pisau
Aduhai si cantik yang memakai topi
Jangan pergi membuatku galau
Main petak umpet main gangsing
Dekat pohon jambu yang berbunga melati
Wahai kamu yang berbadan langsing
Sungguh indah memikat hati
Berjemur manja di pinggir pantai
Minum es kelapa dicampur jamu
Melihat kamu berhati landai
Sungguh aku selalu ingat kamu
Sindangkerta, 26-05-23
Pantun Gombal (2)
Lari lari di senayan
Ada atlet sedang semedi
Lihat kamu tebar senyuman
Kadar gulanya begitu tinggi
Naik pesawat ke singaparna
Pulangnya mampir ke jerman
Hey kamu