Temukan jutaan ebook, buku audio, dan banyak lagi dengan uji coba gratis

Hanya $11.99/bulan setelah uji coba. Batalkan kapan saja.

Cyan Magenta
Cyan Magenta
Cyan Magenta
eBook356 halaman3 jam

Cyan Magenta

Penilaian: 0 dari 5 bintang

()

Baca pratinjau

Tentang eBuku ini

Kisah-kisah singkat beraneka genre dalam buku ini adalah proyek kolaborasi ketiga 36 penulis pemula yang berasal dari seluruh Indonesia.

Sebagian murni fiksi, sebagian terinspirasi oleh kisah nyata. Walau masih jauh dari sempurna, para penulis berharap semua kisah sederhana yang terangkum dalam buku ini bisa memberi warna baru dalam dunia literasi Indonesia sekaligus inspirasi segar bagi kita semua.

 

BahasaBahasa indonesia
PenerbitPIMEDIA
Tanggal rilis24 Feb 2023
ISBN9786236488386
Cyan Magenta

Terkait dengan Cyan Magenta

E-book terkait

Fiksi Umum untuk Anda

Lihat Selengkapnya

Ulasan untuk Cyan Magenta

Penilaian: 0 dari 5 bintang
0 penilaian

0 rating0 ulasan

Apa pendapat Anda?

Ketuk untuk memberi peringkat

Ulasan minimal harus 10 kata

    Pratinjau buku

    Cyan Magenta - WiseLoveHope

    Introduction

    Kisah-kisah singkat beraneka genre dalam buku ini adalah proyek kolaborasi ketiga kami sebagai 36 penulis pemula yang berasal dari seluruh Indonesia.

    Sebagian murni fiksi, sebagian terinspirasi oleh kisah nyata. Walau masih jauh dari sempurna, kami berharap semua kisah sederhana yang terangkum dalam buku ini bisa memberi warna baru dalam dunia literasi Indonesia sekaligus inspirasi segar bagi kita semua.

    Salam, Wiselovehope.

    Daftar Isi

    Daftar Isi

    Introduction

    Daftar Isi

    ‘Pure Cyan, True Magenta’ (Wiselovehope)

    My Beloved Magenta (Lizbethsusanti)

    Love between Two Countries (Aricha)

    Selalu Menunggumu (Rosma Sri Dewi)

    Selir yang Tak Dirindukan (Na_Vya)

    Blood for Cyan (Black_Queen)

    Simfoni Dua Warna (Komalasari)

    Kasih tak Sampai (Hisa NK)

    Till Death Do Us Part (Ayu Paramita)

    Pendar Rembulan (Vieneze)

    Di Ujung Penantian (Quora_Youtixs)

    Warna yang Baru (Lidia Rahmat)

    Prince and Princess Dreams (Nia Kurnia Riski)

    Pada Sebuah Hujan (Fillah)

    Magenta The Poor Girl (Ai)

    Perjodohan (Faulia)

    Warteg, I’m in Love (Nadataskia)

    Gerimis Membawa Cinta (Rira Syakila)

    Please Love Her (Ten JK)

    Photograph (Henny S.)

    Cintaku Tak Lekang oleh Waktu (Rezquila)

    Kisah Tak Berujung (Restviani)

    Love between Two Kingdoms (EeMaa)

    Time Capsule (Ratna Jillian)

    You Are My Best (Kau yang Terbaik) (Fidélè Amour)

    Singgah (Wintermyne)

    Oh No, We Are Twins! (black pearl)

    Cinta Terhalang Dendam (Jully_10)

    Garis Petaka (Author An)

    Semua Sama (Way Suki)

    Terpaksa Melepasmu (Trie Wien)

    Can’t Lose You Like This (Nona Phi)

    Tentang Penulis

    ‘Pure Cyan, True Magenta’

    Wiselovehope

    Pure Cyan, True Magenta’ (Wiselovehope)

    Aku harus pergi sekarang, Magentaku Sayang, doakan agar segera kembali!

    Cyan Terkasih, aku pasti menunggumu, tak peduli seberapa lama, aku akan menunggu! Berhati-hatilah! Kembalilah dengan selamat!

    Demikian Putri Magenta berjanji saat menatap sendu kepergian Pangeran Cyan, pemuda yang dicintainya berlalu bersama pasukan kuda sembrani, terbang beramai-ramai menuju cakrawala jingga-lembayung yang dipenuhi asap hitam peperangan.

    Derai air matanya tak tertahankan. Mungkin inilah terakhir kalinya ia melihat kekasih hatinya pergi, belum tentu bisa kembali.

    Tak ada hal lain dapat mereka lakukan. Harus Pangeran Cyan sendiri menghadapi amukan Sang Naga Hitam yang sedang memporakporandakan Kerajaan-kerajaan di Dunia Dwivarna. Hanya dirinya yang mampu menusukkan Pedang Cemerlang ke dalam Jantung Kegelapan!

    ***

    Kerajaan Merah, beberapa belas tahun silam.

    Raja Bara dan Ratu Jelaga tak memiliki seorang putra mahkota yang kelak mewarisi tahta. Putri Magenta sebagai putri tunggal dipersiapkan sejak dini agar ia bisa mewarisi pemerintahan. Dididik dengan baik dan nyaris sempurna, ia tumbuh cerdas, memiliki ketegasan dan keteguhan bak ksatria.

    Putri Magenta pun tumbuh menjadi seorang gadis muda nan perkasa, tetap cantik jelita, memiliki segalanya, namun sungguh malang, belum bersua cinta.

    Di Universitas Kemuning, pusat pendidikan internasional Dwivarna, tempat generasi penerus kerajaan-kerajaan bertemu untuk melanjutkan pendidikan tinggi sebagai calon-calon penerus, dua insan yang saling tak mengenal bertemu untuk pertama kalinya di ruang kelas yang sama.

    Putra mahkota Kerajaan Biru, Pangeran Cyan, sosok yang mudah dikenali di antara rekan-rekannya karena tubuh tinggi atletis, ketampanan dan wibawanya. Sungguh unik bagaikan warna cyan, biru utama yang tak bisa ditiru. Sementara Putri Magenta, walaupun berhati keras bagai singa, tetaplah seorang gadis muda pemalu yang belum mengenal pria. Berbeda dengan putri-putri lainnya, ia cantik namun tetap sederhana. Unik, serupa warna magenta, merah muda tua yang tak dapat dihasilkan dari paduan warna lainnya.

    Berbeda kerajaan namun sering bertemu dalam berbagai kesempatan menjadikan mereka semakin akrab. Hingga pada suatu acara pesta dansa akhir tahun, saat mereka dapat giliran melantai bersama Cyan memberanikan diri menyatakan cinta.

    Magenta, maukah kau menjadi kekasih hatiku?

    Astaga, Yang Mulia, benarkah Anda tak sedang bercanda? Betulkah Anda ingin bersama diriku, gadis yang sederhana ini?

    Ya, mengapa tidak? Aku diharapkan segera naik tahta, namun aku belum ingin menjadi raja penerus Kerajaan Biru, jika tak bersama denganmu. Magenta, aku sungguh-sungguh mencintaimu! Terimalah cintaku dan jadilah permaisuriku!

    Hubungan mereka pun berlanjut dan terajut dalam rangkaian warna yang indah, hingga...

    ***

    Tidak bisa!

    Demikian murka Raja Azura saat Pangeran Cyan dan Putri Magenta bersama-sama memberanikan diri menghadapnya di depan tahta.

    Cyan menatap tajam dengan mata birunya, Mengapa, Ayahanda? Apakah calon permaisuriku yang juga sesama ningrat tak layak mendampingiku?

    Gusar, Raja Azura menjelaskan, "Tak tahukah kalian Legenda Sang Naga Hitam yang akan datang jika dua warna berbeda berpadu? Kerajaan Merah dan Biru sedari dahulu aman damai karena memang tak pernah bersatu! Sang Naga Hitam sekarang terlelap di Ceruk Gulita. Apabila Merah dan Biru mengumumkan akan bersatu dalam pernikahan, ia akan segera terjaga! Sang Naga Hitam sangat benci pada cinta, ia takkan berhenti hingga kerajaan kita semua binasa."

    Kalau begitu, mari kita laksanakan semua secara diam-diam, wahai Ayahanda!

    Mereka tak sadar, diam-diam turut hadir Pangeran Lembayung, adik tiri tak seibu satu-satunya Pangeran Cyan, bersembunyi di balik tahta dan mendengarkan semuanya. Putra bungsu Raja Azura yang lahir dalam pernikahan keduanya sepeninggal ibu kandung Pangeran Cyan karena sakit.

    Kakak tiri hendak menikahi Putri dari Kerajaan Merah? Aku tak ingin kerajaan-kerajaan bersatu, kedudukanku akan semakin kecil dan terancam! Sudah tak mungkin menjadi raja, malah aku akan terlupakan karena hadirnya anggota keluarga kerajaan asing yang akan menjadi ratu! Oh, betul, aku tahu cara mencegah pernikahan mereka!

    Diam-diam Pangeran Lembayung pergi dari istana kerajaan menemui Naga Hitam di Ceruk Gulita.

    Lokasi tempat itu sangat jauh. Kuda sembrani Pangeran Lembayung mampu mencapainya setelah terbang menembus langit dan melewati puluhan hektar hutan belantara. Ceruk Gulita terletak di puncak gunung berapi aktif yang sangat panas, tak terjangkau oleh manusia. Sebuah gua raksasa berlangit-langit sangat tinggi dan sangat gelap.

    Pangeran Lembayung merasa kepanasan, namun demi tercapainya tujuan ia rela mengorbankan rasa nyaman, menepiskan rasa gentar dan mengobarkan segenap keberanian.

    Naga raksasa itu tidur pulas, jarang terbangun apabila ia masih merasa kenyang. Selama ratusan tahun ia hidup dalam damai walaupun bersendiri dalam kegelapan.

    Wahai Sang Naga! Kumohon, bangunlah sekarang juga!

    Kemunculan tiba-tiba Pangeran Lembayung telah mengusiknya! Pemuda itu membuatnya gusar dan nyaris memuntahkan api.

    Siapa kau, Anak Muda? Berani-beraninya membangunkanku, menghadapku di sini seorang diri, apakah kau secara sukarela mempersembahkan nyawamu kepadaku setelah beratus-ratus tahun aku tak memangsa seorang pun manusia?

    Maafkan kelancanganku, namun ini sangat penting. Aku Pangeran Lembayung membawa berita tak menyenangkan. Jika kau tahu, kelak kau akan berterima kasih kepadaku!

    Berita apakah itu? Bukankah selama ini semua warna selalu terpisah bagaikan planet-planet di tata surya berjajar dalam keharmonisan?

    Merah dan Biru akan segera bersatu dalam pernikahan agung rahasia! Kau tak boleh tinggal diam, sebab bersatunya kedua kerajaan ini akan meruntuhkan keharmonisan Dwivarna!

    Mata Sang Naga Hitam berkilau, dirinya kini bersiaga penuh, mengangkat lehernya yang panjang dan cakar-cakarnya yang hitam dan tajam, Apakah karena cinta? Benarkah semua itu? Tak boleh sampai terjadi! Wahai Anak Muda! Kau baru saja berhasil membangkitkan amarahku yang sudah beratus-ratus tahun terpendam! Baiklah, kau takkan kubunuh sebab telah membisikkanku apa yang harus kuketahui! Kerajaan-kerajaan Merah dan Biru tak boleh bersatu! Akan kulakukan apapun untuk mencegahnya!

    Sang Naga bangkit mengembangkan sayap berkulitnya yang besar bagai sayap kelelawar, gusar berkeliling gua, mengembuskan napas apinya.

    Beringsut menjauh lalu menaiki kuda sembraninya, seringai Pangeran Lembayung terkembang. Tak sia-sia usahanya mengejar tahta yang sebentar lagi akan begitu dekat dan akan segera didudukinya!

    "Cyan pasti bangkit melawan, namun kupastikan ia akan kalah! Bila Cyan tiada, akulah yang akan menduduki dan mewarisi Kerajaan Biru! Membawa warna baru dan perubahan, kebebasan, rasa cinta yang sesungguhnya!"

    Tak berapa lama, pernikahan agung rahasia siap digelar tanpa perayaan khusus maupun pengumuman besar-besaran. Kedua kerajaan dengan berat hati merestui, semata-mata agar putra mahkota Pangeran Cyan, bersemangat maju saat siap memimpin tahta.

    Tidak akan selamanya kita berdiam diri, Sayang, bila keadaan aman akan segera kita gelar pernikahan agung besar-besaran! janji Pangeran Cyan kepada calon istrinya.

    Jangan, Legenda Naga Hitam masih beredar luas di penjuru Dwivarna. Siapa yang kurang menyetujui hubungan kita akan membocorkan demi imbalan yang tak terbayangkan. Mitos atau bukan, kita sedapatnya tak melanggar.

    Baiklah. Yang tahu cukup kita dan keluarga saja! Besok akan segera dilaksanakan upacara peresmian hubungan kita sebagai suami istri, semoga tak ada halangan! Sekarang, kau bisa berangkat ke peraduan untuk beristirahat! Kekasihku sayang, kembalilah ke ruanganmu, tidurlah dengan tenang!

    Namun pada dini hari, seisi istana dikejutkan oleh berita-berita yang dibawa oleh para kurir pembawa berita dari seluruh penjuru Dwivarna. Memilukan dan mengerikan, nyaris tak dapat dipercaya! Terjadi kebakaran di mana-mana. Bukan karena kesalahan manusia, namun karena sesuatu tak terduga!

    Para korban yang kehilangan tempat tinggal dan anggota keluarga belum dapat banyak bercerita. Begitu terguncangnya mereka hingga tak banyak kata terucap!

    Bayangan hitam di udara turun menutupi rembulan, lalu turun nyala jingga kemerahan yang sangat panas membumihanguskan segalanya tanpa ampun! Celakalah semua nyawa yang terlelap di bawahnya, mereka tetiba sudah tiada, berikut juga atap yang menaunginya! Demikian rangkuman kisah beberapa saksi mata yang tak dapat banyak bercerita.

    Saat melakukan rapat darurat keluarga, Raja Azura sangat gusar, Siapa yang berani-beraninya membangkitkan angkara murka Sang Naga Hitam? Padahal berita pernikahan ini tak diketahui seorang pengawal dan pegawai kerajaan pun!

    Tentu saja, Pangeran Lembayung yang turut hadir diam seribu bahasa. Semua sudah ada dalam rencananya.

    Ayahanda Yang Mulia, maafkan diriku, sesungguhnya akulah awal semua malapetaka ini! Cyan dengan segenap keberaniannya turut berbicara, Aku harus membunuh naga itu dengan tanganku sendiri! Mitos zaman dahulu kala itu tak dikisahkan tanpa solusi, aku pernah membaca cara mengalahkannya! Pedang Cemerlang di koleksi persenjataan rahasia kita mampu menghentikan semua ini! Dalam dada Naga Hitam berdetak Jantung Kegelapan yang harus segera kutusuk demi menyelamatkan jutaan nyawa manusia!

    Tapi, haruskah dirimu sendiri yang melakukan hal itu? Bukankah kita memiliki banyak pasukan yang selalu bisa dikerahkan?

    Tidak, ini semua adalah urusan pribadiku, aku bukan hanya seorang pangeran, aku seorang kesatria yang mampu mempertanggungjawabkan dan menyelesaikan apapun hal yang telah kumulai! Harus diriku sendiri, bukan hanya untuk kami berdua, melainkan untuk seluruh Dunia Dwivarna!

    Bahkan air mata Putri Magenta tak dapat menghalangi niat Pangeran Cyan. Segera diraihnya Pedang Cemerlang yang berkilauan bagaikan cahaya mentari. Semua warna ada padanya, berkilau bagai mutiara dan bersinar dalam segala warna, kecuali hitam kelam.

    Pedang itu memang sangat tajam, namun jika tidak segera ditusukkan pada saat yang tepat, sang pemegang akan mendapat celaka!

    Tiada yang bisa dilakukan untuk mencegah niat mulianya, Pangeran Cyan mengenakan segenap perlengkapan yang diyakini bisa melindungi tubuhnya.

    Tunggu dulu, Yang Mulia Pangeran Cyan, para koki kerajaan telah menyiapkan sarapan pagi spesial hanya bagi Anda. Semua yang Anda sukai untuk disantap dan memberikan energi baru! Semoga turut memberikan kekuatan dan semangat bagi Anda! Beberapa pelayan datang menghidangkan berbagai makanan kegemaran Cyan. Sang Pangeran tak keberatan, berterima kasih lalu duduk makan dengan lahapnya.

    Dari kejauhan, Pangeran Lembayung diam-diam mengintip, memastikan sesuatu yang telah direncanakannya berjalan lancar.

    ***

    Kembali ke masa kini, Pangeran Cyan di atas kuda sembrani putihnya kini berhadapan muka dengan muka dengan musuh yang lebih dari sekadar manusia biasa.

    Sesuatu yang puluhan kali jauh lebih besar, kuat, cepat dan hebat. Sesuatu yang sudah lama ada, bahkan sebelum orang tua dan kakek neneknya lahir di dunia Dwivarna.

    Jadi, kau pemuda yang berniat mempersatukan dua warna berbeda melalui sebentuk cinta? Cih, apa itu cinta? ejek Sang Naga Hitam.

    Setidaknya tak sepertimu yang selalu berusaha memecah belah semua warna di balik keinginan menjaga keharmonisan Dwivarna! Lihatlah, angkara murkamu telah mencabut ratusan nyawa! Apakah itu yang disebut harmoni sejati?

    Hitam warna tua yang harus ada, hitam adalah dasar segalanya! Hitam terbentuk jauh sebelum terang, segala yang berwarna pada akhir masa akan kembali menjadi hitam! Sehitam kulit, hati dan perasaanku! Aha ha ha ha ha!

    Keduanya sama-sama terbang di udara, jauh di atas kota-kota yang masih terbakar jauh di bawah sana. Asap yang membubung tinggi nyaris menutupi sang surya dari pandangan mata.

    Prajurit-prajurit berkuda sembrani berjaga-jaga melingkar di sekeliling, namun tak ada seorang pun dari mereka bisa melindungi nyawa Sang Pangeran seandainya terjadi hal-hal yang tak diinginkan.

    Cyan sudah membidik targetnya baik-baik, relung berisi Jantung Kegelapan yang berdetak di dada kiri Sang Naga Hitam.

    Namun tetiba Sang Pangeran merasa ada yang tak beres pada tubuhnya. Lemah tak berdaya, sakit luar biasa melanda bagian pencernaannya. Gemetaran, dicobanya tetap mengendalikan kuda sembraninya, bergerak maju.

    Uh. Rasa apa ini? Bertahanlah, wahai diriku! Hanya ada satu kesempatan, usaha terakhir bagiku! Selamat jalan, Naga Hitam!

    Merasa waktunya tak banyak lagi, segera ditujunya jantung Sang Naga. Tepat sebelum keadaan berubah, Pangeran Cyan berhasil melakukannya!

    Seketika Sang Naga mengerang kesakitan. Jantungnya tertusuk dan menyemburkan darah hitam kental di udara. Namun dalam maut yang sedang ia gumuli, disemburkannya api besar yang berhasil membakar sayap kuda sembrani tunggangan Pangeran Cyan! Dalam kesakitannya, hewan malang itu berusaha tetap terbang menyelamatkan diri bersama majikannya yang juga dalam bahaya.

    Namun tak bisa dihindari, sayap hewan itu tak lagi bisa berfungsi, menyebabkannya tak bisa lagi terbang dan mulai kehilangan kendali, jatuh dari ketinggian bersama sang penunggang!

    Tidaaak! Yang Mulia! Beberapa prajurit berusaha terbang mendekat secepatnya untuk menangkap tubuh Pangeran Cyan yang deras melayang jatuh.

    Apakah Sang Pangeran yang sekarat berhasil mereka selamatkan?

    Sebelum Pangeran Cyan berhasil mereka capai, sesuatu atau seseorang dari langit tetiba terbang menyambarnya duluan. Seseorang yang mirip dengan peri atau malaikat, sosok yang sangat menakjubkan. Bersayap seperti burung dara putih besar, sangat terang benderang.

    Tubuh Pangeran Cyan turut menghilang bersamanya!

    Astaga, apa yang harus kita lakukan? Putri Magenta akan sangat sedih karena tubuh Pangeran Cyan diculik!

    Tak lama, semua berakhir. Sang Naga Hitam ditemukan tewas. Tubuhnya terjatuh di bumi. Api kebakaran akhirnya berhasil dipadamkan dan perlahan-lahan Dunia Dwivarna mulai pulih kembali.

    ***

    Berbulan-bulan sudah peristiwa itu berlalu. Keberadaan Pangeran Cyan tak diketahui. Magenta menunggu dalam kesedihan, mengira kekasihnya sudah tiada.

    Pangeran Lembayung sebentar lagi akan dilantik sebagai putra mahkota baru karena kakaknya dianggap wafat. Pesta kerajaan untuk merayakan keselamatan Dwivarna juga akan diadakan secara besar-besaran.

    Tepat sebelum acara pelantikan berlangsung, seorang tamu agung tiba, memasuki ruangan dengan tegap dan mantap. Semua hadirin dibuat terpana!

    Pangeran Cyan? Benarkah Anda yang kembali dari kematian? haru Putri Magenta yang berbulan-bulan larut dalam kesedihan, demikian pula orang tuanya Raja Azura dan sang Ratu. Semua orang berubah gembira, kecuali tentu saja Pangeran Lembayung yang semula duduk tenang di atas tahta.

    Ya, ini aku! Menyaksikan keindahan cinta kita dan usaha gigihku, Dewi Cahaya turun dari langit menyelamatkan nyawaku yang hampir tewas karena diracuni adik tiriku! Pangeran Cyan membuka rahasia, Naga Hitam bukanlah musuh kita yang sesungguhnya, namun kedengkian dan iri hati dari dalam istana ini sendiri! Naga itu dipanggil oleh hawa nafsumu untuk berkuasa, wahai Pangeran Lembayung!

    Ti-ti-tidak, itu tidak benar! Aku hanya tak rela jika Merah dan Biru bersatu! Aku hanya ingin semua warna tetap pada tempatnya bagaikan planet-planet berjajar di Tata Surya! panik Pangeran Lembayung saat pasukan kerajaan seketika dititahkan Raja Azura untuk meringkusnya.

    Hari itu Pangeran Cyan dan Putri Magenta berbahagia. Bukan karena sebentuk tahta, namun karena cinta mereka akhirnya direstui untuk bersatu selamanya.

    Semburat warna warni bersatu di pandangan manusia menjadi putih. Ibarat cinta nan bersih, keinginan dan nafsu bisa menyebabkannya keruh dan menghitam. Walau hidup semestinya bhinneka kaya warna, jagalah cinta dan hati kita agar tetap putih bersih.

    Jakarta, 27 Januari 2022

    My Beloved Magenta

    Lizbethsusanti

    My Beloved Magenta (Lizbethsusanti)

    Dahulu kala, hiduplah seorang selir yang sangat dicintai oleh Raja di kerajaan Coral. Raja mencintai selir itu karena selir itu cantik parasnya dan elok hatinya. Nama selir itu, Lyla. Perhatian dan cinta yang berlebih dari Raja kepada selir Lyla membuat sang Ratu terbakar cemburu. Ratu pun akhirnya memerintahkan pengawal pribadi kepercayaannya untuk membunuh selir Lyla dan bayinya.

    Namun, selir Lyla yang sudah mencium niat busuk sang Ratu, segera memerintahkan dayang kepercayaannya untuk membawa bayinya keluar dari istana. Kalung giok dengan liontin kupu-kupu, hadiah dari Raja, diikatkan di pergelangan tangan bayi mungil yang diberi nama Magenta, sebelum bayi mungil itu berpisah dengan Ibundanya.

    Seorang bayi dari seorang dayang yang meninggal sewaktu dilahirkan, diambil oleh selir Lyla sebagai ganti bayinya. Bayi yang sesungguhnya sudah tidak bernapas itu, didekap erat oleh selir Lyla ketika selir kesayangannya Raja itu berhadapan dengan eksekutornya. Kibasan pedang tajam dari pengawal pribadinya Ratu, menebas leher selir Lyla sekaligus leher bayi yang ada di dalam dekapan selir Lyla.

    Selir Lyla pun wafat. Ratu tertawa puas karena ia telah berhasil menyingkirkan selir kesayangan Raja dan Ratu berhati iblis itu pun bergirang hati karena ia mengira, ia juga telah berhasil membunuh keturunan tunggal dari selir Lyla dan sang Raja.

    Sang Raja berduka sangat dalam karena ia kehilangan wanita yang sangat ia cintai beserta putrinya. Putrinya yang belum pernah menatap kedua bola mata indahnya. Kedukaan yang mendalam membuat sang Raja akhirnya jatuh sakit dan meninggal dunia.

    Setelah Raja wafat, putra pertama dari sang Ratu yang diberi nama Cyan karena memiliki dua bola mata berwarna biru tua itu, naik takhta menggantikan ayahandanya. Namun, sesungguhnya pangeran Cyan bukanlah putra kandung dari sang Raja karena sang Ratu jahat itu telah hamil muda ketika ia dijodohkan dengan sang Raja. Pangeran Cyan naik takhta ketika umurnya masih sepuluh tahun.

    Kebusukan hati dari sang Ratu membuat Dewa murka. Dewa menghukum sang Ratu di saat putranya naik takhta. Dewa membuat putra tunggal dari Ratu berhati keji itu buta di saat sang malam menggeser kedudukan sang petang.

    Kebahagiaan yang membuncah berganti dengan kedukaan yang sangat mendalam bagi sang Ratu karena putra kesayangannya mengalami kebutaan setiap kali purnama menyapanya.

    Dua puluh tahun berlalu. Di umurnya yang menginjak 30 tahun, Raja Cyan memerintah dengan arif dan bijaksana namun, dia belum berhasil menemukan seorang pendamping yang bisa menerima dia apa adanya. Dan sang Ratu masih berduka karena belum ada satu pun tabib yang bisa menyembuhkan kebutaan putranya.

    Sementara itu, di sebuah desa yang asri dengan penduduk yang hidup berdampingan dengan rukun, tumbuhlah seorang gadis yang bernama Magenta. Gadis itu memilki wajah yang sangat elok dan sangat pandai ilmu pengobatan. Keelokan paras dan kecerdasannya Magenta, tersebar hingga ke seluruh pelosok negeri. Hal itu membuat dayang Marni, dayang yang membesarkan Magenta sejak masih orok, kewalahan menolak setiap lamaran yang datang dari keluarga para bangsawan. Sampai akhirnya hal yang dikhawatirkan oleh dayang Marni pun tiba.

    Ketenaran nama Magenta, keelokan paras serta keahliannya dalam ilmu pengobatan, terdengar sampai ke telinga sang Ratu. Sang Ratu kemudian mengirim utusan untuk memboyong Magenta ke istana.

    Sang Ratu berharap Magenta bisa menyembuhkan putranya. Dayang Marni tidak memiliki kuasa dan keberanian untuk menolak utusan dari sang Ratu. Akhirnya, dayang Marni dengan sangat terpaksa dan penuh dengan kekhawatiran, menemani Magenta melangkah masuk kembali ke dalam istana. Dayang Marni hanya bisa terus mendoakan keselamatannya putri Magenta

    Menikmati pratinjau?
    Halaman 1 dari 1