Temukan jutaan ebook, buku audio, dan banyak lagi dengan uji coba gratis

Hanya $11.99/bulan setelah uji coba. Batalkan kapan saja.

Bunga Rampai Antologi Esai PPMN: Ruang Ketiga Mahakarya Anies Baswedan
Bunga Rampai Antologi Esai PPMN: Ruang Ketiga Mahakarya Anies Baswedan
Bunga Rampai Antologi Esai PPMN: Ruang Ketiga Mahakarya Anies Baswedan
eBook108 halaman1 jam

Bunga Rampai Antologi Esai PPMN: Ruang Ketiga Mahakarya Anies Baswedan

Penilaian: 0 dari 5 bintang

()

Baca pratinjau

Tentang eBuku ini

Kita biasa mendengar kata orang ketiga. Orang ketiga hadir biasanya menjadi pemisah. Begitu pun ruang ketiga yang sudah ada, nyata memisahkan orang dari tingkatan ekonomi yang mereka punya. Masyarakat yang memiliki penghasilan rendah tak kan mau mengunjungi mal mewah yang di dalamnya memajang barang-barang berharga wah. Begitu pun sebaliknya, masyarakat berkelas anti berbelanja di mal yang biasa dikunjungi oleh masyarakat umum kebanyakan. Tanpa sadar ruang ketiga ini memisahkan masyarakat. Kenyataan inilah yang mendasari Anies Baswedan membangun ruang ketiga dengan prinsip yang berbeda.

 

Penasaran apa yang disuguhkan oleh Pak Anies Baswedan ke PPMN? Mengapa PPMN begitu spesial! Temukan semua jawaban di dalam buku antologi kami!

 

BahasaBahasa indonesia
PenerbitPPMN
Tanggal rilis19 Jul 2022
ISBN9798201054625
Bunga Rampai Antologi Esai PPMN: Ruang Ketiga Mahakarya Anies Baswedan

Terkait dengan Bunga Rampai Antologi Esai PPMN

E-book terkait

Pengembangan Diri untuk Anda

Lihat Selengkapnya

Ulasan untuk Bunga Rampai Antologi Esai PPMN

Penilaian: 0 dari 5 bintang
0 penilaian

0 rating0 ulasan

Apa pendapat Anda?

Ketuk untuk memberi peringkat

Ulasan minimal harus 10 kata

    Pratinjau buku

    Bunga Rampai Antologi Esai PPMN - Perkumpulan Penulis Motivator Nasional

    KATA PENGANTAR

    Nurbadriyah, M.Pd. (Ketua Umum PPMN)

    GAWAT!!!

    ANIES BASWEDAN HADIRKAN RUANG KETIGA

    Kita biasa mendengar kata orang ketiga. Orang ketiga hadir biasanya menjadi pemisah. Begitu pun ruang ketiga yang sudah ada, nyata memisahkan orang dari tingkatan ekonomi yang mereka punya. Masyarakat yang memiliki penghasilan rendah tak kan mau mengunjungi mal mewah yang di dalamnya memajang barang-barang berharga wah. Begitu pun sebaliknya, masyarakat berkelas anti berbelanja di mal yang biasa dikunjungi oleh masyarakat umum kebanyakan. Tanpa sadar ruang ketiga ini memisahkan masyarakat. Kenyataan inilah yang mendasari Anies Baswedan membangun ruang ketiga dengan prinsip yang berbeda.

    PPMN dengan senang hati memenuhi undangan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan untuk datang ke gedung Balaikota Jakarta pada 30 Juni 2022. Secara gratis, Trans Jakarta dengan pelayanan terbaiknya memboyong rombongan PPMN dari Graha Wisata Ragunan ke Balaikota. Sejumlah 150 orang yang mewakili lima belas provinsi dari Seluruh Indonesia itu pun mendapat jamuan makan siang dari Sang Idola Anies Baswedan. Momentum terindah bagi kami saat memasuki ruang pertemuan yang sudah disiapkan. Sambutan hangat dan senyum kekeluargaan menyelimuti pertemuan yang sangat didambakan oleh semua orang. 

    Ada kesan bahagia kurasakan. Sebuah rindu yang begitu dalam akhirnya terbalas saat tatap mata tajamnya yang bersahaja menukik tepat di kedua mata ini. Lekat dan teramat dekat. Senyum yang selalu ia urai seraya menyebut namaku Nurbadriyah. Sontak ku sambut panggilannya dengan binar bahagia. Sungguh sebuah penghargaan yang luar biasa saat Sang Idola bangsa menyambut kedatangan para pengagumnya.

    Pertemuan singkat itu sangat sarat makna. Banyak pesan yang kita bawa sebagai bahan tulisan yang akan segera kita rampungkan. Seluruh masyarakat Indonesia harus tahu apa makna pembangunan mahakarya yang sudah Anies Baswedan hadirkan.

    Seperti yang kita ketahui, Anies Baswedan sejak 2018 telah membangun dan merevitalisasi 296 taman kota, 29 hutan kota, dan 154 jalur hijau. Ini semua adalah ruang ketiga yang sengaja dihadirkan dengan tujuan kesetaraan, yaitu mempersatukan warga Jakarta pada khususnya dan pengunjung Jakarta pada umumnya.

    Menurutnya setiap kita memiliki tiga ruang. Ruang pertama adalah rumah tempat tinggal kita bersama keluarga, ruang kedua adalah tempat kerja/belajar, dan ruang ketiga adalah ruang interaksi bersama.

    Pemerintah selama ini tidak melakukan interferensi ruang ketiga, sehingga ruang ketiga disiapkan oleh swasta. Alhasil ruang ketiga ini hanya disiapkan untuk segmen segmen tertentu. Yang secara tidak sadar membuat jarak dan memisahkan masyarakat sesuai dengan gaya hidup dan materi yang mereka miliki. Ruang ketiga itu bukan mempersatukan tetapi memisahkan. Ruang ketiga yang seharusnya mempersatukan, tanpa sadar ruang ketiga itu hadir justru memisahkan.

    Inilah yang menginisiasi Anies Baswedan untuk menghadirkan kebahagiaan. Beliau membangun ruang ketiga/fasilitas-fasilitas untuk mempersatukan perbedaan. Ruang ketiga itu meliputi taman kota hingga ruang kota. Semua itu dibangun bukan hanya untuk memperindah kota, tetapi juga untuk menciptakan kebahagiaan yakni berfungsi sebagai tempat interaksi warga.

    Ketika dibangun taman, taman itu diperuntukkan untuk semua orang, kaya miskin, tua-muda. Oleh beliau taman diubah konsepnya, garden yang semula hanya dijadikan tontonan kini diubah menjadi park, yaitu tempat bermain. Kebahagiaan itu dirasakan, bukan pajangan. Begitupun tujuan pembangunan fasilitas-fasilitas umum, bukan untuk dipamerkan dan sekadar difoto, tetapi lebih kepada kenyamanan untuk digunakan oleh semua masyarakat Jakarta dan para pengunjung.

    Trans Jakarta salah satu ruang ketiga yang disediakan Anies Baswedan untuk PPMN berkeliling, ini membuktikan ruang ketiga yang telah diciptanya. Rumput yang tumbuh segar di sekitar Monas, kini tidak ada lagi tulisan dilarang menginjak rumput. Ini adalah bukti perubahan yang Anies hadirkan. Beliau mengubah makna tontonan menjadi tempat bermain.

    Trotoar Jalan Sudirman adalah jalan terlebar yang dapat dinikmati oleh seluruh warga Jakarta dan juga seluruh masyarakat Indonesia. Di sanalah para warga dapat berinteraksi dan mendapat banyak pengalaman. Tidak ada taman yang harganya  lebih mahal daripada tanah di Jalan Sudirman, di sanalah pusat bisnis Indonesia. Dulu yang berkunjung ke sana hanya sekelompok  orang yang kantornya di sana. Kini Anies Baswedan membangun trotoar luas di sana, sehingga semua orang dapat menikmati jalan yang terbaik di Indonesia. Di balik dibangunnya trotoar itu menggambarkan demokratisasi jalan Jenderal Sudirman, yang semula jalan itu hanya dinikmati oleh sekelompok orang, kini dapat dinikmati oleh semua orang. Kesetaraan kini tercipta di sana.

    Anies mengatakan selama ini ada ratusan fasilitas umum sebagai ruang ketiga. Namun, tujuan dibalik  Infrastruktur adalah bukan sekadar pembangunan, tetapi lebih atas dasar tujuan sosiologis, yaitu untuk kebahagiaan warga Jakarta dan masyarakat Indonesia. Kawasan stasiun telah diubah menjadi tempat interaksi, kawasan jalan raya diubah menjadi jalan pejalan kaki

    Lebih lanjut beliau mengungkapkan bahwa gagasan yang menginspirasinya membangun ruang ketiga adalah ingin mempersatukan warga Jakarta, ingin menghadirkan kebahagiaan warga, dan ingin memberikan perasaan kesetaraan di dalamnya.

    Begitu fokus dan serius Anies membangun ruang ketiga untuk memberikan tempat bagi warga agar mendapatkan ruang alternatif selain ruang pertama dan ruang kedua tempat bekerja atau belajar.

    Begitu mulia hati beliau membangun kota yang dipimpinnya, Fasilitas yang disediakan bukan sekadar bangunan, tetapi bangunan untuk tujuan masyarakat, sehingga warga akan merasakan kesetaraan. Boleh saja rumahnya sempit, kampungnya padat, tapi begitu datang kesitu, mereka bisa bermain dengan orang lain yang rumahnya bagus luas, dan tidak ada perasaan minder bermain dan bergabung di sana.

    Masih penasaran dengan ruang ketiga mahakarya Anies Baswedan yang ternyata mempersatukan warga dan menghadirkan perasaan kesetaraan di sana?

    Silakan datang langsung, penataan delapan stasiun (tanah abang hingga Gondangdia) yang begitu memukau sehingga para pengguna dapat berinteraksi secara nyaman di sana, selain menikmati perjalanan sebagai tujuan utama.

    Kami, PPMN sangat terkesan dengan pelayanan prima yang beliau berikan.

    Menikmati pratinjau?
    Halaman 1 dari 1