Temukan jutaan ebook, buku audio, dan banyak lagi dengan uji coba gratis

Hanya $11.99/bulan setelah uji coba. Batalkan kapan saja.

Meniti Tangga Kebenaran
Meniti Tangga Kebenaran
Meniti Tangga Kebenaran
eBook297 halaman2 jam

Meniti Tangga Kebenaran

Penilaian: 0 dari 5 bintang

()

Baca pratinjau

Tentang eBuku ini

Dua ribu tahun ini, banyak orang Kristen meyakini bahwa Yesus datang untuk menebus dosa-dosa manusia.
Buku ini menunjukkan bahwa Yesus datang untuk bersaksi tentang kebenaran (Yohanes 18:37) di mana pengampunan atau penebusan dosa merupakan bagian dari kebenaran itu.
Apa kebenaran itu? Apa pentingnya kebenaran dalam konteks jalannya karya keselamatan? Bagaimana kita bisa mengetahui kebenaran?
Kekristenan adalah tentang kehendak Bapa untuk membawa manusia ke dalam hidup yang kekal (Yohanes 6:40).
Kebenaran adalah firman Bapa yang menguduskan (Yohanes 17:17, 17:19).
Yesus tidak mengajarkan cara lain untuk menguduskan kecuali oleh kebenaran. Teologi atau filsafat mungkin mengatakan ada cara lain, tetapi itu bukan yang Yesus ajarkan. Pengampunan dosa, kasih, dan perbuatan baik, itu bukan seluruh kebenaran.
Orang yang mengabaikan kebenaran ia hanya sedang menunda atau gagal beroleh hidup yang kekal.
Kita akan mengetahui kebenaran jika kita tetap dalam firman-Nya ("firman-Ku", Yohanes 8:31), “kebenaran itu akan memerdekakan kamu” (Yohanes 8:32).
Kita harus terbuka untuk mengetahui kebenaran. Roh Kebenaran akan menuntun para orang percaya kepada seluruh kebenaran (Yohanes 16:13).
Kebenaran apa yang ada di dalam Yohanes 17:3, "Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar...”?
Kebenaran apa yang ada di dalam Yohanes 8:24, “sebab jikalau kamu tidak percaya, bahwa Akulah Dia, kamu akan mati dalam dosamu...”?
Kebenaran apa yang ada di dalam kontradiksi ini: "Aku dan Bapa adalah satu (Yohanes 10:30)", dan, " Allah telah membuat Yesus, yang kamu salibkan itu, menjadi Tuhan dan Kristus (Kisah Para Rasul 2:36)"?
Apa arti Roh dalam “Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran (Yohanes 4:24)”? Apakah Roh (Allah) menempati suatu ruangan sehingga ada atas bawah, kanan kiri, sehingga tentang Yesus dikatakan “terangkatlah Ia ke sorga, lalu duduk di sebelah kanan Allah (Markus 16:19)”?
Ayat-ayat di atas mengajarkan bahwa dalam konteks karya keselamatan, mengetahui kebenaran itu perlu, sebab kebenaran itu memerdekakan, kebenaran itu menguduskan, kebenaran itu membuat kita mengenal satu-satunya Allah yang benar dan menjadi layak beroleh hidup yang kekal (Yohanes 17:3).
Teologi atau filsafat mungkin mengatakan ada cara lain untuk masuk kepada hidup yang kekal, tetapi itu bukan yang Yesus ajarkan.
Mari perluas pertanyaan kita: Di mana Tuhan selama pandemi COVID-19? Jika Tuhan tidak menciptakan COVID-19, setidaknya mengapa Tuhan membiarkan hal itu terjadi dan berlanjut? Kita tahu bahwa COVID-19 sekarang telah menewaskan lebih dari 1.300.000 orang. Kita juga pantas menghubungkan pertanyaan itu dengan "flu Spanyol" seratus tahun yang lalu dengan korban antara 50 - 100 juta orang, tsunami Aceh dengan lebih dari 100.000 korban, dan banyak peristiwa menyedihkan lainnya.

BahasaBahasa indonesia
Tanggal rilis21 Apr 2021
Meniti Tangga Kebenaran
Penulis

Pius M. Sumaktoyo

Pius M Sumaktoyo was a software developer who is interested in the truth of the gospel. Pius was born into a Catholic family, briefly becoming an atheist in his twenties. He believed that salvation existed only in and through Jesus Christ, however, he found many of Jesus' teachings still waiting to be opened. Pius believed that Christ's people needed to know the truth that Jesus had come to testify.

Terkait dengan Meniti Tangga Kebenaran

E-book terkait

Kristen untuk Anda

Lihat Selengkapnya

Kategori terkait

Ulasan untuk Meniti Tangga Kebenaran

Penilaian: 0 dari 5 bintang
0 penilaian

0 rating0 ulasan

Apa pendapat Anda?

Ketuk untuk memberi peringkat

Ulasan minimal harus 10 kata

    Pratinjau buku

    Meniti Tangga Kebenaran - Pius M. Sumaktoyo

    Pengantar

    Bukan hanya tentang mempunyai iman, ajaran Yesus juga ditujukan untuk menuntun manusia mengetahui kebenaran yang memerdekakan (Yohanes 8:32). Namun para murid tidak siap menanggung pengetahuan kebenaran (Yohanes 16:12). Itu berlanjut sampai sekarang, kebenaran dibiarkan tersembunyi dan disederhanakan ke dalam iman dan misteri.

    Untuk waktu yang lama, dogma-dogma iman telah ikut menopang kekristenan. Sekarang, liarnya zaman modern telah datang dan menjadi musuh terkuat iman. Kini, iman memerlukan teman yang berupa pengetahuan akan kebenaran.

    Kita perlu melonggarkan dogma iman, kita layak untuk mencari dan mengenal kebenaran. Kita perlu kembali ke dasar utama Kristianitas yaitu kata-kata Yesus.

    (Yohanes 8:31-32) ... Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, kamu benar-benar adalah murid-Ku 8:32 dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu.

    Kristianitas lahir ketika alam semesta masih kecil dengan Bumi sebagai pusat. Kini ditemukan, Bumi bukan pusat melainkan hanya satu bagian sangat kecil dari alam semesta. Astrofisika menemukan Bumi hanya merupakan satu planet yang mengitari Matahari. Matahari hanya merupakan satu dari sekitar 300 milyar bintang di galaksi Bimasakti. Bimasakti hanya merupakan satu dari sekitar 2 triliun* galaksi di alam semesta. Ya, astrofisika telah bertumbuh mengajak manusia lebih mengenal tempat keberadaannya.

    -----------------------

    * http://www.infoastronomy.org/2017/01/berapa-banyak-galaksi-di-alam-semesta.html (10-3-2017)

    -----------------------

    Di masa hidup Nicolaus Copernicus dan Galileo Galilei, hirarki Gereja lambat memahami kebenaran alam semesta. Kini, pengetahuan astrofisika adalah kenyataan yang Gereja dengan cukup terbuka menerimanya. Namun, kemajuan astrofisika itu membawa serta di dalamnya kompleksitas terhadap rasionalitas ajaran iman.

    Tetapi, Gereja bukanlah tentang yang fisik.

    Gereja adalah tentang terlaksananya kehendak Bapa, tentang Yesus Kristus, tentang Allah yang menjadi manusia, tentang karya penyelamatan, yaitu tentang keselamatan jiwa manusia.

    Yohanes 6:40 mengungkapkan kehendak Bapa adalah agar setiap orang yang melihat Anak dan yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal. Tentang hidup yang kekal, itu ada bersama dengan mengenal satu-satunya Allah yang benar (Yohanes 17:3).

    Saya memulai studi ini dengan berfokus kepada mencapai hidup yang kekal, kemudian menuliskan secara ringkas berbagai hal penting yang selama ini seperti terabaikan di dalam mengenal jalannya karya penyelamatan.

    Seiring berjalannya waktu, saya menemukan bahwa Yesus Kristus telah datang untuk memberi kesaksian tentang kebenaran (Yohanes 18:37). Temuan itu menggugah saya untuk mengangkat arti penting mengetahui kebenaran di alur bekerjanya karya penyelamatan, kebenaran itu akan memerdekakan (Yohanes 8:32), kebenaran itu adalah firman Allah yang menguduskan (Yohanes 17:17).

    Dalam menuju kepada hidup yang kekal, selama ini kita diajak untuk percaya bahwa Yesus Kristus telah datang dan menjalani sengsara dengan tujuan utama menebus dosa-dosa manusia. Kita diingatkan untuk membalasnya dengan hidup suci dan penuh penyesalan atas dosa-dosa.

    Pencarian saya menemukan ada dua ayat Injil yang mengatakan bahwa Yesus datang untuk menebus dosa. Sementara itu, saya menemukan ada duapuluh tujuh ayat Injil yang memuat kata kebenaran.

    Bukan untuk mengabaikan atau menyangkal pentingnya berbuat baik dan hidup menjauhi dosa, tetapi angka-angka itu memberi fokus tambahan kepada studi ini yaitu untuk mengangkat arti penting kebenaran.

    ***

    Ketika kita mengambil sepotong kain dan mengurainya, kita akan mendapati banyak benang. Ketika kita ambil seutas benang dan mengurainya, kita akan mendapati banyak serat yang mungkin berwarna-warni.

    Ketika membuka Alkitab, kita menemukan di dalamnya ada banyak pasal dan banyak ayat. Menganalogikan pasal sebagai benang dan ayat sebagai serat, kita mendapati bahwa ayat juga warna-warni dalam apa yang disampaikan. Ada ayat yang berisi janji Tuhan, ada ayat yang sekedar cerita, ada ayat yang berisi sejarah, ada ayat yang berisi peraturan, ada ayat yang menghibur, ada ayat yang mengingatkan, ada ayat ungkapan iman penulisnya, ada ayat yang berisi pengajaran Tuhan Yesus tentang jalannya karya penyelamatan, dan seterusnya.

    Studi ini menganalogikan ayat-ayat tertentu sebagai serat-serat emas. Studi kemudian sedikit demi sedikit menyatukannya dan memintalnya menjadi benang emas karya penyelamatan. Bukan untuk mengatakan bahwa ayat-ayat lain tidak penting, benang emas ini ditujukan untuk lebih memudahkan dan memberi fokus bagi siapa pun yang sedang belajar mengenal jalannya karya penyelamatan yang Tuhan Yesus sediakan bagi manusia.

    Akhir kata, saya menyampaikan banyak terimakasih kepada teman-teman di komunitas Sarasehan Kitab Suci, Paroki Cijantung, Jakarta, yang selama lebih dari tiga tahun persiapan dan penulisan buku ini telah dengan tekun dan setia melibatkan diri dalam diskusi.

    Bab 1

    Pendahuluan

    1.0 Pengantar

    Iman akan karya penyelamatan bisa tetap hidup dan mengakar ketika terus direnungkan, dibawa dalam keseharian dan tidak menghindar dari menelusur relung kehidupan.

    Disadari bahwa bukan hal mudah untuk merenungkan karya penyelamatan ke dalam konteks kekinian. Perjalanan waktu telah membawa serta di dalamnya kompleksitas bagi usaha memahami karya penyelamatan.

    Studi ini berpendapat bahwa kompleksitas pengenalan akan karya penyelamatan itu sejalan dengan kompleksitas isi Alkitab, kompleksitas ajaran iman, dan kompleksitas realita kehidupan. Namun, studi ini percaya bahwa ada tersedia cara dan tuntunan untuk melepaskan diri dari kompleksitas dan dengan demikian menjadi mampu mengenal jalannya karya penyelamatan secara lebih langsung dan sederhana.

    Jalan sederhana itu dimulai dengan sungguh mengenal siapa Yesus.

    Sejarah Kristianitas mencatat bahwa pengenalan akan Yesus Kristus dan karya-Nya bertumbuh dari waktu ke waktu. Para murid juga mengenal Yesus secara bertumbuh.

    Tiga Injil sinoptik, yaitu Injil oleh Matius, Injil oleh Markus, dan Injil oleh Lukas mencatat pengenalan tertinggi bahwa Yesus adalah Mesias, Anak Allah. Satu Injil lain yaitu Injil oleh Yohanes mencatat perkataan Yesus yang memberi petunjuk bahwa Yesus adalah Allah.

    Rasul Paulus di dalam surat-surat yang ia tulis, dan Rasul Petrus di dalam Kisah Para Rasul yang ditulis oleh penginjil Lukas, menerima Yesus sebagai penyelamat (Mesias / Kristus), Tuhan, dan Anak Allah.

    Sejarah Kristianitas* mencatat kisah perjalanan Gereja.

    Tercatat beberapa peristiwa dimana Kristianitas diwarnai konflik yang disebabkan oleh munculnya perbedaan dalam pengakuan akan keilahian Yesus. Di dalam Alkitab, perbedaan itu antara lain tercermin dalam Galatia 1:6, 2Korintus 11:13,26, 3Yohanes 1:9-10.

    ----------------------- *

    https://www.ucg.org/bible-study-tools/booklets/is-god-a-trinity/the-surprising-origins-of-the-trinity-doctrine (14Des2016)

    (https://id.wikipedia.org/wiki/Tritunggal (30Nov2016).

    (https://en.wikipedia.org/wiki/Unitarianism (30Nov2016).

    -----------------------

    Konsili Nicea (325) menetapkan keseragaman doktrin kristen untuk yang pertama kali. Konsili Konstantinopel (381) menguatkan doktrin yang dihasilkan oleh Konsili Nicea, yang untuk selanjutnya lebih dikenal sebagai doktrin tentang Allah Tritunggal; satu Allah dalam Tiga Pribadi, yaitu: Bapa, Putera (Yesus Kristus), dan Roh Kudus.

    Arius (seorang uskup) menyimpulkan bahwa Yesus bukan Allah melainkan ciptaan yang paling agung saja. Konsili Nicea (325) menetapkan Arianisme sebagai bidaah.

    Nestorius (seorang uskup) berpendapat bahwa Putra Allah di surga dan manusia Yesus di Bumi bukanlah satu pribadi yang sama, melainkan dua pribadi. Konsili Efesus (431) menetapkan Nestorianisme sebagai bidaah.

    Monofisitisme memandang bahwa kemanusiaan Yesus hanya semu karena Yesus memiliki satu kodrat saja yaitu kodrat ilahi. Konsili Kalsedon (451) menetapkan Monofisitisme sebagai bidaah.

    Pada tahun 1600an, Unitarian muncul sebagai gerakan yang mengkritisi doktrin Trinitarian (doktrin Allah Tritunggal). Unitarian adalah faham atau aliran Kristianitas yang percaya akan karya dan peran Yesus bagi penyelamatan namun tidak percaya akan keilahian Yesus. Dikatakan bahwa, kini ada cukup banyak orang mengidentifikasi diri sebagai Unitarian.

    Konsili Konstantinopel II (381) mengukuhkan doktrin Allah Tritunggal. Doktrin itu telah menjadi doktrin iman Gereja yang berlaku hingga sekarang.

    Harus diakui, doktrin Allah Tritunggal tidak dengan sendirinya menyelesaikan semua perbedaan. Beberapa ahli sejarah mengungkap bahwa doktrin Allah Tritunggal adalah konsensus yang disepakati melalui rentang waktu yang cukup lama dan ditetapkan dalam cara yang tidak biasa, dalam arti tidak nampak kuasa campurtangan ilahi melainkan nyata nampak adanya campurtangan kekuasaan duniawi.

    Banyak orang merasa tidak mudah menerima Tiga Pribadi di dalam konteks pengakuan akan Tuhan yang esa. Di masa lalu, perbedaan telah mengakibatkan kematian banyak orang kristen oleh orang kristen. (ucg.org, mengutip Will Durant, The Story of Civilization, Vol. 4: The Age of Faith, 1950, p. 8)

    Walau catatan sejarah seperti mengungkap berbagai hal negatif, tetapi studi ini menemukan bahwa karya penyelamatan oleh Allah tidak berpaling dan tidak menghindar dari apa yang nampak sebagai hal duniawi. Muslihat Yakub atas Esau, muslihat Yakub atas Laban sebelum mendapatkan Rachel, perbuatan Raja Daud untuk mendapatkan istri Uria, semua itu tidak menghentikan terlaksananya rencana karya penyelamatan melalui pribadi-pribadi tersebut. Tidak terpatahkan oleh kelemahan manusia, karya penyelamatan oleh Allah dengan tidak tergoyahkan menyertai dan membimbing mereka yang setia berpegang pada iman akan perjanjian-Nya.

    Demikianlah, walau doktrin Allah Tritunggal terasa menyisakan penjelasan kurang tuntas tentang ke-esa-an Allah, walau kritik sejarah mengungkap proses duniawi yang nampak mendominasi penetapannya, studi ini percaya bahwa doktrin Allah Tritunggal merupakan hal terdekat kepada kebenaran isi Injil yang mampu dicapai oleh proses internal Gereja pada zamannya.

    Studi ini memandang inti doktrin Allah Tritunggal merupakan pemahaman Gereja bagi mewartakan bahwa Yesus Kristus adalah Allah.

    Menjadikan inti doktrin sebagai salah satu acuan, studi ini memelihara iman dan mengupayakan penjelasan lanjut bahwa Yesus benar Allah. Studi tidak ditujukan untuk mengkritisi atau untuk menjelaskan doktrin.

    Studi ini mulai dengan merenungkan kemajuan perjalanan manusia dalam menuju pengenalan akan Allah. Renungan itu dilakukan dalam terang akal budi, namun juga dengan mengikat diri kepada ajaran Yesus yang bisa ditemukan dalam Injil.

    Kini, beralih kepada mengenal eksistensi manusia, hubungan manusia dengan Tuhan, dan hubungan manusia dengan sesama manusia.

    Sebagai titik awal, studi ini percaya: bahwa Tuhan itu maha baik; bahwa Tuhan tidak menghukum; bahwa Tuhan memberi kebebasan penuh kepada manusia untuk bertindak atas pilihannya. Dari itu, studi ini percaya bahwa derita hidup dunia ini bukan dari Tuhan melainkan itu terjadi karena manusia menghukum dirinya sendiri melalui pilihannya. Lebih lanjut, karena Tuhan tidak menghukum, karena Tuhan tidak memaksa, maka dalam hubungan antar sesama manusia, tidak ada hak bagi siapa pun untuk saling menghakimi iman orang lain. Berangkat dari itu, studi ini adalah suatu upaya mencari landasan filosofis Kristiani yang mampu menggugah individu manusia untuk sadar dan mau memberi toleransi tanpa syarat dalam hal hubungan individu manusia dengan Tuhan.

    Studi ini menetapkan bahwa pencarian harus tidak menyimpang dari Injil pengajaran Tuhan Yesus dan hasil pencarian tidak boleh mengisyaratkan adanya bentuk pemaksaan apa pun kepada siapa pun dalam caranya ber-Tuhan.

    Mengambil definisi, kristologi adalah cabang ilmu teologi yang membicarakan tentang posisi Yesus Kristus di dalam agama kristen (bing.com), studi ini memperkenalkan hasil pencarian yang berupa Kristologi Tangga Pengenalan.

    Kristologi Tangga Pengenalan mengidentifikasi adanya jenjang pertumbuhan dalam orang mengenal dan menghormati Yesus Kristus dimana penghormatan tertinggi adalah menerima Yesus Kristus sebagai Allah yang benar. Dalam Kristologi Tangga Pengenalan, Yesus adalah Allah yang menyatakan diri, Allah yang mengajar dan menunjukkan jalan kepada kebenaran Allah (Yohanes14:6) menuju kepada mengenal satu-satunya Allah yang benar (Yohanes 17:3). Manusia menanggapi karya Allah itu dengan meniti jalan iman dan bertumbuh dalam pengertian yang semakin mengenal Allah.

    Kristologi Tangga Pengenalan tidak menetapkan batas waktu atau kapan seseorang harus mengenal Allah yang benar itu. Masing-masing orang disilahkan bertumbuh menurut kesadaran dan kepeduliannya.

    KeDaftarIsi

    1.1 Problematik dalam Isi Ajaran Yesus

    Ajaran Yesus sering menyodorkan kompleksitas dalam memahaminya. Beberapa ajaran sungguh memberikan teka-teki atau kompleksitas apakah Yesus benar Allah.

    Kutipan ayat-ayat:

    (Yohanes 10:30) Aku dan Bapa adalah satu.

    (Yohanes 14:28) .... Aku pergi kepada Bapa-Ku, sebab Bapa lebih besar dari pada Aku.

    Yohanes 14:28 nampak jelas tidak mendukung kebenaran Yohanes 10:30. Ketika Yesus adalah Allah (Bapa) menurut Yohanes 10:30, ternyata Yesus berbeda dengan Bapa menurut Yohanes 14:28.

    Doktrin Allah Tritunggal mengatasi kompleksitas tersebut, dan telah menjadi salah satu pemelihara iman kristen.

    Tetapi, hari-hari ini iman kepada Yesus Kristus banyak disikapi secara kritis. Hari ini, agama kristen (Kristianitas) dicatat sebagai agama yang mengalami kecenderungan pertumbuhan negatif.* Ketidakmampuan untuk mengungkapkan kebenaran Kristus bisa menjadikan seseorang menjauh dari imannya akan Yesus Kristus, bersikap pasif, menjadi agnostis, menjadi ateis, atau beralih kepada iman yang lain.

    -----------------------

    * http://www.religioustolerance.org/worldrel.htm (5Apr2017)

    -----------------------

    Studi ini percaya bahwa berbagai usaha manusiawi telah ikut membangun kompleksitas bagi mengenal kebenaran Kristus.

    Sebagai alternatif, studi ini percaya bahwa bukan pengakuan atau petunjuk manusia, tetapi, perkataan Yesus yang seharusnya diterima sebagai petunjuk untuk mengenal bahwa Yesus Kristus adalah Allah.

    Terkait dengan ajaran Yesus yang nampak kontroversi (seperti Yohanes 14:28), studi telah menemukan makna yang tersembunyi di balik yang tersurat. Sebagaimana akan disampaikan nanti di Bab 5, dengan menemukan dan mengangkat makna tersembunyi itu maka kesan kontroversi tersingkirkan.

    KeDaftarIsi

    1.2 Lima Pokok Perenungan

    Ada lima pokok pemikiran yang mendasari kegigihan studi untuk sungguh mengenal bahwa Yesus Kristus benar Allah.

    1) Tantangan rasionalitas

    Pokok pemikiran pertama adalah tentang bersiap menghadapi tantangan rasionalitas, yaitu ketika segala sesuatu harus bisa dimengerti dan tidak dipaksakan.

    Studi ini percaya bahwa rasionalitas zaman ini akan selalu menggoda untuk tidak menerima begitu saja adanya kontroversi ayat-ayat Injil dan ayat-ayat Alkitab. Dalam konteks ajaran iman Gereja, rasionalitas zaman ini akan selalu membawa tantangan kepada iman akan Yesus Kristus dan akan ajaran-Nya.

    2) Yesus jalan kepada keselamatan

    Pokok pemikiran kedua adalah tentang menjadi teguh percaya bahwa Yesus sungguh membawa kepada keselamatan.

    (Yohanes 14:6) Yesus berkata, Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.

    Yohanes 14:6 mengandung arti bahwa mereka yang tidak percaya, mereka itu tidak akan bisa sampai kepada Bapa.

    Yohanes 14:6 mengesankan keegoisan dan intoleransi. Oleh karena itu, tanpa maksud menilai keyakinan siapa pun, studi ini harus mampu mengangkat alasan atau arti penting kenapa harus percaya kepada Yesus.

    3) Penetapan referensi studi

    Pokok pemikiran ketiga adalah tentang memilih referensi yang pantas.

    (Yohanes 10:30) Aku dan Bapa adalah satu.

    (Kisah para Rasul 2:36) Jadi seluruh kaum Israel harus tahu dengan pasti, bahwa Allah telah membuat Yesus, yang kamu salibkan itu, menjadi Tuhan dan Kristus."

    Yohanes 10:30 dan Kisah 2:36 adalah contoh lain kompleksitas isi Alkitab. Bila keduanya harus diterima dalam kesetaraan kebenaran maka kompleksitas itu akan tetap tinggal sebagai kompleksitas.

    Studi ini menemukan dan menetapkan bahwa Injil adalah referensi utama bagi mengenal Yesus. Mengambil contoh dua ayat tersebut, kebenaran Yohanes 10:30 tidak bisa ditempatkan di bawah kebenaran Kisah 2:36. Studi mengambil keputusan ini dengan pertimbangan bahwa Injil mencatat atau merekam kata-kata Yesus.

    Studi ini akan banyak mengabaikan referensi yang dari luar empat Injil (Matius, Markus, Lukas, Yohanes). Bahan yang bukan dari Injil bisa dijadikan referensi pendukung kebenaran Injil, namun bahan-bahan itu tidak boleh bertentangan dengan isi Injil.

    Studi ini tidak ingin dibelokkan oleh banyaknya argumentasi filosofis maupun alkitabiah-non-Injil yang sudah sangat berkembang hingga saat ini. Landasan untuk sikap itu ada dalam Yohanes 16:12-14, dimana dikatakan bahwa Roh Kebenaran (Roh Kudus) akan memuliakan Yesus dan akan menerima (mendengar) dari Yesus dan bukan dari yang lain.

    (Yohanes 16:12-14) Masih banyak hal yang harus Kukatakan kepadamu, tetapi sekarang kamu belum dapat menanggungnya. (13) Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang. (14) Ia akan memuliakan Aku, sebab Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterimanya dari pada-Ku.

    4) Menemukan penjuru tujuan hidup

    Menikmati pratinjau?
    Halaman 1 dari 1