Temukan jutaan ebook, buku audio, dan banyak lagi dengan uji coba gratis

Hanya $11.99/bulan setelah uji coba. Batalkan kapan saja.

Senjata Rahasia Bulu Merak: Seri Tujuh Senjata, #2
Senjata Rahasia Bulu Merak: Seri Tujuh Senjata, #2
Senjata Rahasia Bulu Merak: Seri Tujuh Senjata, #2
eBook177 halaman1 jam

Senjata Rahasia Bulu Merak: Seri Tujuh Senjata, #2

Penilaian: 0 dari 5 bintang

()

Baca pratinjau

Tentang eBuku ini

Upaya pembunuhan yang gagal menyebabkan dua pembunuh bayaran menjadi sahabat. Persahabatan mereka kemudian diuji dalam serangkaian peristiwa yang melibatkan pembunuhan, cinta dan... senjata rahasia Bulu Merak.

 

Cerita ini merupakan bagian kedua dari Seri 7 Senjata
 

BahasaBahasa indonesia
Tanggal rilis14 Jan 2021
ISBN9781393973638
Senjata Rahasia Bulu Merak: Seri Tujuh Senjata, #2

Baca buku lainnya dari Khu Lung

Terkait dengan Senjata Rahasia Bulu Merak

Judul dalam Seri Ini (2)

Lihat Selengkapnya

E-book terkait

Fiksi Aksi & Petualangan untuk Anda

Lihat Selengkapnya

Kategori terkait

Ulasan untuk Senjata Rahasia Bulu Merak

Penilaian: 0 dari 5 bintang
0 penilaian

0 rating0 ulasan

Apa pendapat Anda?

Ketuk untuk memberi peringkat

Ulasan minimal harus 10 kata

    Pratinjau buku

    Senjata Rahasia Bulu Merak - Khu Lung

    Diterbitkan oleh

    Vintage Cinkeng Digital

    Hak Cipta Dilindungi Undang-undang

    Bab 1

    Lima Pembunuh Bayaran

    Senja.

    Di bawah sinar matahari yang mulai merah, Gao Li berdiri di bawah sebuah papan nama dengan huruf-huruf emas yang indah. ‘Rumah Teh Kelas Satu’. Ia berdiri dalam bayangan papan nama besar itu. Wajahnya pun ditundukkannya. Seakan-akan dirinya ditelan sepenuhnya oleh bayangan papan nama itu.

    Ia mengenakan jubah pendeta berwarna biru yang longgar. Sangat longgar, karena ia harus menyembunyikan tombak peraknya di balik jubah itu. Tombak perak yang berat dan tajam. Mata tombak yang dingin itu bergesekan dengan tulang rusuknya. Sekujur tubuhnya berkeringat. Ia selalu merasa tidak tenang sebelum membunuh.

    Jalan ini cukup padat. Penghuni rumah di situ pun cukup berada. Saat itu pun saat orang ramai berada di jalanan.

    Gao Li mengawasi orang-orang yang lalu-lalang. Matanya hinggap pada seorang penjual kastanye. Namanya Ding Gan.

    Tubuh Ding Gan tinggi besar. Walaupun ia agak gemuk, tangannya dapat bergerak dengan lincah. Saat ini ia sedang berjongkok di tepi jalan. Tangannya menguliti kastanye dengan pisau, lalu melemparkan kastanye itu ke keranjang dekat situ. Kelihatannya ia tidak terlalu cekatan menguliti kastanye itu.... Sebab biasanya pisau di tangannya itu digunakan untuk membunuh orang. Dan katanya, setelah ia membunuh, keranjang di dekatnya itu juga bukan hanya digunakan untuk tempat kastanye.

    Di seberang rumah teh itu ada sebuah kedai arak yang kumuh. Yang dijual hanya arak saja. Sama sekali tidak menjual makanan.

    Guci arak di situ sangat besar. Orang-orang yang duduk menghadapi meja jadi terlihat seperti orang cebol saja. Mereka duduk di atas kursi bambu. Mereka membawa sendiri makanan yang sedang mereka santap itu.

    Di kedai arak itu hanya ada satu orang yang tidak minum arak. Namanya Tang Ye.

    Tang Ye bertubuh kecil, namun ia sangat kuat. Rambutnya berantakan, diikat dengan selembar kain katun putih.

    Tidak ada yang tahu asal-usulnya. Siapa keluarganya, dari mana ia berasal. Mereka hanya tahu bahwa mulutnya hampir tidak pernah berhenti mengunyah kuaci.

    Ada yang bilang bahwa dulunya ia adalah bajak laut dari daerah timur. Seorang pelarian. Tapi tidak ada yang berani menanyainya terang-terangan. Katanya, pernah ada orang yang berani bertanya, dan lidah mereka langsung terpotong saat sedang tidur di tengah malam.

    Di dekatnya tersandar sebatang kayu yang biasanya dipanggul di atas pundaknya. Sangat mirip dengan pikulan yang biasanya digunakan oleh kuli pengangkut barang. Tapi sudah pasti ia tidak mengangkut barang. Sama seperti Gao Li juga bukan pendeta yang sesungguhnya.

    Dalam batang kayu itu sebenarnya tersembunyi sebilah pisau yang panjangnya hampir satu setengah meter. Sebilah pisau yang sanggup membelah seekor kuda menjadi dua!

    Ada seorang lagi yang penampilannya juga seperti kuli pengangkut barang. Ia duduk di hadapan Tang Ye sambil makan sop. Orang ini masih sangat muda. Semua orang memanggilnya Xiao Wu. [Xiao= artinya ‘kecil’. Biasanya digunakan sebagai panggilan akrab.]

    Sebenarnya Xiao Wu adalah sahabat Tang Ye, namun ia sama sekali tidak tampak seperti sahabat Tang Ye. Mereka tampak seperti dua orang yang sama sekali berlawanan.

    Xiao Wu tampak santai, tidak pedulian. Kalau hatinya senang, ia tertawa terbahak-bahak. Ia pun sangat suka arak.

    Tidak ada yang akan menyangka bahwa ia sangat cepat dan tepat dalam membunuh orang. Jika ia bermaksud menusuk mata orang, pedangnya tidak akan mengenai tempat lain di tubuh orang itu. Pedangnya pun tersembunyi di dekat pikulan Tang Ye.

    Sepuluh langkah dari tempat Gao Li berdiri, ada sebuah kereta kuda yang besar.

    Kusir kereta itu duduk di kursinya sambil terkantuk-kantuk. Cemeti kuda yang panjang hampir terjatuh dari tangannya. Nama sang kusir itu Ma Bian. Cemeti panjang ini adalah hidupnya. Kalau tidak ada cemeti panjang itu, mungkin ia sudah berkali-kali mati. Tapi cemeti panjang itu terus berada di tangannya, oleh sebab itu, sampai sekarang ia masih hidup. Sebaliknya, musuh-musuhnyalah yang mati!

    Gao Li, Ding Gan, Tang Ye, Xiao Wu, Ma Bian.

    Kalau lima orang ini sudah datang bersama, artinya akan ada berita besar.

    Berita besar yang berdarah!

    ***

    Bulan 7 tanggal 15. Tepat pertengahan tahun. Juga merupakan Hari Raya Arwah.

    ‘Pada bulan 7 tanggal 1, Raja Akhirat akan menetapkan siapa yang baik dan siapa yang jahat dalam dunia ini. Lalu para pendeta akan membacakan mantra-mantra untuk menghukum roh-roh jahat itu dan menyucikan manusia.’ Itulah penjelasannya, mengapa kita harus selalu berbuat kebajikan dalam hidup kita di dunia ini.

    Namun ‘Bulan 7 Tanggal 15’ bukan saja suatu tanggal, namun juga nama sebuah organisasi rahasia. Organisasi rahasia para pembunuh.

    Mereka pun menentukan baik buruknya manusia. Dan mereka sendirilah yang akan menyucikan orang-orang itu. Membunuh juga salah satu cara menyucikan jiwa manusia.

    Gao Li, Ding Gan, Tang Ye, Xiao Wu, dan Ma Bian adalah pembunuh-pembunuh terbaik dalam organisasi itu.

    Hari ini mereka harus membunuh Baili Zhang-qing. Si Pendekar dari Liaodong.

    Baili Zhang-qing!

    Mungkin ilmu silat Baili Zhang-qing bukanlah yang terhebat dalam dunia persilatan. Ia pun bukan pejabat yang berkedudukan tinggi. Namun usaha jasa ekspedisinya adalah yang terbaik dari semua jasa ekspedisi yang ada.

    Jasa Ekspedisi Zhang-qing mempunyai cabang di semua kota di wilayah Liaodong. Jadi, setiap kali bendera Jasa Ekspedisi Zhang-qing berkibar, artinya segala sesuatu pasti akan beres.

    Baili Zhang-qing sangat memperhatikan anak buahnya. Ia pun menjalankan usahanya dengan sangat efisien. Kali ini ia sendiri keluar kandang karena adanya rencana mempersatukan empat jasa ekspedisi besar di Dataran Tengah menjadi satu bendera.

    Kabar burung yang beredar, keempat jasa ekspedisi ini akan bersatu di bawah bendera Jasa Ekspedisi Zhang-qing. Jasa ekspedisi raksasa semacam itu belum pernah ada dalam sepanjang sejarah.

    Jika koalisi ini berhasil, maka seluruh pengiriman barang dari enam propinsi di utara ke wilayah Liaodong akan dimonopoli oleh mereka. Jika hal ini terjadi, maka kawanan bandit yang berani-berani mencoba merampok pengiriman barang di wilayah Liaodong sama dengan menyerahkan leher mereka ke tiang gantungan.

    Ini adalah masalah yang sangat penting. Dan masalah seperti ini hanya bisa ditangani oleh Baili Zhang-qing sendiri. Banyak orang yang menginginkan keberhasilannya merangkul ketiga jasa ekspedisi yang lain, namun tidak kurang juga yang menginginkan kematiannya!

    Senja pun tibalah.

    Baili Zhang-qing pasti akan melewati jalan ini. Ia adalah seorang yang sibuk, oleh sebab itu rencana perjalanannya harus selalu diatur dengan seksama. Telah diperkirakan bahwa ia akan tiba antara pukul 5 sore sampai pukul 7 malam. Ia akan makan malam di rumah teh itu, dan meneruskan perjalanannya lagi.

    Namun dalam agenda ‘Bulan 7 Tanggal 15’, ia tidak akan pergi ke mana-mana lagi.

    Baili Zhang-qing akan tiba dengan empat ketua pengawalan dari jasa ekspedisinya, juga dengan Kepala Jasa Ekspedisi Zhen Yuan dan Kepala Jasa Ekspedisi Zhen-wei.

    Ketujuh orang ini adalah ahli-ahli silat yang cukup berpengalaman.

    Namun ‘Bulan 7 Tanggal 15’ sudah mempunyai rencana yang matang untuk menghadapi mereka. Rencana ini sangat mendetil dan tidak mungkin gagal. Orang yang akan mereka bunuh tidak pernah bisa lolos.

    Mereka telah mulai berlatih 6 hari yang lalu. Dan sampai saat ini, mereka telah mengulangi skenario penyerangan ini lebih dari 60 kali.

    Setiap posisi, setiap gerakan, telah mereka hafalkan di luar kepala. Mereka mengetahuinya jauh lebih baik daripada mereka mengetahui garis-garis di telapak tangan mereka sendiri.

    Dan kini, mereka hanya perlu menunggu kedatangan Baili Zhang-qing.

    Ia pasti mati!

    Tapi Baili Zhang-qing tidak boleh mati!

    ***

    Gao Li mengepalkan tinjunya. Angin bertiup di sepanjang jalan itu. Bertiup tepat ke arah bajunya yang sudah basah oleh keringat.

    Sekujur tubuhnya terasa dingin. Namun hatinya terasa jauh lebih dingin.

    Setiap gerakan, setiap langkah, telah direncanakan dengan sempurna.

    Saat Baili Zhang-qing memasuki jalan itu, Ma Bian dengan kereta kudanya akan mulai beraksi.

    Seluruhnya ada enam langkah.

    Ding Gan akan melemparkan senjata rahasianya untuk mengejutkan kuda-kuda Baili Zhang-qing.

    Setelah kuda-kuda itu ketakutan dan kacau, Ma Bian akan muncul dan memotong di antara Baili Zhang-qing dengan anggota kelompoknya yang lain.

    Lalu Tang Ye akan segera memotong kaki kuda Baili Zhang-qing dengan pisaunya.

    Gao Li dan Xiao Wu akan menyerang dari sisi kiri dan kanan.

    Ding Gan akan menyerang dengan goloknya dari belakang.

    Tiap-tiap orang telah melatih langkah mereka masing-masing berulang-ulang. Setelah mereka mencapai kecepatan dan ketepatan yang sangat tinggi, mereka melatih keseluruhannya bersama-sama.

    Setelah mereka berlatih bersama 40 kali, mereka sudah mencapai kecepatan dan ketepatan yang sempurna. Namun untuk lebih mempertajam lagi, mereka melatihnya 20 kali lagi.

    ‘Hanya tugas yang sempurna yang boleh jadi. Tidak ada kata gagal!’

    Rencana mereka tidak mungkin gagal. Tidak akan ada yang dapat menghindar dari serangan secepat kilat macam ini.

    Tidak seorang pun!

    Kepala Jasa Ekspedisi Zhen Yuan, Deng Ding-hou, dinilai sebagai yang paling cerdik dan yang paling berani di antara keempat kepala jasa ekspedisi Dataran Tengah ini. Dialah yang mengilhami penggabungan ini. Oleh sebab itulah ia pun keluar untuk menyambut Baili Zhang-qing di tempat ini.

    Deng Ding-hou terkenal dengan pukulan tapak saktinya. Sebelumnya ia adalah murid Shaolin dari kalangan awam. 100 jurus pukulan tapak sakti Shaolin telah dikuasainya sekitar 80%-90%. Kabarnya, ia tidak kurang lihai dibandingkan dengan Empat Tetua Biara Shaolin sendiri.

    Namun yang paling lihai di antara mereka berempat sudah jelas bukan dia, melainkan Kepala Jasa Ekspedisi Zhen-wei, Si Pena Alam Semesta, Ximen Sheng.

    Teknik menutup jalan darah dan pukulan telapaknya tidak ada tandingannya di seluruh Dataran Tengah.

    Selain itu masih ada lagi empat ketua pengawalan dari Jasa Ekspedisi Zhang-qing. Sudah pasti mereka bukanlah orang sembarangan. Kabarnya, dengan ilmu dan tenaga mereka saat itu, masing-masing dapat menundukkan dan menangkap seekor harimau hidup-hidup.

    Setelah ‘Bulan 7 Tanggal 15’ beraksi secepat kilat, mampukah mereka mundur dengan secepat kilat pula?

    Tentu saja!

    Rencana mereka melarikan diri sama teraturnya dengan rencana penyerangan mereka.

    Kereta kuda yang dikusiri Ma Bian ternyata penuh dengan bahan peledak yang mereka beli dari Pendopo Halilintar di Guanxi.

    Pertama-tama, kereta kuda akan memisahkan Baili Zhang-qing dari yang lain. Setelah serangan mereka berhasil, bahan peledak itu akan langsung disulut. Dan mereka akan mundur ke arah barat.

    Apa yang akan terjadi sesudahnya sudah bisa diramalkan. Kuda Deng Ding-hou pasti kaget oleh suara ledakan. Lalu kelima pembunuh bayaran ini akan segera berpencar dan masing-masing akan pergi tanpa meninggalkan jejak.

    Serangan ini disebut ‘Operasi Jubah Surgawi’. Karena memang rencana ini tidak ada cacadnya sama sekali!

    Kesempatan Baili Zhang-qing untuk tetap hidup hanyalah dengan mengubah rute perjalanannya dan tidak melewati jalan itu sama sekali.

    Ramalan, ramalan, ramalan..... Seorang peramal buta tiba-tiba muncul menjajakan jasanya. Tangan kirinya menabuh kentongan bambu, sementara tangan kanannya mengangkat selarik kain putih tinggi-tinggi.

    Teriaknya lantang, Ramalan jubah surgawi akan segera tiba....

    Segera Ma Bian menggenggam erat cemetinya. Tang Ye pun menyambar pikulannya. Xiao Wu meletakkan cawan araknya. Ding Gan berhenti mengupas kastanye. Operasi Jubah Surgawi akan segera dimulai!

    Teriakan si peramal buta adalah kode

    Menikmati pratinjau?
    Halaman 1 dari 1