Temukan jutaan ebook, buku audio, dan banyak lagi dengan uji coba gratis

Hanya $11.99/bulan setelah uji coba. Batalkan kapan saja.

Goyangan Gadis Misteri
Goyangan Gadis Misteri
Goyangan Gadis Misteri
eBook83 halaman59 menit

Goyangan Gadis Misteri

Penilaian: 5 dari 5 bintang

5/5

()

Baca pratinjau

Tentang eBuku ini

Kisah ini terjadi di kos-kosanku. Ada seorang gadis masuk menyelinap ke kamarku. Aku tak mengenalnya, karena kamarku dalam keadaan gelap gulita. Dia kemudian menggoyangku. Aku awalnya ingin menangkapnya, tapi aku akhirnya ketagihan goyangannya. Siapa sebenarnya gadis itu?   

BahasaBahasa indonesia
Tanggal rilis24 Mei 2024
ISBN9798224589951
Goyangan Gadis Misteri

Terkait dengan Goyangan Gadis Misteri

E-book terkait

Romansa Kontemporer untuk Anda

Lihat Selengkapnya

Ulasan untuk Goyangan Gadis Misteri

Penilaian: 5 dari 5 bintang
5/5

3 rating2 ulasan

Apa pendapat Anda?

Ketuk untuk memberi peringkat

Ulasan minimal harus 10 kata

  • Penilaian: 5 dari 5 bintang
    5/5
    Menarik ceritanya, juga mengesankan. Usul bikin cerita berseri seperti itu
  • Penilaian: 5 dari 5 bintang
    5/5
    Wau, enak dibaca mengesankan. Ceritanya mengalir sekaligus mendebarkan batin. Ditunggu karya lanjutan...

Pratinjau buku

Goyangan Gadis Misteri - Rafael Yap

DITERBITKAN OLEH

RAFAELPUBLISHING

HAK CIPTA DILINDUNGI OLEH UNDANG-UNDANG

__________________

Dilarang mengcopy atau memperbanyak sebagian atau seluruhnya isi buku ini, tanpa izin dari Penerbit

BERDASARKAN KISAH NYATA

____________

Sebagaimana Diceritakan Candra Wardojho

Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata tidak ada unsur kesengajaan

PART 1

AKU akhirnya menempati kos-kosan baru yang bernama Teratai Residence, setelah dua  tahun bertahan di kos-kosan Pelangi.

Alasan aku memutuskan untuk pindah kos-kosan karena ingin mencari suasana baru. Alasan lain, kos-kosan Pelangi jauh dengan kampusku, dibandingkan dengan kos-kosan Teratai Residence yang hanya berjalan kaki sampai ke kampus.

Aku pindah kos-kosan bersamaan juga setelah aku melanjutkan studi S2 di salah satu Perguruan Tinggi yang berlokasi di Jakarta Pusat. Aku melanjutkan studi S2 karena mendapat program beasiswa, yang merupakan  program lanjutan beasiswa S1.

Oh ya, aku asal Semarang, nama lengkap ku Candra Wardojho, kini berusia 23 tahun. Sedikit memperkenalkan ciri-ciri penampilan fisikku,  memiliki tinggi badan 175 cm dan berat badan 67 kg. Dengan begitu, fisikku termasuk proporsional. Ya, boleh dikata aku tidak gemuk, tapi  juga tidak kurus.

Oleh taman-temanku semasa SMA dan saat kuliah S1, sering mengatakan aku cakep. Tapi aku tidak memanfaatkan penampilan fisikku ini, untuk gonta-ganti pacar.

Aku mulai tertarik dengan kaum perempuan sejak duduk di bangku kelas tiga SMA. Aku pun berpacaran dengan Cindy, teman satu sekolah di SMA. Kami sama-sama  menjalani cinta pertama, karena belum pernah berpacaran sebelumnya.

Hubunganku dengan Cindy terus berlanjut, hingga kami  berstatus mahasiswa S1 di Perguruan Tinggi yang berbeda.

Tapi akhirnya hubungan kami kandas, setelah empat tahun berpacaran. Cindy memilih lelaki lain yang dijodohkan oleh orang tuanya. Ada perasaan kecewa berat saat itu, tapi lambat laun sirna.

Banyak kenangan manis yang terjadi di antara kami. Termasuk kenangan yang seharusnya tidak boleh kami lakukan  jika masih berpacaran.

Ya, aku dan Cindy sudah melakukan hubungan layaknya pasangan suami-istri. Bahkan kami ketagihan  melakukannya jika ada kesempatan, dengan dasar cinta. Dengan dasar suka sama suka, bukan paksaan.  Tapi tak membuat Cindy hamil. Itu karena setiap kali kami berhubungan intim, aku selalu memakai kondom.

Sejak putus cinta dengan Cindy, sampai saat ini aku belum membuka hati pada perempuan lain. Tapi  bukan patah hati, sehingga tidak mau berpacaran lagi. Aku memilih fokus untuk kuliah. Itulah sebabnya aku termasuk mahasiswa berprestasi.

Setelah menyandang  gelar Sarjana Ekonomi, aku sebenarnya ingin segera bekerja. Tapi karena ada tawaran  beasiswa dari pihak pemerintah untuk melanjutkan studi S2, niat untuk bekerja itu aku urungkan.

Aku mendapat beasiswa karena memenuhi kriteria IPK di atas 3,5 saat kuliah S1.  Kriteria lain,  ekonomi keluargaku terbilang  hanya berpenghasilan pas-pasan. Papa hanya seorang petani, sedangkan mama usaha kecil-kecilan kategori  industri rumah tangga, memproduksi keripik pisang.

Kos-kosan baru yang aku tempati ini  nyaman dan tidak terlalu berisik, karena letaknya masuk di gang kecil  sehingga bunyi bising dari kendaraan bermotor hampir tidak terdengar.

Bangunan kos-kosan terdiri dua lantai dan kebanyakan  yang kos adalah mahasiswa. Di samping juga ada yang pekerja kantoran.

Kami penghuni kos  ini, gabungan laki-laki dan perempuan, dan aku menempati kamar yang berada di lantai dua.  Kamarku dilengkapi AC dan televisi  berukuran kecil.

Umumnya kami memiliki kendaraan sepeda motor, termasuk aku. Tapi aku menggunakan sepeda motor jika akan bepergian agak jauh. Kalau ke kampus hanya berjalan kaki.

Berjalannya waktu, ada ketambahan penghuni baru di kos-kosan. Dia hanya bersebelahan dengan kamarku. Dia gadis berparas cantik, berkulit putih, dengan rambut sebatas punggung. Postur tubuhnya kelihatan sangat  proporsional. Dia berumur 23 tahun, sama dengan umurku.

Secara tak sengaja di pagi hari aku berpapasan dengannya, di lorong lantai dua, tepatnya di depan kamarku. Kala itu, aku sedang menerima telepon dari teman kuliahku Arya, yang menanyakan jam berapa mata kuliah pertama hari ini.

Hai, met pagi. 

Gadis itu menyapaku sambil menebar senyuman menawan.

Refleks percakapanku  dengan Arya terhenti. Aku  sempat menatap wajahnya. Sempat juga menatap bola matanya yang begitu indah.

Dia membalas  menatapku dengan

Menikmati pratinjau?
Halaman 1 dari 1